Liputan6.com, Jakarta - Cerebral palsy, suatu istilah yang merujuk pada sekelompok gangguan pada otak, membawa dampak signifikan pada kemampuan individu dalam bergerak, menjaga keseimbangan, dan postur tubuh. Kondisi ini bersifat permanen sehingga tidak mengalami perburukan seiring bertambahnya usia.
Cerebral palsy menjadi salah satu penyebab utama disabilitas yang berpotensi mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu dalam jangka panjang.
Baca Juga
Menurut Verywell Health, Cerebral Palsy (CP) akan memengaruhi kemampuan motorik, keseimbangan, dan postur tubuh akibat kerusakan atau perkembangan otak yang tidak optimal. Kondisi ini umumnya muncul sejak lahir atau segera setelah lahir dan dapat memengaruhi sekitar 1 dari 345 anak.
Advertisement
Berikut beberapa jenis cerebral palsy dan gejalanya:
1. Spastik Cerebral Palsy:
- Ditandai dengan gerakan yang berlebihan, kekakuan otot, dan kekakuan sendi.
- Individu dengan CP spastik mungkin mengalami kesulitan berjalan, berlari, atau bahkan makan.
2. Ataksik Cerebral Palsy:
- Gejalanya meliputi kegagalan dalam melakukan gerakan yang tepat dan ketidakstabilan.
- Individu dengan CP ataksik mungkin mengalami kesulitan mengkoordinasikan gerakan tangan dan mata, serta keseimbangan.
3. Athetoid (Dyskinetic) Cerebral Palsy:
- Ditandai dengan gerakan tidak terkendali dan memutar.
- Individu dengan CP athetoid mungkin mengalami kesulitan berbicara, menelan, dan duduk diam.
4. Hipotonik Cerebral Palsy:
- Gejalanya meliputi lemahnya otot yang membuat gerakan sulit dan melelahkan.
- Individu dengan CP hipotonik mungkin mengalami kesulitan mengangkat kepala, duduk, atau berdiri.
Meskipun tidak dapat disembuhkan, memahami faktor risiko dan penyebab cerebral palsy dapat membantu upaya pencegahan dan penanganan yang lebih tepat.
Apa Itu Cerebral Palsy dan Penyebabnya?
Cerebral palsy, suatu istilah yang merujuk pada sekelompok gangguan pada otak, membawa dampak signifikan pada kemampuan individu dalam bergerak, menjaga keseimbangan, dan postur tubuh.
Meskipun penyebab pasti cerebral palsy tidak selalu dapat diidentifikasi, beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya, seperti:
- Kelainan Kongenital: Kelainan pada struktur otak yang mengganggu perkembangan normal.Penyebabnya umumnya tidak diketahui.
- Hipoksia: Kekurangan oksigen pada janin atau bayi baru lahir, dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah kelahiran. Disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, penyakit, atau komplikasi persalinan.
- Infeksi Maternal: Infeksi tertentu pada ibu hamil, seperti rubella atau toksoplasmosis, dapat memengaruhi otak janin yang sedang berkembang.
- Trauma Kelahiran: Cedera pada janin atau bayi baru lahir saat persalinan, dapat menyebabkan kerusakan otak.
- Penyakit Pembuluh Darah Otak: Stroke pada janin atau bayi baru lahir dapat mengganggu aliran darah ke otak.
- Faktor Lainnya: Berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, komplikasi persalinan, dan penyakit tertentu pada ibu hamil.
Advertisement
Apakah Cerebral Palsy Keturunan?
Peran genetika dalam cerebral palsy masih belum sepenuhnya dipahami. Diperkirakan bahwa keturunan hanya berkontribusi pada sebagian kecil kasus.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelainan genetik mungkin menjadi penyebab lebih banyak kasus daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Beberapa kelainan genetik dapat diturunkan, sedangkan yang lainnya muncul secara de novo (baru) pada individu atau salah satu orang tua tanpa riwayat keluarga.
Meskipun belum ada satu gen tunggal yang diidentifikasi sebagai penyebab pasti cerebral palsy, para peneliti telah menemukan beberapa kelainan genetik yang dapat berkontribusi pada kondisinya.
Faktor Apa yang Dapat Menyebabkan Cerebral Palsy?
Beberapa faktor risiko gaya hidup ibu hamil dapat meningkatkan kemungkinan anak terkena cerebral palsy, antara lain:
1. Penggunaan Narkoba:
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin selama kehamilan dapat mengganggu aliran darah dan fungsi jantung pada ibu dan janin, meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah otak dan komplikasi saat persalinan.
2. Penggunaan Obat-obatan Tertentu:
Mengonsumsi obat-obatan kuat yang tidak diresepkan untuk ibu hamil dapat membahayakan janin dan berpotensi menyebabkan cerebral palsy.
3. Paparan Toksin:
Zat berbahaya di lingkungan seperti merkuri, timbal, dan bahan kimia industri dapat tertelan atau terhirup oleh ibu hamil dan mencapai janin, berpotensi menyebabkan cacat lahir seperti cerebral palsy.
Advertisement