Liputan6.com, Jakarta Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) merupakan salah satu organisasi otonom di bawah naungan Muhammadiyah yang memiliki peran strategis dalam menjaga keutuhan NKRI dan nilai-nilai Muhammadiyah. Organisasi ini lahir sebagai respon atas situasi politik yang bergejolak pada tahun 1965 dan terus berkembang hingga saat ini dengan berbagai peran dan fungsinya.
KOKAM didirikan pada tanggal 1 Oktober 1965, tepat sehari setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) meletus. Pembentukan KOKAM merupakan inisiatif dari tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Letnan Kolonel S. Prodjokusumo, H. Ibrahim Nazar, dan Drs. Lukman Harun sebagai respon atas situasi politik yang tidak stabil saat itu.
Latar belakang pendirian KOKAM tidak bisa dilepaskan dari konteks politik Indonesia pada pertengahan 1960-an. Saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin menguat pengaruhnya dan melakukan berbagai aksi yang dianggap mengancam stabilitas negara. Beberapa peristiwa yang menjadi pemicu antara lain:
Advertisement
Aksi sepihak Barisan Tani Indonesia (BTI) pada 15 November 1961 yang menggarap tanah milik Perusahaan Perkebunan Negara secara liarPeristiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dimana seorang letnan angkatan darat tewas dicangkul oleh anggota BTIUpaya PKI untuk mereduksi Pancasila menjadi konsep Nasakom (Nasional, Agama, Komunis)Dalam situasi tersebut, Muhammadiyah merasa perlu membentuk satuan khusus untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan keluarga besar Muhammadiyah. KOKAM kemudian dideklarasikan berdiri pada pukul 21.30 WIB tanggal 1 Oktober 1965 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Struktur Organisasi dan Keanggotaan KOKAM
KOKAM memiliki struktur organisasi yang tersusun secara hierarkis dari tingkat pusat hingga ranting. Berikut adalah susunan struktur organisasi KOKAM:
- Tingkat Pusat (nasional)
- Tingkat Wilayah (provinsi)
- Tingkat Daerah (kabupaten/kota)
- Tingkat Cabang (kecamatan)
- Tingkat Ranting (desa/kelurahan)
Untuk menjadi anggota KOKAM, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain:
- Anggota Pemuda Muhammadiyah
- Laki-laki berusia minimal 17 tahun dan maksimal 40 tahun
- Beragama Islam
- Mematuhi AD/ART Pemuda Muhammadiyah
- Bersedia mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) KOKAM
Struktur organisasi yang teratur dan persyaratan keanggotaan yang jelas memungkinkan KOKAM untuk menjalankan fungsinya secara efektif di berbagai tingkatan.
Advertisement
Peran dan Fungsi KOKAM dalam Muhammadiyah
KOKAM memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam tubuh Muhammadiyah. Beberapa peran utama KOKAM antara lain:
- Menjaga keutuhan NKRI dan nilai-nilai Muhammadiyah
- Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan keluarga besar Muhammadiyah
- Melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan
- Menjaga aset-aset Muhammadiyah
- Melakukan pembinaan dan pengembangan kader Pemuda Muhammadiyah
Dalam menjalankan perannya, KOKAM seringkali bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan dan komponen masyarakat lainnya. Hal ini terlihat dari sejarah KOKAM yang pernah bekerja sama dengan RPKAD (sekarang Kopassus) dalam berbagai kegiatan.
Selain itu, KOKAM juga berperan penting dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Misalnya, saat terjadi bencana alam, KOKAM seringkali menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Kegiatan dan Program KOKAM
KOKAM memiliki berbagai kegiatan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggotanya serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Beberapa kegiatan rutin KOKAM antara lain:
- Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) KOKAM
- Latihan baris-berbaris dan kedisiplinan
- Pelatihan tanggap bencana
- Bakti sosial dan kegiatan kemanusiaan
- Pengamanan aset Muhammadiyah
- Pawai dan show of force
Salah satu kegiatan penting KOKAM adalah Diklatsar yang rutin diadakan di berbagai daerah. Dalam Diklatsar ini, peserta tidak hanya dibekali kemampuan fisik, tetapi juga pemahaman tentang ideologi Muhammadiyah dan nilai-nilai kebangsaan.
KOKAM juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Misalnya, saat terjadi bencana alam, KOKAM seringkali terlibat dalam proses evakuasi, distribusi bantuan, hingga rehabilitasi pasca bencana.
Advertisement
Perkembangan KOKAM dari Masa ke Masa
Sejak berdirinya pada tahun 1965, KOKAM telah mengalami berbagai perkembangan seiring dengan perubahan situasi politik dan sosial di Indonesia. Beberapa fase penting dalam perkembangan KOKAM antara lain:
- Fase Awal (1965-1966): KOKAM berperan aktif dalam menghadapi ancaman komunisme dan menjaga stabilitas negara.
- Fase Konsolidasi (1967-1998): KOKAM lebih banyak berperan dalam menjaga aset Muhammadiyah dan kegiatan seremonial.
- Fase Kebangkitan (1998-sekarang): KOKAM kembali aktif dalam berbagai isu sosial dan politik, termasuk dalam mengawal reformasi.
Pada fase awal, KOKAM memiliki hubungan yang erat dengan militer, khususnya RPKAD. Hal ini terlihat dari seragam KOKAM yang mirip dengan seragam RPKAD, serta adanya pelatihan dan peminjaman senjata dari militer.
Memasuki era reformasi, KOKAM kembali menemukan momentumnya. Pada tahun 1998, KOKAM terlibat aktif dalam mengawal proses reformasi dan suksesi kepemimpinan nasional. KOKAM juga mulai terlibat dalam berbagai isu sosial dan politik kontemporer.
Tantangan dan Revitalisasi KOKAM di Era Modern
Di era modern, KOKAM menghadapi berbagai tantangan baru yang berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Perubahan ancaman dari komunisme ke isu-isu kontemporer seperti terorisme dan radikalisme
- Perkembangan teknologi dan media sosial yang memengaruhi pola komunikasi dan mobilisasi massa
- Tuntutan untuk lebih profesional dan terampil dalam menghadapi berbagai situasi
- Kebutuhan untuk menyeimbangkan peran sebagai organisasi kepemudaan dengan tuntutan zaman
Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, KOKAM perlu melakukan revitalisasi dalam berbagai aspek. Beberapa langkah revitalisasi yang dapat dilakukan antara lain:
- Penguatan ideologi dan pemahaman keagamaan anggota KOKAM
- Peningkatan kapasitas dan keterampilan anggota dalam menghadapi berbagai situasi
- Adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan media sosial
- Penguatan jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak
- Pengembangan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern
Revitalisasi KOKAM juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar Muhammadiyah, seperti amar ma'ruf nahi munkar dan dakwah bil hal. Dengan demikian, KOKAM dapat tetap relevan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Advertisement
Peran KOKAM dalam Politik dan Kebangsaan
Meskipun KOKAM bukan organisasi politik, namun perannya dalam dinamika politik dan kebangsaan Indonesia tidak bisa diabaikan. Beberapa peran penting KOKAM dalam konteks politik dan kebangsaan antara lain:
- Menjaga stabilitas dan keutuhan NKRI
- Mengawal proses demokrasi dan reformasi
- Memberikan pendidikan politik kepada kader Muhammadiyah
- Menjadi kekuatan penyeimbang dalam dinamika politik nasional
Dalam menjalankan perannya, KOKAM selalu berpedoman pada prinsip-prinsip Muhammadiyah yang menekankan pada sikap moderat dan tidak terjebak dalam politik praktis. KOKAM lebih memposisikan diri sebagai kekuatan moral yang mengawal jalannya pemerintahan dan demokrasi di Indonesia.
Namun demikian, KOKAM juga menghadapi tantangan dalam menjaga independensi dan objektivitasnya. Seringkali muncul godaan untuk terlibat dalam politik praktis atau dimanfaatkan oleh kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu, KOKAM perlu terus menjaga integritasnya dan fokus pada tujuan utamanya sebagai organisasi kepemudaan Muhammadiyah.
Kontribusi KOKAM dalam Pembangunan Nasional
Selain perannya dalam politik dan kebangsaan, KOKAM juga memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional. Beberapa bentuk kontribusi KOKAM antara lain:
- Pengembangan sumber daya manusia melalui berbagai program pelatihan dan pendidikan
- Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan sosial dan ekonomi
- Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan
- Pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
- Pengembangan budaya dan kearifan lokal
Dalam bidang pengembangan sumber daya manusia, KOKAM aktif melakukan berbagai pelatihan dan pendidikan bagi kader-kadernya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
KOKAM juga terlibat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Misalnya, melalui program-program ekonomi kreatif, KOKAM membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Dalam penanggulangan bencana, KOKAM seringkali menjadi garda terdepan. Tidak hanya dalam tahap tanggap darurat, tetapi juga dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
Advertisement
Hubungan KOKAM dengan Organisasi Lain
Sebagai bagian dari Muhammadiyah, KOKAM memiliki hubungan yang erat dengan berbagai organisasi lain, baik di dalam maupun di luar Muhammadiyah. Beberapa bentuk hubungan tersebut antara lain:
- Kerjasama dengan ortom-ortom Muhammadiyah lainnya seperti IMM, IPM, dan Nasyiatul Aisyiyah
- Koordinasi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam berbagai kegiatan
- Kerjasama dengan aparat keamanan dalam menjaga stabilitas dan keamanan
- Kolaborasi dengan organisasi kepemudaan lain dalam isu-isu nasional
- Kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam berbagai program pembangunan
Hubungan KOKAM dengan organisasi lain ini memungkinkan terjadinya sinergi dan kolaborasi yang positif. Misalnya, dalam kegiatan penanggulangan bencana, KOKAM seringkali berkoordinasi dengan BNPB dan organisasi kemanusiaan lainnya.
Namun demikian, KOKAM juga perlu menjaga independensi dan identitasnya sebagai organisasi kepemudaan Muhammadiyah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa KOKAM tetap konsisten dengan nilai-nilai dan tujuan Muhammadiyah.
Kesimpulan
KOKAM merupakan organisasi kepemudaan Muhammadiyah yang memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan NKRI dan nilai-nilai Muhammadiyah. Sejak berdirinya pada tahun 1965, KOKAM telah mengalami berbagai perkembangan dan tantangan sesuai dengan dinamika politik dan sosial di Indonesia.
Di era modern, KOKAM terus berupaya merevitalisasi diri agar tetap relevan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Melalui berbagai program dan kegiatan, KOKAM tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan kader Muhammadiyah, tetapi juga dalam pembangunan nasional secara umum.
Tantangan ke depan bagi KOKAM adalah bagaimana mempertahankan semangat dan idealisme pendirinya, sambil terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, KOKAM dapat terus menjadi kekuatan positif dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Advertisement