Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?

Telinga anak-anak lebih peka terhadap suara, sehingga lingkungan dengan desibel tinggi dapat memberikan dampak yang lebih besar.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Agu 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2023, 10:00 WIB
Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.
Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Kebisingan dan suara keras yang didengar dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga disabilitas sensorik rungu.

Beruntung, kondisi ini dapat dicegah dengan penggunaan pelindung telinga atau ear plug. Semua orang membutuhkan perlindungan dari kebisingan, tapi audiolog sekaligus pemilik New York Speech and Hearing, Melissa E. Heche mengatakan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap kerusakan pendengaran.

Telinga anak-anak lebih peka terhadap suara, sehingga lingkungan dengan desibel tinggi dapat memberikan dampak yang lebih besar.

Senada dengan Heche, audiolog dari Lucid Hearing, Amy Bishop mengatakan bahwa memperkenalkan pelindung telinga kepada anak-anak dapat membantu mengurangi kerusakan kumulatif. Pelindung atau penyumbat telinga yang juga disebut headphone over-the-ear dapat digunakan untuk semua usia, mulai dari bayi.

Bahkan jika pendengaran sudah rusak, penyumbat telinga dapat membantu, kata Heche. Tidak ada batasan usia untuk mendapatkan manfaatnya.

“Dan jika Anda tahu bahwa Anda akan berada di lingkungan yang bising, ini dapat menghentikan efek yang langsung terasa seperti telinga berdenging atau tekanan pada telinga,” kata Heche mengutip Verywell Health, Jumat (4/8/2023).

Kombinasi Tingkat Desibel dan Durasi Paparan Bising

Sebelumnya, Bishop menjelaskan, kerusakan atau gangguan pendengaran merupakan kombinasi dari tingkat desibel dan durasi paparan terhadap suara keras.

Suara di bawah 85 desibel biasanya dianggap aman untuk pemaparan yang berkelanjutan dan tidak terbatas. Dia mengatakan bahwa percakapan normal biasanya berkisar antara 50 dan 60 dB, tetapi jalan kota yang sibuk dapat melebihi 85 dB.

Kebisingan Eksterior Bukan Satu-satunya Penyebab

Kebisingan Eksterior Bukan Satu-satunya Penyebab kerusakan pendengaran
Kebisingan eksterior seperti konser bukan satu-satunya penyebab kerusakan pendengaran. (Sumber: Pixabay/Pexels)

Sementara menurut Heche, suara di atas 85 dB membawa potensi kerusakan pendengaran yang semakin meningkat, ini juga bergantung pada durasi kebisingannya.

Namun, kebisingan eksterior juga bukan satu-satunya penyebab. Musik keras yang dimainkan melalui earbud juga bisa berbahaya.

“Musik keras melalui earbud bisa sangat merusak, terutama jika earbud tidak sepenuhnya tertutup ke dalam liang telinga. Artinya, kebisingan lingkungan dapat masuk ke telinga dan memaksa pendengar untuk menaikkan volume untuk mengimbangi kebisingan lingkungan. Ini memaparkan pendengar pada volume yang lebih keras, lebih dekat dengan gendang telinga,” kata Heche.

Waktu yang Tepat Kenakan Pelindung Telinga

Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?
Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Lantas kapan waktu yang tepat untuk menggunakan penyumbat telinga?

Menurut Bishop, penggunaan penyumbat telinga sangat cocok ketika berada dalam konser atau pertunjukkan bising lainnya. Namun, sebetulnya tak hanya konser, orang-orang butuh pelindung telinga ketika mereka harus berbicara lebih keras dari biasanya.

“Setiap kali Anda perlu meninggikan suara untuk berbicara di tengah kebisingan latar belakang, Anda mungkin harus mengenakan pelindung telinga,” kata Amy Bishop.

“Ini bisa termasuk acara olahraga, perjalanan kota yang sibuk, lokasi konstruksi, atau bahkan restoran dan bar tertentu,” tambahnya.

Penggunaan pelindung telinga juga direkomendasikan bagi mereka yang bekerja di lingkungan yang keras. Seperti pabrik atau tempat musik. Bahkan, memotong rumput atau bekerja dengan peralatan listrik memerlukan penggunaan pelindung pendengaran.

Memilih Pelindung Telinga yang Sesuai Kebutuhan

Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.
Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah dengan Pelindung Telinga, Siapa yang Paling Membutuhkan?. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Lebih lanjut, Heche mengatakan bahwa pelindung telinga yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan.

“Sumbat telinga profil rendah bagus untuk digunakan di bawah helm sepeda motor, dan penyumbat telinga musisi khusus dengan atenuasi nonlinier terfilter paling baik untuk mendengarkan musik keras,” kata Heche.

“Headphone peredam bising juga dapat memberikan perlindungan dalam situasi tertentu. Seorang audiolog akan paling siap untuk membantu memutuskan alat perlindungan pendengaran mana yang paling cocok untuk keadaan tertentu.”

Sementara, penyumbat telinga busa standar adalah pilihan yang paling ekonomis dan mudah didapat. Meski mungkin tidak memberikan perlindungan terbaik.

Selain menggunakan pelindung telinga, mencegah gangguan pendengaran juga bisa dilakukan dengan menurunkan level volume ketika mendengarkan musik lewat earbud, kata Bishop.

Dia merekomendasikan penggunaan aturan 60/60 untuk mengurangi risiko. Yakni dengarkan earbud dengan volume maksimum tidak lebih dari 60 persen selama tidak lebih dari 60 menit setiap penggunaan.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya