Viral, Pria Difabel di China Merawat Ayahnya yang Terkena Stroke

Meski kemampuan fisiknya terbatas, Zhang Xiaodong bisa merawat ayahnya yang terkena stroke beberapa tahun lalu.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Feb 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi anak merawat ayah disabilitas
Ilustrasi anak merawat ayah disabilitas. Photo by Zhuo Cheng you on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Meski memiliki disabilitas, Zhang Xiaodong bisa merawat ayahnya yang terkena stroke beberapa tahun lalu.

Dilansir dari scmp, Zhang Xiaodong, seorang pria 36 tahun dengan diagnosis ankylosing spondylitis sempat ramai dibicarakan netizen setelah berbagi video kehidupan sehari-harinya merawat sang ayah yang kena stroke di platform media sosial. Dengan membagikan kesehariannya, ia berharap mendapat bantuan dana untuk membayar operasi sendi yang dapat membantunya berjalan lagi.

Cinta anak ini untuk sang ayah tidak ada batasnya, tampak dari video keseharian yang ia bagikan di media sosial. Meksipun Zhang Xiaodong hanya bisa menggerakkan lengan dan tangannya, ia masih merawat ayahnya yang menderita stroke.

Ia bisa mengangkat dirinya sendiri untuk menaiki kursi roda dengan tangannya, untuk berbelanja, untuk menolong ayahnya membasuh wajahnya, serta untuk menyiapkan makan sehari-hari.

 


Kondisi Xiaodong

Xiaodong didiagnosis dengan ankylosing spondylitis di tahun 2008 dan dalam 3 bulan kondisinya memburuk. Kini ia hanya bisa menggerakkan tangan dan lengannya.

Sanak saudaranya biasanya mengurusinya dan ayahnya, tapi ia memutuskan untuk pindah pada bulan Maret 2021.

"Sanak saudaraku itu menderita secara ekonomi dan mental karena kondisi kami. Mereka cukup stres dan memiliki waktu yang sulit. Jadi saya ingin melakukan sesuatu untuk meringankan beban mereka. Saya tidak boleh egois," kata Xiaodong, dikutip dari scmp.

Xiaodong mengatakan kalau ia menerima subsidi dari pemerintah sebesar 700 yuan (sekitar 1,5 juta rupiah) per bulannya. Dengan uang itu, ia tidak mampu merekrut seorang caregiver. Maka ia sendiri yang melakukan pekerjaan rumah, mandi, bahkan ia mencukur rambutnya sendiri.

Meskipun kehidupannya tidak berjalan mulus, tidak pernah terbersit bagi Xiaodong untuk menyerah. Ia bahkan belum lama ini mengadopsi seekor kucing dan menamainya 'sweet rice ball'. Ia ingin membawa kehidupan ke dalam keluarganya.

"Mudah bagi saya untuk menyerah pada diri sendiri, tapi saya punya ayah. Meskipun saya tidak memberinya perawatan yang terbaik, jika saya pergi, hidup ayaku pun tidak akan membaik, bahkan hanya akan memburuk. Saya benar benar tidak bisa meninggalkannya sendirian. Saya harus mengambil tanggung jawab dan terus mencoba," kata Xiaodong.

Ia mulai membagikan video kesehariannya di sosial media pada tahun 2021 agar memperoleh uang untuk membayar biaya operasi memperbaiki sendinya. Sejak saat itu, banyak relawan yang datang berkunjung. Bahkan seorang dokter juga mengundangnya untuk melakukan pemeriksaan untuk melihat jika operasi memungkinkan.

"Saya sangat ingin mendapat operasi sendi agar saya bisa berdiri lagi dan mengurus ayah, bibi, dan pamanku. Mereka semakin menua, tapi tidak punya anak yang bisa mengurus mereka. Mereka telah merawat kami bertahun-tahun. Hanya ini tujuan saya untuk saat ini dan saya berusaha untuk meraihnya," jelas Xiaodong.

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya