Ketika Petenis Dunia Novak Djokovic Kunjungi Pusat Autisme di Kazakhstan

Dua bintang top turnamen tenis ATP500 Carlos Alcaraz dan Novak Djokovic memutuskan mengunjungi pusat Autisme di Astana, Kazakhstan

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2022, 10:00 WIB
Foto: Aksi Novak Djokovic di Hari Pertama Wimbledon 2022, Singkirkan Wakil Korea Selatan Kwon Soon-woo
Petenis asal Serbia, Novak Djokovic sukses memetik kemenangan pada laga perdananya di turnamen tenis Wimbledon 2022 saat menghadapi petenis asal Korea Selatan, Kwon Soon-woo, Senin (27/06/2022) waktu setempat. (AFP/Adrian Dennis)

Liputan6.com, Jakarta Dua bintang top turnamen tenis ATP500 Carlos Alcaraz dan Novak Djokovic memutuskan mengunjungi pusat Autisme di Astana, Kazakhstan, Senin lalu.

Dilansir dari ATPTour, pasangan itu mengunjungi anak-anak penyandang autisme di ibu kota Kazakhstan, itu sehari setelah sesama bintang ATP Daniil Medvedev dan Felix Auger-Aliassime mampir. Mereka memberikan hadiah kepada anak-anak di 'Asyl Miras' dan pada gilirannya menerima satu atau dua hadiah dari mereka sendiri, termasuk lukisan dari anak-anak.

“Mereka memberi hadiah juga jadi saya tersenyum ketika mereka memberikannya kepada saya,” kata Alcaraz, yang duduk di puncak Peringkat ATP Pepperstone setelah memenangkan kejuaraan tenis di US Open bulan lalu. “Saya sangat senang melakukan ini, melihat anak-anak bahagia. Itulah yang paling penting."

Djokovic sendiri juga telah lama memiliki yayasannya sendiri-- Yayasan Novak Djokovic, namanya. Ia memfokuskan yayasan pada pendidikan anak usia dini dan pengembangan anak usia dini.

Pemenang Grand Slam 21 kali itu diketahui memang ramah pada penyandang disabilitas terutama autisme. Ia pernah mengirim pesan kepada penggemar autisme muda yang tinggal di Makedonia.

Medvedev juga mengaku mengumpulkan energi di lapangan berkat anak-anak tersebut.

“Tempatnya sangat bagus,” kata Medvedev.

“Mereka membantu anak-anak, mereka membantu orang tua, yang menurut saya juga sangat penting dan sangat menyenangkan melihat semua anak ini," ujarnya.

“Mereka semua senang ketika kami memberi mereka hadiah. Mereka juga memberikan energi yang bagus, memberi Anda suasana hati yang baik. Anda juga pasti ingin membantu orang ketika Anda melihat ini.”

 

Perawatan Anak Autisme

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar satu dari 100 anak menyandang autisme.

 

Dilansir dari CDC, perawatan mereka dapat berupa pendidikan, kesehatan, komunitas, atau rumah, atau kombinasi. Sehingga komunikasi satu sama lain dan penyandang ASD dengan keluarga merupakan poin penting untuk memastikan bahwa tujuan dan kemajuan pengobatan memenuhi harapan.

Ketika individu dengan ASD keluar dari sekolah menengah dan tumbuh menjadi dewasa, layanan tambahan dapat membantu meningkatkan kesehatan dan fungsi sehari-hari, serta memfasilitasi keterlibatan sosial dan komunitas. Bagi beberapa orang, dukungan untuk melanjutkan pendidikan, menyelesaikan pelatihan kerja, mencari pekerjaan, dan perumahan serta transportasi yang aman mungkin diperlukan.

Jenis Perawatan

Ada banyak jenis perawatan yang tersedia. Perawatan ini umumnya dapat dipecah ke dalam kategori berikut, meskipun beberapa perawatan melibatkan lebih dari satu pendekatan:

- Perilaku

- Pembangunan

- Pendidikan

- Sosial

-Relasi

- Farmakologis

- Psikologis

- Pelengkap dan Alternatif

Pentingnya Deteksi Dini

Ahli neurologi anak Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) menghimbau orangtua agar segera memeriksakan anak jika terlihat tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan.

“Jika orangtua telah mendeteksi tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan anaknya, orangtua sebaiknya tidak diam saja atau menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya.”

“Karena mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik,” ujar pria yang juga Advisor Tentang Anak dan Founder @AnakkuID dalam keterangan pers.

 

Skrining Awal Autisme

Aplikasi Tentang Anamengembangkan fitur “Skrining Autisme”. Fitur ini berguna bagi orangtua dalam menjawab keresahan mereka tentang keterbatasan fasilitas klinik di Indonesia untuk diagnosis dan terapi autisme.

Dengan fitur yang memungkinkan skrining autisme, orangtua bisa mendeteksi gangguan anak. Jika mendapatkan hasil bahwa anak mengalami gangguan ASD, orangtua dianjurkan mendiagnosis lebih lanjut jenis gangguan tersebut dengan ahlinya.

“Lalu mengobati apa yang bisa diobati, merujuk terapi yang tepat sesuai dengan diagnosis, konseling dan langkah terakhir untuk rujuk konsultasi selanjutnya.”

Infografis Skandal Doping Maria Sharapova
Sang ratu lapangan tenis, Maria Sharapova tersandung kasus doping
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya