Shakira Clash of Champions Minta Maaf Usai Sebut Autis, Ketahui Lebih Dalam tentang Autisme

Peserta Clash of Champions, Shakira Amirah baru-baru ini menjadi sorotan publik usai menyebut kata autis dengan cara yang tidak tepat

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 17 Jul 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 15:00 WIB
Autisme
Shakira salah satu peserta Clash of Champions sempat menggunakan kata autis dalam hal yang kurang tepat. (Foto: Unsplas/Annie Spratt)

Liputan6.com, Jakarta Peserta Clash of Champions, Shakira Amirah baru-baru ini menjadi sorotan publik usai menyebutkan soal autisme dalam Live Streaming Sandy dan Maxwell.

Berawal dari ketiganya menggelar sesi live di TikTok. Dalam momen tersebut, Shakira yang tidak tampak depan kamera menegur ketiganya yang asyik live dan menyebut mereka autis.

Sesudah tayangan itu, sontak Shakira dapat kritikan pedas dari netizen karena menggunakan kata 'autis' secara tidak tepat. 

Tahu ucapanya mendapat banyak sorotan, Shakira lewat WhatsApp Channel miliknya pada 14 Juli mengungkapkan permintaan maafnya. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengaku perbuatannya tersebut adalah hal yang salah.

"Aku sadar bahwa menggunakan kata "autis" untuk menyebut orang lain itu sangat salah," tulis Shakira.

Shakira menambahkan bahwa menggunakan kata tersebut dengan cara yang tidak tepat menunjukkan kurangnya empati dan pemahaman terhadap orang-orang yang hidup dengan kondisi tersebut.

Apa Itu Autis?

Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf. Menurut Cleveland Clinic, autisme adalah cacat perkembangan yang disebabkan oleh perbedaan pada otak.

Orang dengan autisme mungkin berperilaku, berinteraksi, dan belajar dengan cara yang berbeda dari orang lain. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam interaksi sosial dan dalam menafsirkan serta menggunakan komunikasi nonverbal dan verbal.

Dilansir dari Verywell Health pada Rabu, 17 Juli 2024, gejala autisme paling sering muncul pada masa kanak-kanak, dan setiap penyandang autis memiliki campuran karakteristik, kekuatan, dan kebutuhan dukungan yang berbeda.

Autisme adalah kondisi yang ada dalam suatu spektrum, dan jenis serta intensitas ciri-cirinya akan bervariasi. Dengan kata lain, tidak ada satu set karakteristik tunggal yang mendefinisikan ASD.

Tetapi ada ciri-ciri umum, misalnya sekitar 1 dari 3 orang dengan diagnosis ASD mengalami disabilitas intelektual.

Meskipun autisme bukanlah penyakit yang dapat "disembuhkan", terapi perilaku, pendidikan, dan keluarga dapat membantu membangun keterampilan dan mengatasi tantangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Saja Ciri Ciri Anak Autis?

National Institutes of Mental Health telah membuat daftar ciri-ciri yang sering terlihat pada autisme. Ciri-ciri autisme sering kali muncul sebelum usia 3 tahun.

Namun, beberapa anak memiliki ciri-ciri yang lebih ringan yang mungkin tidak terlihat pada usia yang sangat muda dan akibatnya, anak-anak tersebut mungkin terdiagnosis setelah usia 3 tahun.

Ciri-ciri awal autisme meliputi:

  • Tidak mengoceh atau menunjuk pada usia 1 tahun
  • Tidak bisa mengucapkan kata tunggal pada usia 16 bulan atau frasa dua kata pada usia 2 tahun
  • Tidak merespons ketika dipanggil namanya
  • Kehilangan kemampuan berbahasa atau keterampilan sosial
  • Jarang melakukan kontak mata
  • Sering menyusun mainan atau benda secara berlebihan
  • Tidak tersenyum atau tidak merespons secara sosial
  • Respons yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik seperti sentuhan, bau, rasa, atau suara (terlalu sensitif atau tidak sensitif sama sekali)

Apa yang Menyebabkan Anak Menjadi Autis?

Penyebab utama autisme tidak diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, biologi, dan lingkungan tempat tinggal seseorang bisa berperan menyebabkan anak menjadi autis.

Misalnya, susunan genetik seseorang dapat berpadu dengan faktor lingkungan untuk memengaruhi perkembangannya dan menyebabkan diagnosis autisme.

Meskipun faktor lingkungan tertentu seperti kekurangan gizi telah diteliti untuk mengetahui bagaimana faktor tersebut dapat meningkatkan risiko autisme, penelitian tersebut memiliki keterbatasan yang signifikan dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Tidak diketahui penyebab pasti autisme, tetapi autisme merupakan bentuk neurodivergensi yang cenderung diturunkan dalam keluarga.


Apa Saja Faktor Penyebab Anak autis?

Penyebab pasti autisme belum jelas. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh masalah pada bagian otak yang menginterpretasikan masukan sensorik dan memproses bahasa.

Menurut WebMd, autisme empat kali lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dari ras, etnis, atau latar belakang sosial apa pun.

Pendapatan keluarga, gaya hidup, atau tingkat pendidikan tidak memengaruhi risiko autisme pada anak. Namun, ada beberapa faktor risiko:

  • Seorang anak dengan orangtua yang lebih tua memiliki risiko autisme yang lebih tinggi.
  • Ibu hamil yang terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu, seperti alkohol atau obat anti- kejang, lebih mungkin memiliki anak autis.
  • Faktor risiko lainnya termasuk kondisi metabolik ibu seperti diabetes dan obesitas. Penelitian juga telah menghubungkan autisme dengan fenilketonuria yang tidak diobati (juga disebut PKU, gangguan metabolik yang disebabkan oleh tidak adanya enzim) dan rubella (campak Jerman).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya