Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson

Parkinson adalah penyakit progresif pada otak dan sistem saraf yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Sep 2023, 16:20 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2023, 16:20 WIB
Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson
Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson. (Dok. Karlyukav/ Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran tak selalu menjadi tanda bahwa telinga memiliki kerusakan akibat suara bising. Menurut studi baru, kini gangguan pendengaran juga termasuk dalam gejala awal Parkinson.

Parkinson adalah penyakit progresif pada otak dan sistem saraf yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak.

Studi di Inggris mengatakan, tidak hanya gangguan pendengaran, epilepsi juga bisa menjadi gejala awal Parkinson.

Menurut wakil presiden senior komunikasi medis di Michael J. Fox Foundation untuk penelitian Parkinson, Rachel Dolhun, MD., gangguan pendengaran dan epilepsi ditambahkan ke dalam tanda dan gejala potensial penyakit Parkinson. Penambahan ini membantu penyedia layanan kesehatan mengenali timbulnya Parkinson lebih cepat.

Pasalnya, penyakit ini kerap menunjukkan gejala yang tak disadari seperti tremor atau getaran. Studi baru menemukan bahwa banyak gejala umum penyakit Parkinson, seperti tremor dan masalah ingatan, mungkin muncul bertahun-tahun sebelum diagnosis ditegakkan.

“Tremor yang merupakan salah satu gejala Parkinson yang paling dikenal, terlihat 10 tahun sebelum akhirnya didiagnosis dalam penelitian kami,” kata ahli saraf dan kandidat PhD di Queen Mary University of London dan penulis utama studi tersebut, Cristina Simonet, MD, mengutip Verywell Health, Senin (11/9/2023).

Gejala yang tak begitu terlihat membuat pasien mengabaikannya dan tanpa sadar membuang waktu untuk mulai menanganinya.

“Ini terlalu lama bagi pasien Parkinson untuk menunggu (penanganan).”

Perlu Pengetahuan Lebih Dalam Soal Gejala Parkinson

Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson
Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson. Ilustrasi: pixabay

Maka dari itu, diperlukan pengetahuan lebih mendalam soal gejala lain dari Parkinson. Dolhun mengatakan, mengumpulkan lebih banyak informasi tentang Parkinson dari kelompok pasien yang kurang terwakili menjadi hal penting agar dokter lebih memahaminya.

“Kami tidak memiliki apa pun yang dapat mendiagnosis atau mengecualikan penyakit Parkinson secara pasti,” kata Dolhun.

Dia menambahkan, penyedia layanan kesehatan primer memainkan peran penting dalam mengenali gejala Parkinson lebih awal.

Para tenaga kesehatan di layanan primer perlu mampu merujuk pasien ke dokter spesialis yang kemudian akan menegakkan diagnosis atau memastikan penyakitnya.

Penanganan Sejak Dini Bantu Fungsi Fisik Bertahan Lebih Lama

Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson
Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson. Credit: pexels.com/pixabay

Sejauh ini, tidak ada obat untuk penyakit Parkinson, tapi Dolhun mengatakan bahwa diagnosis dini adalah kunci untuk memastikan bahwa pasien dapat mengakses dukungan lebih cepat.

Misalnya, ada perawatan yang dapat membantu mereka mempertahankan kemampuan fisik dan kemandiriannya selama mungkin.

Gejala Umum Parkinson

Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson.
Studi: Gangguan Pendengaran dan Epilepsi Kini Termasuk Gejala Awal Parkinson. (pixabay.com)

Adapun gejala umum Parkinson dapat muncul dalam berbagai bentuk. Namun, beberapa di antaranya tidak berhubungan dengan masalah pergerakan.

Terlebih lagi, tidak semua orang dengan Parkinson akan memiliki gejala yang sama atau mengalaminya pada tingkat yang sama.

Gejala Parkinson dapat berupa gejala motorik, non-motorik dan kognisi. Gejala motorik biasanya ditandai dengan:

  • Kekakuan otot
  • Tremor atau getaran.

Sedangkan, gejala non-motorik bisa berupa:

  • Sembelit
  • Tekanan darah rendah
  • Disfungsi seksual
  • Sering buang air kecil, inkontinensia, atau kesulitan mengosongkan kandung kemih.

Sementara, gejala yang berkaitan dengan kognisi atau masalah suasana hati mencakup:

  • Apati (kehilangan minat, acuh)
  • Masalah memori
  • Depresi
  • Gangguan kecemasan
  • Psikosis.
  • Dapat pula timbul gejala lainnya seperti:
  • Mengiler
  • Nyeri
  • Menurunnya kemampuan mencium
  • Masalah bicara
  • Perubahan penglihatan
  • Masalah tidur
  • Mengantuk secara berlebihanan di siang hari
  • Kelelahan.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya