Gaya Hijab Bersahaja Halimah Yacob, Presiden Baru Singapura

Presiden Baru Singapura Halimah Yacob memiliki gaya hijab bersahaja yang selalu matching dengan busananya. Yuk intip gayanya.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 12 Sep 2017, 18:23 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 18:23 WIB
PHOTO: Gaya Blusukan Halimah Yacob, Perempuan Pertama yang Akan Jadi Presiden Singapura
Halimah Yacob ketika menghadiri Hari Kedisiplinan Nasional yang diselenggarakan oleh NTUC, Singapura (10/8). Keputusannya untuk maju dalam pemilihan Presiden didukung serikat pekerja sejak bergabung pada tahun 1978 hingga 2011.(instagram.com/halimahyacob)

Liputan6.com, Jakarta Singapura akan memiliki presiden baru dengan Halimah Yacob sebagai kandidat tunggalnya. Wanita kelahiran 23 Agustus 1954 itu pun dapat langsung menjadi presiden tanpa harus menjalani pemungutan suara.

Sosok Halimah Yacob dinilai spesial karena ia berasal dari etnis Melayu yang selama ini langka jadi pemimpin Negeri Merlion. Halimah pernah menjadi anggota People's Action Party (PAP) atau Partai Aksi Rakyat yang kemudian menjadi Ketua Parlemen dari Januari 2013 sampai Agustus 2017. 

Sosok istimewa Halimah Yacob ternyata diimbangi dengan gayanya yang bersahaja. Ia memeluk agama Islam yang tercermin dari gayanya berbusana.

Jilbab sederhana yang dikenakan dengan bersahaja. Halimah kerap memakai jilbab polos yang warnanya senada dengan bajunya.

Setelah sarapan dengan telur dan secangkir kopi, Halimah Yacob mengajak berbincang dengan nenek di Jurong Spring 505 Market & Food Centre, Singapura (05/9). (instagram.com/halimahyacob)

Warna-warna kalem seringkali menjadi pilihannya seperti pastel, krem, dan sebagainya. Motifnya pun tidak terlalu mencolok, seperti bunga atau garis-garis.

Riko (9 tahun) mendatangai Halimah Yacob untuk meminta tanda tangan dan mengucapkan terima kasih sambil memeluk, Singapura (14/8). (instagram.com/halimahyacob)

Saksikan juga video menarik berikut ini.

Kiprah Halimah Yacob

Halimah yang sebelumnya menjabat Ketua Parlemen sejak 2013 hingga Agustus lalu itu akan ditetapkan sebagai presiden terpilih pada Rabu, 13 September.

"Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk melayani masyarakat Singapura dan itu tidak akan berubah, baik dengan adanya atau tidak adanya pemilu," ujar perempuan berusia 63 tahun tersebut pada Senin malam waktu setempat.

Halimah juga menegaskan, "Prosesnya boleh jadi pesanan, tapi presiden adalah untuk semua orang, untuk semua komunitas tanpa memandang ras atau agama".

Dua kandidat lainnya, yakni pebisnis Farid Khan dan Marican tidak memenuhi kriteria utama yang ditetapkan sebagai calon presiden dari sektor swasta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya