Mengenal Ulkus Dekubitus, Luka Akibat Tekanan yang Rentan Dialami Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas terutama pengguna kursi roda atau yang memiliki hambatan mobilitas rentan terkena luka baring atau ulkus dekubitus.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Apr 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi penyandang disabilitas pengguna kursi roda rentan alami ulkus dekubitus atau luka baring
Ilustrasi penyandang disabilitas pengguna kursi roda rentan alami ulkus dekubitus atau luka baring. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas terutama pengguna kursi roda atau yang memiliki hambatan mobilitas rentan terkena luka baring atau ulkus dekubitus.

Ulkus dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit. Luka baring paling sering berkembang pada kulit yang menutupi area tulang tubuh, seperti tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan tulang ekor.

Orang yang paling berisiko mengalami luka baring memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi atau menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau kursi.

Ulkus dekubitusdapat berkembang selama berjam-jam atau berhari-hari. Kebanyakan luka sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya. Namun, pasien dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah luka baring dan membantu menyembuhkannya.

Melansir tulisan yang diedit oleh dokter keluarga Sandhya Pruthi, M.D. di Mayo Clinic, gejala atau tanda-tanda peringatan luka baring atau disebut pula borok tekanan adalah:

-Perubahan warna atau tekstur kulit yang tidak biasa

-Pembengkakan

-Pengeringan seperti nanah

-Area kulit yang terasa lebih dingin atau lebih hangat saat disentuh daripada area lain

Luka baring menjadi salah satu dari beberapa tahap luka berdasarkan kedalaman, tingkat keparahan dan karakteristik lainnya. Tingkat kerusakan kulit dan jaringan berkisar dari perubahan warna kulit hingga cedera dalam yang melibatkan otot dan tulang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

LokasI Ulkus Dekubitus

Ilustrasi Disabilitas
Ilustrasi penyandang disabilitas pengguna kursi roda rentan alami ulkus dekubitus atau luka baring. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Lokasi ulkus dekubitus bisa beragam bagi masing-masing orang. Untuk orang yang menggunakan kursi roda, luka baring sering terjadi pada kulit di beberapa tempat seperti:

-Tulang ekor atau bokong

-Tulang belikat dan tulang belakang

-Punggung lengan dan kaki yang bersandar pada kursi.

Sedangkan, bagi orang yang banyak berbaring di tempat tidur karena masalah mobilitas, luka baring dapat terjadi pada:

-Bagian belakang atau samping kepala

-Tulang belikat

-Pinggul, punggung bawah atau tulang ekor

-Tumit, pergelangan kaki dan kulit di belakang lutut.

“Jika Anda melihat tanda-tanda peringatan luka baring, ubah posisi Anda untuk mengurangi tekanan pada area tersebut. Jika Anda tidak melihat perbaikan dalam 24 hingga 48 jam, hubungi dokter Anda,” mengutip Mayo Clinic Jumat (22/4/2022).

Dokter juga menyarankan pasien untuk mencari perawatan medis segera jika menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti:

-Demam

-Keluarnya cairan dari luka

-Luka yang berbau tidak sedap

-Perubahan warna kulit

-Hangat atau bengkak di sekitar luka.

Penyebab Ulkus Dekubitus

Ilustrasi penyandang disabilitas
Ilustrasi penyandang disabilitas pengguna kursi roda rentan alami ulkus dekubitus atau luka baring. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan pada kulit yang membatasi aliran darah ke kulit. Gerakan terbatas dapat membuat kulit rentan terhadap kerusakan dan menyebabkan perkembangan luka baring.

Faktor utama penyebab luka baring adalah:

-Tekanan

Tekanan konstan pada bagian tubuh mana pun dapat mengurangi aliran darah ke jaringan. Aliran darah sangat penting untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi lain ke jaringan. Tanpa nutrisi penting ini, kulit dan jaringan di sekitarnya akan rusak dan akhirnya bisa mati.

Untuk orang dengan mobilitas terbatas, tekanan semacam ini cenderung terjadi di area yang tidak dilapisi dengan baik oleh otot atau lemak dan yang terletak di atas tulang, seperti tulang belakang, tulang ekor, tulang belikat, pinggul, tumit, dan siku.

-Gesekan

Gesekan terjadi ketika kulit bergesekan dengan pakaian atau tempat tidur. Itu bisa membuat kulit yang rapuh lebih rentan cedera, apalagi jika kulitnya juga lembap.

Gesekan juga terjadi ketika dua permukaan bergerak dalam arah yang berlawanan. Misalnya, ketika tempat tidur ditinggikan di kepala, pasien bisa meluncur ke bawah di tempat tidur. Saat tulang ekor bergerak ke bawah, kulit di atas tulang mungkin tetap di tempatnya atau pada dasarnya menarik ke arah yang berlawanan.

Pencegahan Ulkus Dekubitus

ilustrasi penyandang disabilitas
Ilustrasi penyandang disabilitas pengguna kursi roda rentan alami ulkus dekubitus atau luka baring

Pencegahan ulkus dekubitus dapat dilakukan dengan sering mengubah posisi duduk atau berbaring untuk menghindari tekanan pada kulit.

Strategi lain termasuk merawat kulit dengan baik, menjaga nutrisi dan asupan cairan yang baik, berhenti merokok, mengelola stres, dan berolahraga setiap hari.

Saat mengubah posisi, perlu diperhatikan pula agar kulit tidak terluka akibat gesekan. Berikut rekomendasi terkait reposisi di tempat tidur atau kursi:

-Sering-seringlah menggeser badan. Mintalah bantuan untuk mengubah posisi sekitar satu jam sekali.

-Angkat tubuh, jika memungkinkan. Jika memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang cukup, lakukan push-up kursi roda — angkat tubuh dari kursi dengan mendorong lengan kursi.

-Gunakan kursi roda khusus. Beberapa kursi roda memungkinkan penggunanya untuk memiringkan badan yang dapat mengurangi tekanan.

-Pilih bantal atau kasur yang mengurangi tekanan. Gunakan bantal atau kasur khusus untuk meredakan tekanan dan membantu memastikan posisi tubuh dalam keadaan baik. Jangan gunakan bantalan donat, karena dapat memfokuskan tekanan pada jaringan di sekitarnya.

-Sesuaikan ketinggian tempat tidur. Jika tempat tidur dapat ditinggikan di kepala, angkat tidak lebih dari 30 derajat. Ini membantu mencegah tubuh bergeser dan menimbulkan gesekan pada kulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya