Liputan6.com, Jakarta Microphthalmia adalah perkembangan organ mata yang tidak sempurna. Menurut salah satu penyandangnya, Adinda Tri Wardhani, kondisi ini membuat mata kanannya tidak berkembang.
Bahkan, pada 2017, kondisi tersebut membuat mata kanannya mengkerut dan menutup kelenjar air mata.
“Jadi sejak 2017 air mataku di yang kanan enggak ada, harus aku lembabkan dengan tetes mata setengah jam sekali atau sejam sekali. Kalau aku nangis pun tidak keluar air mata, jadi akan kering sekali,” kata Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com melalui sambungan telepon belum lama ini.
Advertisement
Microphthalmia juga membuat wanita yang akrab disapa Dinda menjadi pengguna mata protesa atau mata buatan sejak usia 5. Selain memiliki fungsi estetik untuk meningkatkan percaya diri, mata potesa juga berguna untuk mencegah jaringan mata kanannya mengkerut.
“Kalau soal pembersihannya sih seperti lensa kontak, pagi dibersihkan, malam dibersihkan, tapi dipakai terus karena kalau dilepas nanti jaringannya mengkerut. Jadi mata protesa itu sebisa mungkin membantu menahan supaya rongga mata tidak mengkerut terlalu cepat.”
Simak Video Berikut Ini
Tips Menggunakan Mata Protesa
Dinda juga memberikan tips menggunakan mata protesa yang baik dan benar. Menurutnya, yang paling penting adalah menjaga kebersihan.
“Yang penting sih jaga kebersihan aja, aku enggak pernah punya kuku panjang karena itu pasti akan transfer bakteri lebih cepat kan.”
Selain menjaga kebersihan, cara lain untuk melindungi mata protesa adalah dengan penggunaan kacamata. Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah debu masuk ke mata.
“Walau tidak ada minus di mata kiri, aku harus pakai kacamata supaya debu-debu enggak masuk. Soalnya, kalau debu masuk kemudian menjadi kotoran mata, lama-lama ada jaringan tumbuh menyelimuti kotoran tersebut terus nanti menjadi tumor.”
Advertisement
Mata Protesa Dijual Daring
Ibu dua anak juga menanggapi terkait mata protesa yang dijual secara daring. Menurutnya, ia tidak mengetahui hal tersebut karena seharusnya mata protesa dibuat secara khusus.
“Aku malah enggak pernah tahu, serius ada? Karena itu kan harus dicetak kaya kita bikin gigi palsu aja, dicetaknya dua minggu, custom sama rongga, beda-beda kan rongga (mata) orang.”
“Jadi prosesnya sebenarnya enggak mudah, supaya bagus hasilnya,” kata Dinda.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement