Stephanie Handojo, Bukti Nyata Semboyan Disabilitas Tanpa Batas

Disabilitas tidak membatasi seseorang untuk mengukir prestasi. Hal ini dibuktikan oleh banyak penyandang disabilitas salah satunya Stephanie Handojo.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Des 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 16:00 WIB
Stephanie Handojo Atlet Down Syndrome
Stephanie Handojo Atlet Down Syndrome. Foto: Tangkapan Layar Instagram @handojostephanie.

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas tidak membatasi seseorang untuk mengukir prestasi. Seperti salah satu penyandang disabilitas,Stephanie Handojo yang berhasil menjadi Duta Internasional Global Messenger dari Special Olympics International. Prestasinya, di bidang olahraga dan musik sangat gemilang dibuktikan dengan perolehan medali emas dan rekor muri.

Pada 2009, gadis yang akrab disapa Fani ini berhasil meraih rekor muri sebagai anak down syndrome yang mampu memainkan 22 lagu non stop dengan piano.

“Di cabang renang, Fani memperoleh satu medali emas di World Summer Game Athena tahun 2011,” ujar Fani dalam webinar Konekin, (24/10/2020).

Tak hanya itu, Fani juga sempat menjadi pembawa obor olimpiade London pada 2012 yang dipilih oleh UNICEF melalui program International Inspiration.

Ia pun diangkat menjadi Duta Internasional Global Messenger dari Special Olympics International pada 2015 hingga 2019. Penobatan tersebut dilakukan di Los Angeles, Amerika Serikat.

“Fani salah satu dari 12 anak yang dipilih dari 180 negara oleh Special Olympic International sebagai pembawa pesan inklusi dan respect bagi wara disabilitas di seluruh dunia.”

Simak Video Berikut Ini:

Prestasi Lainnya

Hingga kini, Fani dikenal sebagai atlet renang down syndrome yang berhasil mendobrak stigma negatif terkait anak-anak disabilitas.

Keahlian berenangnya telah terlihat sejak dini. Sang ibu, Maria Yustina (53), melihat anaknya gemar bermain air seperti memasukan air ke dalam botol. Dari sana, ide untuk melatih Fani berenang pun timbul.

Dalam melatih renang, Maria tidak sendiri, ia mencari pelatih renang yang dapat melatih anaknya dengan baik. Sejak usia 8, Fani sudah mulai berlatih renang dengan serius.

Terjun ke dunia olahraga renang tidak mudah, salah satu kendala yang sempat membuat Fani berhenti berenang adalah insiden tenggelam yang sempat dialaminya.

Selang tiga tahun, ia kembali ke dunia renang dan berhasil meraih berbagai prestasi.

Selain berhasil meraih prestasi di cabang olahraga renang, gadis berkulit putih ini juga berhasil meraih medali emas dan perak di cabang olahraga boling.

Tak tanggung-tanggung, prestasi tersebut diraihnya dalam sebuah pesta olahraga Asia yang diselenggarakan di Manila, Filipina.

Tak berhenti di prestasi bidang musik dan olahraga, anak pertama dari tiga bersaudara yang sekarang berusia 28 tahun tersebut kini memulai usaha laundry di Kelapa Gading, Jakarta.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya