Baru Bisa Dilihat Setelah Lahir, Begini Ciri-Ciri Fisik Bayi dengan Down Syndrome

Down syndrome adalah kelainan yang terjadi pada kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Mar 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 10:00 WIB
Down Syndrome
Ilustrasi Down Syndrome Credit: pexels.com/Caleb

Liputan6.com, Jakarta Down syndrome adalah kelainan yang terjadi pada kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual.

Menurut dokter spesialis anak di Rumah Sakit EMC Pekayon, Ajeng Indriastari, ciri-ciri down syndrome baru dapat diketahui ketika bayi sudah lahir.

“Kalau ciri-ciri tentunya baru bisa dilihat setelah anaknya lahir kalau dalam kandungan tentu tidak kelihatan. Tapi kalau mau diskrining waktu lagi hamil bisa dites dari cairan amnion (cairan membran janin),” kata Ajeng dalam Fimela Talks, Rabu (16/3/2022).

Setelah lahir, bayi down syndrome baru bisa didiagnosis dengan jelas. Penyandang down syndrome memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

-Mongoloid face, wajah mirip satu sama lain.

-Ototnya lebih lemas.

-Mata sipit, tidak ada lipatan mata.

-Hidung cenderung pesek.

-Sendi-sendi lebih elastis.

-Letak telinga lebih rendah.

-Terkadang ada penonjolan di tali pusat.

-Jarak jari kaki agak jauh.

-Garis tangan dan kaki tersambung dalam satu garis lurus.

Simak Video Berikut Ini

Periksa Masalah Lainnya

Ajeng menambahkan, jika anak sudah didiagnosis down syndrome, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu anak memiliki masalah apa.

“Kita skrining kelainan-kelainannya apa aja misalnya kelainan jantung bawaan, 40 sampai 60 persen anak down syndrome itu ada kelainan jantung bawaan.”

Selain kelainan jantung bawaan, anak down syndrome juga bisa memiliki masalah pendengaran, mata juling, mata bergerak-gerak, masalah telinga hidung tenggorok seperti tidur mendengkur, penyakit kelainan darah seperti leukemia akut yang biasanya terdeteksi di bawah usia 3.

“Jadi begitu bayi lahir sebelum menentukan terapi, kita lihat dulu ada kelainan-kelainan enggak.”

Terapi Tantrum

Ajeng menambahkan, anak down syndrome bisa saja mengalami tantrum di mana pun dan kapan pun. Guna meminimalisasi tantrum, maka perlu diketahui dulu apa yang membuat anak tantrum.

“Kita harus tahu dulu kenapa terjadi tantrum, tantrum itu kan cara mengekspresikan pikiran dengan berguling-guling atau ngamuk. Anak down syndrome memiliki retardasi mental yang membuat mereka tidak tahu cara mengekspresikan keinginan sehingga terjadilah tantrum.”

Saat anak tantrum, orangtua tidak boleh panik, lanjutnya. Orangtua harus menenangkan anak, sabar, peluk, damping, cari tahu kenapa dia tantrum apa ada sesuatu yang membuat anak tidak nyaman. Bisa saja anak sedang merasa lapar, bosan, atau hal lainnya.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya