Alasan Belum Optimalnya Pendidikan Inklusif di Indonesia Menurut Dosen Universitas Trunojoyo Madura

Pendidikan inklusif adalah pendekatan pendidikan yang memperhatikan kebutuhan dan hak semua individu. Termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Mar 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi pendidikan inklusif
Ilustrasi pendidikan inklusif. Foto: UKP.

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan inklusif adalah pendekatan pendidikan yang memperhatikan kebutuhan dan hak semua individu. Termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu. 

Namun, menurut Dosen Universitas Trunojoyo Madura Bima Kurniawan, partisipasi dan pencapaian prestasi masih menjadi hambatan yang sangat berarti di dalam pelaksanaan pendidikan inklusif bagi siswa disabilitas.

Salah satu penyebabnya yakni pendidikan inklusif hanya dijadikan proyek oleh pihak tertentu.

“Hal yang sangat menyedihkan adalah pemanfaatan sebagian pihak terhadap isu-isu inklusif hanya untuk mendapatkan popularitas dan keuntungan pribadi semata,” kata Bima kepada Disabilitas Liputan6.com dalam keterangan tertulis, Sabtu 11 Maret 2023.

“Jika kita cermati secara seksama, beberapa pelatihan yang mengatasnamakan nilai inklusif atau secara spesifik ‘penididikan inklusif’ jauh dari penerapan nilai dasar atau prinsip pendidikan inklusif,” tambahnya.

Bima memberi contoh, penyelenggara pelatihan yang bertemakan pendidikan inklusif sangat memberikan kesan materialistis dengan meminta calon peserta untuk men-subscribe salah satu kanal YouTube-nya, melakukan tangkapan layar dan kemudian mengunggah di formulir pendaftaran.

“Perilaku ini sangat jauh dari prinsip teknologi sederhana dan dapat diakses oleh semua,” kata Bima.

Prinsip sederhana dan dapat diakses oleh semua adalah suatu pendekatan dalam pengembangan teknologi yang menekankan pada sederhana, mudah digunakan, dan dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kemampuan fisik dan mental. 

Gagasan Prinsip Sederhana

Prinsip sederhana mengusung gagasan bahwa teknologi harus digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan manusia secara luas dan umum sebagai sarana pemecahan masalah dan pencarian solusi dari masalah sosial dan lingkungan.

“Permintaan tangkapan layar yang kemudian dijadikan salah satu bukti bagi calon peserta pelatihan telah menodai asas kesetaraan dan berpotensi diskriminasi khususnya bagi penyandang disabilitas netra dalam melangsungkan kemandiriannya.”

“Mengapa? Jawabannya adalah karena hambatan disabilitas netra adalah dalam visualisasi. Ketika penyandang disabilitas netra ingin mengikuti pelatihan sebagai sarana pengembangan kompetensi memiliki resiko dalam melakukan tangkapan layar yang kemudian diunggah dan menjadi konsumsi publik,” jelas pria yang juga menyandang disabilitas netra itu.

Tujuan Pendidikan Inklusif

Lebih lanjut, Bima meminta pemerintah segera menertibkan para penyelenggara pelatihan yang melakukan tindakan serupa.

“Agar tidak terlalu jauh pendidikan inklusif tersandera dan dijadikan keuntungan beberapa pihak saja.”

Pasalnya, tujuan pendekatan pendidikan inklusif sendiri adalah untuk menyediakan, memberikan dan memastikan kesempatan yang sama dan berkeadilan bagi semua orang untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

Pendekatan pendidikan ini pun bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan keberagaman kebhinekaan Indonesia dalam kesetaraan di antara siswa. 

Prinsip dasar di dalam pendidikan inklusif adalah adanya penghargaan dan pengakuan akan keberagaman setiap individu, serta penghormatan terhadap hak seluruh siswa untuk belajar dan berkembang secara mandiri.

Prinsip Dasar Pendidikan Inklusif

Prinsip dasar pendidikan inklusif yang berupa pengakuan dan penghormatan merupakan kodrat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya.

“Sehingga jika hanya prinsip ini yang dilakukan dan pada kenyataannya demikian yang dirasakan oleh siswa berkebutuhan khusus, maka interaksi antara orang dengan kebutuhan khusus dengan non disabilitas hanya sebatas welas asih saja.”

Maka dari itu, prinsip dasar tersebut perlu dibarengi dengan pendekatan human right yang menjadi landasan untuk membuat segala aspek kehidupan menjadi inklusif. Termasuk di dalamnya pendidikan yang harus dikedepankan.

Penerapan prinsip-prinsip ini masih memiliki tantangan, terutama soal penekanan pada pentingnya partisipasi dan pencapaian prestasi semua siswa dalam aktivitas belajar, baik di dalam maupun di luar kelas, pungkas Bima.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya