Liputan6.com, Jakarta Lego akan mulai menjual bata plastik mainan (brick) berkode braille untuk membantu anak-anak tunanetra dan gangguan penglihatan belajar membaca alfabet berbasis sentuhan.
Dilansir dari The Guardian, produsen mainan asal Denmark ini telah menyediakan brick khusus, yang diuji dan dikembangkan melalui kemitraan dengan organisasi tunanetra di seluruh dunia, secara gratis ke sejumlah sekolah dan layanan terpilih yang melayani anak-anak tunanetra sejak tahun 2020.
Advertisement
Lego berharap inisiatif ini dapat membantu orang tua dan saudara kandung dalam belajar braille, dan dapat memberikan ide-ide permainan edukatif yang dapat dimainkan bersama oleh keluarga.
Advertisement
Meskipun beberapa orang menganggap braille kuno, mengingat teknologi modern yang dapat mengubah teks tertulis menjadi kata-kata lisan, orang dewasa tunanetra mengatakan bahwa mereka menyukai kebebasan melakukan banyak tugas dengan membaca menggunakan jari sambil mendengarkan hal lain.
European Blind Union (EBU) melaporkan pengetahuan tentang braille dapat meningkatkan kemampuan mengeja, membaca dan menulis, sehingga berkontribusi pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan peluang kerja yang lebih baik bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan.
Dave Williams, duta desain inklusif untuk RNIB, yang mewakili penyandang tunanetra dan gangguan penglihatan, mengatakan pengetahuan tentang braille membantu memberikan kemandirian bagi mereka yang tidak bisa membaca tulisan.
Williams mengatakan perangkat lunak sekarang bahkan dapat mengubah teks dari laptop dan ponsel pintar menjadi kode braille yang benar melalui pin yang ditinggikan.
"Belajar braille melalui Lego membuat prosesnya tidak terlalu lambat dan membosankan," katanya.
Tanggapan Ibu dari Anak Penyandang Tunanetra
Lisa Taylor, ibu dari Olivia yang berusia tujuh tahun, berkata: “Olivia pertama kali menemukan balok Lego braille di sekolah dan hal itu berdampak besar pada keingintahuannya terhadap braille. Sebelumnya, dia merasa sulit untuk memulai dengan simbol-simbol tersebut, tetapi sekarang dia semakin membaik.”
Olivia, yang kehilangan penglihatannya karena tumor otak pada usia 17 bulan, mengatakan, ia mulai belajar braille bersama suaminya, dan putri mereka yang berusia empat tahun, Imogen. Sehingga memiliki set lego braille bisa jadi akan memudahkannya.
“Memiliki satu set di rumah mengubah segalanya. Kami bisa bermain braille bersama sekeluarga,” kata Taylor.
Paket yang ditujukan untuk anak-anak berusia enam tahun ke atas akan tersedia di enam negara termasuk Inggris, Irlandia, Amerika Serikat, dan Australia, serta lima negara berbahasa Prancis termasuk Belgia, Kanada, dan Swiss. Versi Italia, Jerman dan Spanyol diperkirakan akan diluncurkan tahun depan.
Advertisement
Berapa Harga Lego Braille?
Setiap paket, yang akan berharga £79,99 (sekitar Rp1,5 juta) di Inggris dan dijual online, mencakup 287 brick lego dalam lima warna – putih, kuning, hijau, merah dan biru. Semua brick lego sepenuhnya kompatibel dengan perangkat Lego lainnya.
Lego mengatakan langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menjadikan produknya lebih inklusif.
Rasmus Logstrup, perancang utama Lego Group yang membuat brick braille, mengatakan bahwa perusahaannya telah “dibanjiri dengan ribuan permintaan untuk membuat brick lego tersedia lebih luas”.
“Kami tahu ini adalah platform yang kuat untuk inklusi sosial dan tidak sabar untuk melihat keluarga menjadi kreatif dan bersenang-senang bermain braille bersama,” ujarnya.