Ketulusan Cinta Pasangan Penderita Polio dan Penyandang Dwarfisme

Cinta tak pandang keterbatasan, hal inilah yang terlihat dari pasangan penyandang disabilitas polio dan dwarfisme asal Korea Selatan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Des 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2019, 09:00 WIB
Hun dan suami
foto: SBS 'What On Earth'

Liputan6.com, Jakarta Cinta tak memandang keterbatasan, hal inilah yang terlihat dari pasangan penyandang disabilitas dwarfisme dan polio asal Korea Selatan. Wanita yang akrab disapa Hun ini lahir dengan dwarfisme yang membuat tubuhnya kerdil. Suaminya pun mengalami polio dan mengharuskannya menggunakan kursi roda sejak kecil.

Keadaan tersebut sama-sekali tidak membuat keduanya bersedih. Seperti tampak dalam tayangan video SBS ‘What On Earth’, keduanya hidup sederhana di sebuah desa dengan bahagia. 

Pertemuan mereka berawal ketika sama-sama tergabung dalam asosiasi penyandang disabilitas. Kala itu, usia Hun 25 tahun dan suaminya 34 tahun. Mereka berbagi mimpi untuk hidup bahagia bersama, saling melengkapi.

"Dia bisa membantuku dengan hal-hal yang tak bisa kulakukan. Dan aku bisa melakukan seballiknya," ujar suami Hun. 

Setelah menikah, suami Hun mulai membuat berbagai perlengkapan rumah berukuran kecil, disesuaikan dengan tinggi tubuh Hun. 

"Aku benar-benar memerlukannya dalam hidupku. Dia selalu mempertimbangkanku dan peduli padaku," Hun menjelaskan alasannya mau menikah dengan sang suami. 

Bagi banyak orang, pasangan difabel ini mungkin tampak aneh. Tapi keduanya bertekad menjalani hidup bersama serta menghadapi berbagai tantangan yang menghadang.

 

Membuat Gazebo untuk Menikmati Hidup

pernikahan hun dan suami
foto: SBS 'What On Earth'

Di tengah keterbatasannya, suami Hun memiliki keahlian di bidang reparasi dan modifikasi barang-barang. Ia juga membuatkan alat kebugaran khusus untuk Hun dengan ukuran yang disesuaikan dengan tinggi tubuh Hun. Keahliannya tak sampai di sana, ia juga mampu membuat sebuah gazebo di halaman rumah mereka yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat seperti rumah makan pribadi.

Pembuatan gazebo tentunya tidak mudah bagi suami Hun dengan keadaan kaki yang tidak bisa digerakkan. Ia mensiasatinya dengan menggunakan meja-meja yang dapat dinaiki untuk memaku bebrapa bagian kerangka gazebo. Di gazebo itu mereka biasa makan-makan bersama dan saling menyuapi. Gazebo itu dilengkapi dengan meja panggang, dapur, lampu, kipas angin, sofa, dan tempat mencuci.

Untuk berkeliling desa, suami Hun juga berjasa dalam memodifikasi ulang sepeda Hun agar sesuai dengan ukuran tubuhnya. Sementara, suami hun menggunakan kursi roda di samping Hun.

Suka Musik

Hun ingin orang-orang berpikir bahwa mereka berdua mampu seperti orang-orang pada umumnya. Keduanya juga memiliki keahlian dalam bidang musik. Suami Hun mahir memainkan keyboard, sementara Hun bernyanyi dan menari. 

Keduanya kerap tampil menghibur banyak orang. Mereka ingin membagikan kebahagiaan melalui hal yang mereka bisa, musik.

Kisah mereka sudah ditonton sebanyak 432.400 kali dengan 5.400 suka dan 277 komentar dari warga net. Seorang warganet Jessica X berkomentar, “Ini adalah hal paling tulus yang pernah kutonton."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya