Kisah Suami Setia Rawat Istri dengan Gangguan Lou Gehrig

Seorang pria asal Korea Selatan mengabdikan hidupnya untuk merawat sang istri yang mengalami gangguan Lou Gehrig. Gangguan yang disebut juga amyotropic lateral sclerosis ini adalah salah satu penyebab disabilitas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Jan 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 14:00 WIB
Penyakit Lou Gehrig
Penyakit Lou Gehrig

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria asal Korea Selatan mengabdikan hidupnya untuk merawat sang istri yang mengalami gangguan Lou Gehrig. Gangguan yang disebut juga amyotropic lateral sclerosis ini adalah salah satu penyebab disabilitas fisik.

Amyotrophic lateral sclerosis merupakan kondisi yang terjadi saat sistem saraf dan sel-sel tertentu di dalam otak dan sumsum tulang mati secara perlahan. Akibatnya sel yang bertugas mengirimkan pesan dari otak dan sumsum tulang menuju otot terganggu.

Seperti tampak dalam tayangan SBS What on Earth, pria bertubuh gempal ini melakukan banyak hal demi merawat istrinya. Awalnya, sang istri hidup dengan normal dan ceria sampai satu ketika perlahan pergerakannya semakin terbatas.

Kini, sang istri hanya bisa terbaring di kasur dan melakukan komunikasi dengan sedikit kedipan mata saja.

"Saya berjanji kepadanya bahwa saya akan membuatnya bahagia, dia menjalani keidupan yang sulit karena saya,” ujar sang suami.

Menciptakan Berbagai Alat Demi Sang Istri

Suami Rawat Istri dengan Lou Gehrig
(Foto: tangkapan layar SBS What on Earth)

Pada usia 45 tahun, rasa putus asa sempat menghampiri. Namun, pria ini bertekad untuk berhenti menangis setiap hari dan mulai melakukan hal-hal berguna demi sang istri.

Ia berhasil membuat alat komunikasi berupa pager atau telegram khusus yang dapat berdering ketika sang istri membutuhkan bantuan. Awalnya, pager ini didesain dengan tombol yang dapat ditekan sang istri. Namun, keadaannya semakin lemah dan bahkan tidak mampu menekan tombol.

Pager pun diatur untuk mendeteksi gerakan dagu. Namun, tiga tahun kemudian dagu sang istri ikut lumpuh. Sang suami tidak menyerah, ia mengatur lagi pager agar bisa menerima gerakan otot sekecil apa pun.

“Saya ingin berada di sisinya selama 24 jam. Namun, kadang saya juga harus pergi ke toilet atau meninggalkannya sebentar,” ujarnya.

Selain itu, mantan supir truk ini juga menyediakan monitor deteksi jantung. Ketika detak jantung istrinya naik secara otomatis monitor itu akan berdering. Hal lainnya, adalah bantal dan kasur pompa udara otomatis yang bisa dinaik turunkan serta dicondongkan ke kanan dan ke kiri. Tempat tidur dilengkapi selang penampung urin sehingga badan sang istri  tidak usah dipindah ke toilet.

"Saya akan terus menciptakan hal-hal yang dapat membuatnya nyaman, itulah satu-satunya hal yang saya pikirkan saat ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya