Menilik Penyebab Tinnitus pada Ibu Hamil

Tinnitus atau telinga berdengung dapat terjadi pada siapa saja termasuk ibu hamil.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Sep 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 13:00 WIB
Menilik Penyebab Tinnitus pada Ibu Hamil
Ilustrasi Menilik Penyebab Tinnitus pada Ibu Hamil Credit: pexels.com/Karolina

Liputan6.com, Jakarta Tinnitus atau telinga berdengung dapat terjadi pada siapa saja termasuk ibu hamil.

Menurut penulis konten dari Ruang Mendengar, dr. Witha Novialy, tinnitus memengaruhi 1 dari 3 wanita hamil.

“Meskipun seringkali tinnitus enggak berbahaya, tapi itu bisa menjadi tanda penting adanya suatu masalah lain yang mendasar loh,” kata Witha mengutip Instagram @ruangmendengar, Selasa (28/9/2021).

Ia menambahkan, telinga berdengung pada ibu hamil bisa jadi disebabkan oleh beberapa penyebab medis termasuk:

-Tekanan darah tinggi.

-Migrain atau sakit kepala.

-Anemia atau kurang sel darah merah.

-Infeksi telinga atau sinus.

-Stres.

-Kurang tidur.

-Penyumbatan kotoran telinga.

Suara yang Didengar saat Mengalami Tinnitus

Tinnitus dapat terdengar seperti berbagai macam nada yang mengganggu, termasuk dering, dengung, desis, yang dapat terjadi secara terus menerus maupun putus-putus.

Kebanyakan tinnitus dapat terdengar seperti suara serangga misalnya suara jangkrik, suara mesin yang berjalan, suara gerinda, desis angin, desis teko, dan suara lampu neon.

“Nah jika sedang hamil dan mengalami telinga berdenging konsultasikan pada dokter ya, supaya penyakit yang mendasari atau yang lebih serius yang menyebabkan telinga berdenging dapat diatasi segera.”

Tentang Tinnitus Sebagai Gangguan Pendengaran

Menurut asisten profesor kedokteran di Universitas Columbia, Minesh Khatri, MD, tinnitus sering dikaitkan dengan gangguan pendengaran. Padahal, hal itu tidak menyebabkan gangguan pendengaran dan gangguan pendengaran juga tidak menyebabkan tinnitus.

Beberapa orang dengan tinnitus tidak mengalami kesulitan mendengar. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan menjadi sangat sensitif terhadap suara (hiperakusis) sehingga mereka harus mengambil langkah untuk meredam atau menutupi suara dari luar.

“Tinnitus adalah sensasi mendengar dering, dengung, desis, kicau, siulan, atau suara lainnya. Kebisingan dapat terdengar putus-putus atau terus menerus, tingkat kenyaringannya pun bervariasi,” menurut ulasan Minesh di webmd.com dikutip Sabtu (25/9/2021).

Kondisi ini biasanya menjadi lebih buruk ketika suasana hening, seseorang dapat mendengar dengung dengan jelas di malam hari ketika mencoba tidur di ruangan yang tenang.

Tinnitus termasuk kondisi yang umum dan terjadi pada sekitar 50 juta orang dewasa di Amerika Serikat (AS). Bagi kebanyakan orang, kondisi ini hanyalah gangguan.

Namun, dalam kasus yang parah, tinnitus dapat menyebabkan orang mengalami kesulitan berkonsentrasi dan tidur. Ini pada akhirnya dapat mengganggu pekerjaan dan hubungan pribadi, yang mengakibatkan tekanan psikologis, pungkasnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya