Liputan6.com, Jakarta Yusiana (51) tak pernah mengira bahwa anaknya, Ivan Anas Iswahyudi akan menjadi seorang penyandang autisme.
Ibu asal Sidoarjo, Jawa Timur ini berkisah, saat lahir hingga umur 6 bulan sang anak terlihat baik-baik saja. Bahkan, di umur 6 bulan putranya itu sudah bisa belajar jalan dan bicara satu dua patah kata.
Tak ada sedikit pun kecurigaan terkait disabilitas, karena kelahiran Ivan pada 19 April 1997 pun berjalan normal. Namun, pada bulan keenam, keadaan Ivan tiba-tiba berubah.
Advertisement
Baca Juga
“Bulan ke-6 tersebut awal Ivan mengalami kejang di atas Ferry Penyeberangan Surabaya-Madura saat kapal sudah mau sandar di dermaga Ujung-Surabaya,” kata Yusiana dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (18/8/2021).
Dikira Sawan
Saat kejang, Yusiana tak berpikir bahwa ini akan memicu autisme. Ia hanya mendengar pendapat dari orang awam lainnya bahwa Ivan kena Sawan.
Perkiraan keliru ini membuat proses pengobatan awal menjadi tidak tepat dan akhirnya hanya mengandalkan pengobatan alternatif.
Sejak saat itu hingga usia 2, banyak hal yang dialami Ivan, diawali gejala muntah-muntah. Keadaan tersebut membuat Yusiana bergegas ke rumah sakit dan dokter mengatakan bahwa ivan mengalami dehidrasi.
“Saat itu saya belum tahu sakit yang diderita Ivan dan sejak itu secara perlahan ia mengalami kelumpuhan, tidak bisa bangun, duduk, atau berdiri, kemampuan sebelumnya seperti bicara pun hilang total.”
Advertisement
Menjalani Berbagai Terapi
Mulai usia 2, Ivan berobat di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan menjalani berbagai macam terapi.
Pada usia 4, ia sudah mulai ikut pendidikan dan terapi di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Surabaya. Sementara, proses pengobatan masih berjalan di RSUD dr.Soetomo.
Setelah beberapa tahun melakukan pengobatan dan dilakukan berbagai macam tes seperti CT Scan, EEG, ECG, tontgen dan lain-lain, dokter pun menyatakan ada kelainan pada Ivan.
Ivan didiagnosis autisme dan hiperaktif. Kini di usia 24, ia tercatat sebagai siswa kelas XI SMA-LB Negeri Gedangan. Dua tahun terakhir, Ivan bergabung dengan Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI).
“Selama gabung dengan yayasan itu, Ivan banyak sekali pengalaman yang didapat dan talentanya di bidang melukis abstrak mulai tampak.”
“Keinginan Ivan yang belum terwujud, Ivan belajar lukis sama guru yang ahli melukis abstrak yang bisa menerima dan membimbing Ivan dengan sabar,” tutup Yusiana.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement