Anak-Anak yang Sedikit Mendapat ASI Berisiko Alami Disabilitas Belajar

Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif atau ASI yang dicampur susu formula selama enam hingga delapan minggu pertama kehidupan berisiko lebih rendah mengalami ketidakmampuan belajar.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 13 Apr 2023, 16:07 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 16:00 WIB
ilustrasi Istirahat yang Cukup untuk menjaga kualitas asi/pexels
ilustrasi Istirahat yang Cukup untuk menjaga kualitas asi/pexels

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif atau ASI yang dicampur susu formula selama enam hingga delapan minggu pertama kehidupan berisiko lebih rendah mengalami ketidakmampuan belajar.

Penelitian yang dipimpin oleh University of Glasgow dan dipublikasikan di PLOS Medicine menunjukkan anak-anak yang kurang mendapat ASI berisiko mengalami ketidakmampuan belajar.

Studi yang mempelajari data dari lebih dari 190.000 anak ini memahami dampak pemberian ASi di awal kehidupan pada perkembangan selanjutnya.

Dilansir dari Neuroscience News, temuan ini menunjukkan bahwa anak yang diberi ASI dalam beberapa minggu pertama kehidupan cenderung tidak kesulitan dalam belajar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi disusui selama enam bulan pertama, namun banyak wanita berjuang untuk menyusui secara eksklusif selama ini. Studi ini memberikan bukti bahwa durasi pemberian ASI non-eksklusif yang lebih singkat mungkin bermanfaat bagi perkembangan belajar anak di kemudian hari.

Para peneliti melihat data kesehatan (bersalin, kelahiran, dan pengunjung kesehatan) dan pendidikan (sensus murid sekolah tahunan) pada 191.745 anak tunggal yang lahir di Skotlandia dari 2004 dan seterusnya, dan yang juga bersekolah di sekolah negeri atau kebutuhan khusus antara tahun 2009 hingga 2013.

Dari mereka yang termasuk dalam penelitian, 66,2% anak diberi susu formula, 25,3% diberi ASI ekslusif, dan hanya 8,5% diberi susu campuran selama enam sampai delapan minggu pertama.

Secara keseluruhan, 12,1% anak dalam penelitian ini memiliki kesulitan belajar. Namun, jika dibandingkan dengan pemberian susu formula, riwayat pemberian makanan campuran dan pemberian ASI eksklusif pada awal kehidupan sama-sama terkait dengan penurunan risiko disabilitas belajar, atau masing-masing sekitar 10% dan 20% lebih kecil.

Selain itu, anak-anak yang disusui secara eksklusif juga lebih kecil kemungkinannya mengalami gangguan emosional atau perilaku (sekitar 20% lebih kecil kemungkinannya) dan kondisi kesehatan fisik (sekitar 25% lebih kecil kemungkinannya).

 

Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus Meningkat

Jumlah anak berkebutuhan khusus di Skotlandia meningkat hampir empat kali lipat antara tahun 2010 dan 2018, dan pada tahun 2020 hampir sepertiga siswa di Skotlandia memiliki catatan memiliki kebutuhan khusus.

Ini merupakan beban yang signifikan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial, serta memiliki dampak besar pada anak-anak, keluarga mereka, dan masyarakat luas.

Anak-anak berkebutuhan khusus mengalami pencapaian pendidikan yang lebih rendah, tingkat ketidakhadiran dan pengucilan sekolah yang lebih tinggi, dan tingkat intimidasi dan penganiayaan yang lebih tinggi, yang semuanya dapat berdampak lebih jauh pada kesehatan serta kesejahteraan fisik dan mental mereka.

 

Kata Ahli

Dr. Michael Fleming, yang memimpin penelitian di University of Glasgow’s School of Health and Wellbeing, mengatakan, “Kami tahu bahwa banyak wanita berjuang untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan penuh yang direkomendasikan oleh WHO, namun penelitian kami memberikan bukti bahwa durasi pemberian ASI non-eksklusif yang lebih singkat dapat bermanfaat bagi perkembangan belajar anak.

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian makan pada masa bayi dapat menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk penyebab kebutuhan pendidikan khusus, yang pada gilirannya berpotensi membantu mengurangi beban anak-anak yang terkena dampak, keluarga mereka, dan masyarakat luas.”

Anak-anak yang lahir di rumah sakit swasta, berpendidikan swasta, atau bersekolah di rumah tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

 

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya