Liputan6.com, Jakarta Industri fashion Indonesia semakin berkembang dan memiliki keunikan tersendiri. Terlebih Indonesia memiliki ragam kain tradisional yang kaya dan indah. Hal ini juga dimanfaatkan desainer Lindy Ann Umarhadi. Desainer lulusan Akademi Seni Rupa dan Design ISWI jurusan Design Mode tahun 1987 ini fokus pada desain busana dengan menggunakan kain etnik.
Berawal dari kesenangannya berkeliling Indonesia untuk mengumpulkan kain, Lindy menyadari koleksi kain etnik miliknya semakin banyak. Hingga akhirnya ia mencoba membuat pola untuk kain-kain tersebut dan menjadikannya sebuah busana yang ia pasarkan kepada teman-teman.
Advertisement
"Saya sering berkeliling Indonesia dan mengumpulkan kain-kain dari setiap sudut wilayah yang memiliki keindahan dan kekhasan masing-masing. Tahu-tahu sudah sampai berlemari-lemari. Perlahan saya desain dan jual ke orang-orang terdekat," kata Lindy Ann kepada Liputan6.com saat diwawancarai akhir pekan lalu di JCC, Senayan, Jakarta.Â
Meski berkecimpung di bidang fashion sejak kuliah, namun ia baru mulai fokus menjadi desainer mode selama lima tahun belakangan. Sebelumnya Lindy Ann pernah menjadi seorang jurnalis lantas memutuskan untuk menekuni passion di bidang fashion.
"Fokus di karier sebagai desainer selama lima tahun tahun, sebelumnya sudah memulai hanya masih belum fokus karena menikah, punya anak, dan pekerjaan sebagai wartawan," tambahnya.
Ciri khas dari rancangan Lindy adalah kebaya modern yang terbuat dari bahan batik tulis dan kain etnik lainnya. Kebaya yang ditampilkan bertabur bordir dengan siluet A-line. Batik tulis menjadi konsentrasinya dalam melestarikan kerajinan Indonesia.
Untuk material, Lindy banyak menggunakan organdi, lace, dan batik. Cutting A-line pada kebaya ini agar anak muda bisa memadukannya dengan jeans. Lindy Ann juga senang bermain dengan warna hitam, putih, broken white, biru tua, dan warna gelap natural pada rancangannya.
"Inspirasi biasanya datang dari film dan traveling ke daerah, kemudian melihat busana tradisional setempat seperti kebaya panjang, baju kurung, baju bodo, dan kebaya kutu baru. Inspirasi ini dicurahkan dalam desain A-line sehingga lebih modern," lanjutnya.Â
Lindy Ann saat memiliki dua lini busana yaitu Lindy Ann dan Nasya by Lindy Ann. Untuk memperkenalkan kain etnik Indonesia melalui karyanya Lindy kerap mengikuti berbagai pameran dan fashion show.
Saat ini Lindy Ann adalah salah satu anggota komunitas Designer Etnik Indonesia dan Komite Seni dan Busana Nusantara (KSBN). Selain memamerkan karyanya di pagelaran busana di Jakarta, Yogyakarta, dan Bali, Lindy juga melakukan serangkaian peragaan busana di luar negeri. Di antaranya Belanda, Cekoslovakia, dan Swedia. Untuk mematangkan keahliannya di bidang mode, Lindy Ann Umarhadi juga pernah belajar dari desainer kenamaan Indonesia, seperti Peter Sie dan Arthur Harland.
Sebagai langkah konsistennya mendukung kain etnik Indonesia, Lindy Ann juga melakukan kerja sama dengan berbagai pemerintah daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan industri kreatif di daerah dengan menampilkan peragaan busana bermotif etnik unggulan daerah setempat secara berkala.