Debut di Hari Disabilitas Korea, Boyband Big Ocean Impikan Dunia Tanpa Hambatan

Jadi grup Kpop disabilitas pertama, Big Ocean ungkap ingin menghilangkan prasangka terhadap penyandang disabilitas.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 18 Jul 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 09:00 WIB
Big Ocean, Grup K-Pop Tuna Rungu Berkolaborasi dengan WHO Untuk Membuat Konten Edukasi
Big Ocean, Grup atau Idol Kpop yang Seluruh Membernya Tuli. (Instagram.com/Big_Ocean.Official)

Liputan6.com, Jakarta - Grup K-pop disabilitas pertama di Korea dengan seluruh anggotanya penyandang Tuli, Big Ocean, debut pada tanggal 20 April 2024, bertepatan dengan Hari Penyandang Disabilitas di Korea.

Boyband tersebut mengatakan bahwa debut mereka bertujuan untuk menghilangkan kesalahpahaman dan prasangka terhadap para penyandang disabilitas.

"Kami memimpikan sebuah dunia tanpa hambatan, tempat para penyandang disabilitas dan non-disabilitas, tua dan muda, serta warga Korea dan non-Korea dapat hidup bersama secara harmonis. Kami juga ingin setiap orang dapat mengekspresikan diri mereka secara bebas dan menerima diri mereka apa adanya," ungkap Big Ocean sebagaimana dikutip dari laman Korea.net pada Rabu, 17 Juli 2024.

Meskipun banyak pertanyaan seperti bagaimana mereka bisa menjadi grup K-pop jika para anggotanya memiliki gangguan pendengaran, mereka dengan percaya diri menerima tantangan untuk melampaui disabilitas mereka dan muncul sebagai grup idola jenis baru di dunia.

Big Ocean terdiri dari tiga anggota yaitu Lee Chanyeon, Park Hyunjin, dan Kim Jiseok. Para anggota bernyanyi dalam Bahasa Isyarat Korea, Bahasa Isyarat Amerika, dan Bahasa Isyarat Internasional.

"Kami dapat membuat lagu tidak hanya dalam bahasa isyarat Korea, tetapi juga bahasa isyarat negara lain seperti AS atau standar internasional, sehingga meningkatkan cakupan pertukaran bahasa lebih jauh lagi," kata grup besutan Parastar Entertainment. 

Nama grup Big Ocean memiliki arti "memberikan kejutan besar kepada dunia" dan mengekspresikan ambisi mereka untuk meluas secara global seperti lautan dengan potensi yang besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pilih Lagu "Glow"

Big Ocean, Grup K-Pop Tuna Rungu Berkolaborasi dengan WHO Untuk Membuat Konten Edukasi
Big Ocean, Grup atau Idol Kpop yang Seluruh Membernya Tuli. (Instagram.com/Big_Ocean.Official)

Big Ocean mengungkapkan alasannya memilih "Glow" sebagai lagu debutnya yang merupakan lagu remake dari grup HOT, untuk menunjukkan keinginan mereka yaitu menyinari orang-orang dengan energi positif seperti cahaya.

"Kami ingin Big Ocean menjadi seperti 'cahaya' yang memberi kekuatan kepada semua orang, baik yang disabilitas maupun tidak," kata mereka.

Sebagai anggota Big Ocean, Hyunjin mengatakan orang-orang yang selalu ada di sampingnya membuat dia terus maju, sama seperti  lirik lagu "Glow".

"Setiap kali kamu menghadapi tantangan, entah kamu menyadarinya atau tidak, ada teman dan keluarga yang mendukungmu," ujar Hyunjin, seperti mengutip dari Allkpop.

Anggota Big Ocean lainnya, Chanyeon mengatakan dengan mendengarkan lagu ini dia ingin orang-orang mendapatkan rasa percaya diri.

"Bukan hanya untuk orang-orang disabilitas, menurutku lagu ini bisa mewakili banyak orang. Dari mendengarkan lagu ini, aku ingin orang-orang mendapatkan rasa percaya diri. Jika lagu ini bisa memberi orang keberanian untuk melangkah ke dunia, menurutku lagu ini sudah berhasil," katanya.

 


Perjuangan Anggota Big Ocean untuk Debut

Mengatasi Tantangan: Kisah Debut BIG OCEAN, Boy Grup atau Idol Kpop yang Seluruh Membernya Tuli (Foto: instagram.com/big_ocean.official/)
Big Ocean, Boy Grup atau Idol Kpop yang Seluruh Membernya Tuli. (Foto: instagram.com/big_ocean.official/)

Sejak Januari tahun lalu, anggota Big Ocean mulai mempersiapkan diri untuk debut, mereka menghadapi masa-masa penuh perjuangan untuk debut dengan tekad yang kuat.

Chanyeon mengatakan karena setiap anggota memiliki tingkat gangguan pendengaran yang berbeda, ada perbedaan dalam cara kami memahami dan menanggapi bunyi musik.

"Misalnya, beberapa bereaksi lebih cepat terhadap hitungan irama, sementara yang lain bereaksi lebih lambat, sehingga sulit untuk mengoordinasikan pendapat. Jadi, untuk lagu debut saja, kami butuh lebih dari dua bulan untuk memahami getarannya secara akurat," ungkapnya.

Hyunjin mengatakan jam tangan bergetar yang didapatkan dari agensi membantu mereka untuk mendeteksi ketukan dengan mudah.

"Karena setiap anggota mengenali ketukan pada kecepatan yang berbeda, awalnya sangat sulit bagi kami untuk melakukan sinkronisasi, dengan jam tangan bergetar yang kami dapatkan dari agensi kami memungkinkan kami untuk mendeteksi ketukan dengan mudah."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya