Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini sebuah video anak autisme yang kepalanya dihimpit oleh terapis di Depok, Jawa Barat viral di media sosial.
Tindakan terapis di Depok pun mendapat tanggapan dari behavioral therapist Rezky Achyana. Sebagai orang yang biasa menangani anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) termasuk autisme, Rezky menilai tindakan terapis di video tersebut sangat salah.
Baca Juga
“No! ini tuh salah banget,” kata Rezky dalam unggahan Tiktok-nya.
Advertisement
Pria yang aktif menjadi juru bahasa isyarat ini pun menjelaskan soal video tersebut.
“Ini tuh video seorang terapis yang main handphone saat lagi menterapi anak dan anak itu dijepit di kakinya, padahal anak itu udah meronta-ronta, nangis-nangis tapi enggak diapa-apain,” katanya.
Dia mencatat, selama satu menit penuh, terapis di video itu benar-benar tidak melakukan tindakan lain selain menghimpit kepala anak tersebut sambil bermain ponsel.
“What is wrong with him? Mikir lah! Itu orangtua si anak bayar di situ masa enggak dikasih intervensi apapun malah anaknya disiksa.”
Rezky pun memberi masukkan, jika terapis memang sedang lelah atau tidak mood untuk menangani anak tersebut, maka lebih baik minta terapis lain untuk melakukannya.
“Kasih ke terapis lain, ngapain tetap dipegang? Udah dipegang anak tuh ya dikasih intervensi jangan malah main handphone, emang enggak ada waktu lain buat main handphone? Gemes banget gua,” katanya.
Tanggapan Gubernur Jabar
Kasus dugaan kekerasan pada anak ini juga mendapat tanggapan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dia mengunggah foto Kapolres Metro Depok Komisaris Besar Ahmad Fuady yang bertuliskan "Polisi duga ada kekerasan terkait bocah autis dijepit di RS Depok."
Dalam unggahan foto yang dibagikan di Instagram pribadinya, pria yang karib disapa Kang Emil ini mengatakan bahwa kasus ini sudah ditindaklanjuti.
“Kejadian dugaan kekerasan kepada anak penderita autis di Depok ini sudah ditindaklanjuti oleh kepolisian. Semoga ada penjelasan yang jelas dan terang benderang, apakah itu kelaziman metode terapi atau kekerasan,” tulis Kang Emil dikutip, Kamis (16/2/2023).
“Jika ditemukan ada pelanggaran hukum, semoga dihadirkan hukum yang berkeadilan dan menjadi pelajaran untuk kita semua, agar selalu memanusiawikan manusia,” tambahnya.
Advertisement
Direspons Polres Metro Depok
Kasus viral ini memang sudah direspons oleh Polres Metro Depok sebagai dugaan penganiayaan terhadap anak penyandang autisme.
Kombes Ahmad Fuady mengatakan, pihaknya sudah mengetahui lokasi rumah sakit yang diduga terapisnya menganiaya pasien anak penyandang autism spectrum disorder (ASD).
“Kejadian tersebut terjadi di salah satu rumah sakit di wilayah Kota Depok,” ujar Fuady, Rabu 15 Februari 2023 melansir News Liputan6.com.
Ia menjelaskan, anak yang diduga menjadi korban penganiayaan oknum terapis itu berinisial RF dan berusia 2 tahun. Pada saat kejadian, korban dibawa ibunya melakukan terapi di sebuah rumah sakit.
“Namun dalam pelaksanaan terapi tersebut di dalam video yang viral ternyata ada tindakan-tindakan yang diduga melakukan kekerasan terhadap anak,” ucap Fuady.
Polres Metro Depok pun turun tangan menyelidiki dugaan penganiayaan terhadap balita penyandang ASD tersebut. Polres Metro Depok akan menggunakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dalam mengusut kasus ini.
“Kami akan segera memanggil dan memeriksa pihak terkait,” katanya.
Penyelidikan Terapis
Ahmad Fuady juga menyampaikan, Polres Metro Depok akan menindak tegas siapapun yang melakukan kekerasan terhadap anak. Polres Metro Depok berkomitmen melakukan penegakan hukum terkait kasus ini.
“Dari video yang viral itu dilakukan oleh seorang terapis di salah satu rumah sakit tersebut, ini juga akan kita lakukan penyelidikan siapa terapis tersebut, siapa identitasnya dan kita minta langsung diperiksa,” ujarnya.
Polres Metro Depok telah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit terkait kasus ini. Pihak rumah sakit juga dijadwalkan diperiksa pada Rabu terkait video viral dugaan penganiayaan pasien oleh terapis anak tersebut.
“Kita periksa bagaimana penanganan terhadap anak autis tersebut,” kata Fuady.
Advertisement