Sekolah Difabel dengan Bayaran Hasil Bumi

sekolah ini dibangun dengan menggunakan biaya pribadi dan bayaran orangtua siswa dengan jumlah sukarela.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Nov 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 17:45 WIB
Siswa SD
Seorang siswa mencari lokasi calon ibu kota baru pada peta saat kegiatan belajar bertema wawasan Nusantara di SDN Menteng 02, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Kegiatan belajar wawasan Nusantara itu memberitahukan lokasi pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur.(merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah rumah sederhana di Magelang, Jawa Tengah disulap menjadi sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sekolah itu dinamai TK LB Mutiara Hati Borobudur.

Menurut Sri, salah satu pendiri sekolah, sejauh ini siswa sekolah tersebut berjumlah 43 orang dengan berbagai kategori kebutuhan khusus. Sementara jumlah gurunya ada delapan orang dengan satu pendamping khusus.

Sri menambahkan, sekolah ini dibangun dengan menggunakan biaya pribadi dan bayaran orangtua siswa dengan jumlah suka rela. “Ada juga yang bayar pakai hasil bumi, kalau bisa dijual ya kita jual lagi. Kalau tidak, ya dimakan saja,” ujar Sri.

Dalam laman Facebook Mutiara Bunda Magelang, salah satu unggahan video menampilkan seorang siswa berkebutuhan khusus dan ibunya tengah berjalan menuju sekolah. Keterangan video menyebutkan, ada siswa yang harus menempuh jarak kurang lebih 15 kilometer untuk sampai ke sekolah. Siswa itu bahkan harus berangkat dari rumah pukul 05.00 WIB.

Salah satu orangtua siswa bernama Nur Arifah mengaku terbantu dengan adanya sekolah ini. Anaknya menyandang down syndrome dan sudah bersekolah di sana selama dua tahun.

Menurut Nur, kini dia dapat melihat perkembangan pada anaknya. “Sekarang kalau ditanya suka nyahut,” kata Nur.

 

Belum Ada Bantuan Pemerintah

Sri mengatakan, sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah. Ia mengandalkan pendapatan pribadi sebagai terapis dan sumbangan sukarela dari masyarakat untuk menutup biaya operasional sekolah. Ia berharap adanya bantuan untuk mengembangkan sekolah.

“Ya kalau bukan dalam bentuk uang, kita mengharapkan bantuan dalam bentuk alat-alat terapi. Sejauh ini alat-alat yang kami miliki masih sederhana,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya