Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas termasuk autisme memiliki potensi untuk mengenyam pendidikan tinggi dan mendapatkan pekerjaan.
“Ada banyak studi dan contoh nyata yang menunjukkan bahwa penyandang autisme mampu berprestasi di berbagai bidang peminatan, serta menempuh pendidikan hingga universitas,” kata Hasnita Taslim, Founder & CEO PT. Disabilitas Kerja mengutip keterangan pers, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga
Namun, hal tersebut tak bisa dicapai begitu saja tanpa ada dukungan dan pelatihan dari berbagai pihak.
Advertisement
“Tugas yang menanti kita adalah memberikan mereka dukungan untuk mengasah potensi di bidangnya masing-masing,” tambah Hasnita.
Melihat hal ini, perusahaan teknologi Microsoft Indonesia berkolaborasinya dengan PT. Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia untuk menyelenggarakan rangkaian pelatihan kerja bagi penyandang disabilitas.
Pelatihan dilakukan melalui program Microsoft Enabler. Dalam program ini, ada mentorship kerja bagi penyandang autisme dewasa. Serta workshop bagi 60 penyandang disabilitas bersama PT Sinergi Transformasi Digital.
Adapun workshop tersebut antara lain mengajarkan cara membuat aplikasi dengan mudah, membagikan tips seputar pemanfaatan fitur-fitur aksesibilitas di komputer, dan cara membangun persona perusahaan atau pun pribadi di LinkedIn.
Program ini dilakukan untuk meningkatkan keberagamaan serta nilai inklusif dalam dunia kerja.
“Sebagaimana dunia kita diwarnai dengan keberagaman, diperlukan pula pemikir, kreator, dan inovator yang beragam, untuk dapat menjawab kebutuhan hidup yang berbeda. Kami percaya, keberagaman dan nilai inklusif adalah kunci dari inovasi yang tidak terbatas,” ujar Krishna Worotikan, CFO dan Diversity & Inclusion Lead Microsoft Indonesia.
Ciptakan Lingkungan Kerja Inklusif
Program tersebut adalah inisiatif yang menyatukan organisasi nirlaba, mitra pemberi kerja, dan penyandang disabilitas di Asia Pasifik termasuk Indonesia. Tujuannya, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap orang bisa menunjukkan jati diri mereka di tempat kerja.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Indonesia memiliki 22,5 juta penyandang disabilitas atau sekitar 5 persen dari total penduduk. Namun, pada Januari 2021, dari total 536.094 karyawan di 551 perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas, baru 4.453 di antaranya merupakan penyandang disabilitas.
Hal ini menunjukkan masih diperlukannya dukungan lebih banyak pihak untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi semua. Guna memastikan pergerakan roda ekonomi tidak meninggalkan siapapun.
“Diharapkan ke depannya dapat menjalankan kampanye internal untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan dalam merekrut penyandang disabilitas, melakukan mentoring dan role shadowing, memberikan surat rekomendasi kerja bagi penyandang disabilitas, dan lain sebagainya,” kata Krishna.
Advertisement
Program Mentorship Kerja
Selain program pelatihan kerja, perusahaan ini secara khusus juga membuka program mentorship kerja bagi penyandang autisme dewasa.
Berdasarkan prediksi World Health Organization (WHO), 1 dari 160 anak di dunia menderita gangguan spektrum autisme. Sedangkan, jumlah penyandang gangguan spektrum autisme di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan hingga 500 orang setiap tahunnya.
Banyak dari penyandang autisme dewasa sebetulnya memiliki kemampuan yang diperlukan bisnis. Namun, sekitar 80 persen dari mereka tidak berhasil mendapatkan pekerjaan.
Situasi ini pun memberi dorongan ikut membukakan ruang pengembangan diri bagi penyandang autisme dari aspek profesional kerja.
Melalui program mentorship ini, sejumlah karyawan yang tergabung dalam perusahaan teknologi itu berkomitmen untuk memberikan mentoring bagi penyandang autisme dewasa terpilih. Termasuk di antaranya mengenai proses adaptasi di tempat kerja. Serta pengembangan keterampilan teknis dan non teknis yang disesuaikan dengan minat dan keunggulan dari masing-masing penyandang autisme dewasa. Didukung oleh PT. Disabilitas Kerja sebagai mitra pendamping program, pendaftaran untuk program ini dapat dilakukan melalui ProgramMentoring@microsoft.com.
Pembekalan Keterampilan Teknologi
Program ini juga akan membekali penyandang disabilitas dengan keterampilan teknologi yang dapat mendukung mereka di tempat kerja melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi.
Direktur PT. Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia Widyastama Nugraha mengatakan, pihaknya telah melakukan inisiatif-inisiatif yang mendukung penyandang disabilitas.
“Seperti program internship, dukungan terhadap kemandirian penyandang disabilitas dalam berusaha, dan kontribusi sosial terhadap komunitas penyandang disabilitas,” kata Widyastama dalam keterangan yang sama.
Seiring dengan perkembangan zaman, pihaknya ingin menciptakan perubahan yang berdampak besar terhadap penyandang disabilitas.
“Dan untuk itu, kami harus melakukan kolaborasi antar lembaga dan korporasi. Kami sangat menyambut baik kerja sama dengan Microsoft melalui program Microsoft Enabler. Kami optimis komitmen besar kedua perusahaan akan betul-betul mampu mendekatkan kita pada pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih inklusif.”
Advertisement