Pengertian Interaksi Sosial Adalah: Definisi, Ciri, Syarat, dan Bentuknya

Pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu, kelompok, atau masyarakat yang saling memengaruhi. Pelajari ciri, syarat, dan bentuknya.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Nov 2024, 15:47 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2024, 15:47 WIB
pengertian interaksi sosial adalah
pengertian interaksi sosial adalah ©Ilustrasi dibuat AI

 

Liputan6.com, Jakarta Pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.

Interaksi sosial dapat didefinisikan sebagai kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Dalam prosesnya, interaksi sosial melibatkan tindakan saling merespons, saling memengaruhi, dan saling menyesuaikan diri.

Beberapa ahli sosiologi memberikan definisi yang sedikit berbeda mengenai interaksi sosial, namun pada intinya memiliki makna yang sama. Berikut adalah beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli:

  • Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
  • Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
  • Menurut Bonner, interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia ketika kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang saling memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku masing-masing melalui kontak dan komunikasi. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Untuk dapat disebut sebagai interaksi sosial, suatu hubungan harus memiliki ciri-ciri tertentu. Berikut adalah ciri-ciri utama dari interaksi sosial:

  • Pelakunya lebih dari satu orang. Interaksi sosial pasti melibatkan minimal dua orang atau lebih yang saling berhubungan.
  • Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial. Komunikasi dapat terjadi secara verbal maupun non-verbal.
  • Memiliki maksud atau tujuan yang jelas. Setiap interaksi pasti memiliki tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak.
  • Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, atau masa depan) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
  • Terjadi dalam suatu konteks sosial tertentu yang akan memengaruhi struktur dan pola interaksinya.

Selain itu, interaksi sosial juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Adanya hubungan. Setiap interaksi tentu terjadi karena adanya hubungan antara individu dengan individu maupun antara individu dengan kelompok.
  • Ada individu. Interaksi sosial itu terjadi karena adanya peran serta dari individu satu dan individu lainnya.
  • Ada tujuan. Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu seperti memengaruhi individu lain.
  • Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok. Interaksi sosial yang ada hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok ini terjadi karena individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok.

Dengan memahami ciri-ciri interaksi sosial ini, kita dapat lebih mudah mengidentifikasi apakah suatu hubungan atau tindakan termasuk interaksi sosial atau bukan. Ciri-ciri ini juga membantu membedakan interaksi sosial dari bentuk hubungan lainnya yang terjadi dalam masyarakat.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Agar interaksi sosial dapat terjadi, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Kontak sosial langsung adalah kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut. Contohnya adalah berjabat tangan, saling tersenyum, atau berbicara secara langsung.

Sedangkan kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang memerlukan suatu perantara atau media. Contohnya adalah berbicara melalui telepon, berkirim surat, atau berkomunikasi melalui internet.

Kontak sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Kontak sosial primer: terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka.
  • Kontak sosial sekunder: terjadi apabila yang mengadakan hubungan memerlukan suatu perantara.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain sehingga terjadi pengertian bersama. Dalam komunikasi terdapat dua pihak yang terlibat, pihak yang menyampaikan pesan (komunikator) dan pihak yang menerima pesan (komunikan).

Komunikasi dapat terjadi dengan cara:

  • Komunikasi verbal: komunikasi yang disampaikan secara lisan atau tertulis.
  • Komunikasi non-verbal: komunikasi yang disampaikan melalui mimik, gerak-gerik, atau pantonim.

Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, ada beberapa komponen yang harus ada:

  • Komunikator: pihak yang menyampaikan pesan
  • Komunikan: pihak yang menerima pesan
  • Pesan: isi atau maksud yang disampaikan dalam komunikasi
  • Media: alat untuk menyampaikan pesan
  • Efek: dampak yang terjadi akibat adanya pesan yang disampaikan

Kedua syarat ini, kontak sosial dan komunikasi, harus terpenuhi agar interaksi sosial dapat terjadi. Tanpa adanya kontak dan komunikasi, suatu tindakan tidak dapat disebut sebagai interaksi sosial.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki berbagai bentuk yang dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah pelaku, proses terjadinya, dan sifatnya. Berikut adalah penjelasan detail mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial:

1. Berdasarkan Jumlah Pelakunya

Ditinjau dari jumlah pelakunya, interaksi sosial dapat dibedakan menjadi tiga bentuk:

  • Interaksi antara individu dengan individu: Merupakan bentuk interaksi sosial yang terjadi antara seseorang dengan orang lain. Contohnya adalah dua orang yang sedang berbincang atau berjabat tangan.
  • Interaksi antara individu dengan kelompok: Terjadi antara seseorang dengan sekelompok orang. Misalnya, seorang guru yang sedang mengajar di kelas atau seorang pemimpin yang berpidato di hadapan massa.
  • Interaksi antara kelompok dengan kelompok: Merupakan interaksi yang melibatkan dua kelompok atau lebih. Contohnya adalah pertandingan sepak bola antar tim atau pertemuan antar organisasi.

2. Berdasarkan Proses Terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua bentuk utama:

a. Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan meningkatkan solidaritas antarindividu atau kelompok. Bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif meliputi:

  • Kerja sama (cooperation): Usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya adalah gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Akomodasi: Proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok untuk meredakan pertentangan. Contohnya adalah mediasi dalam penyelesaian konflik.
  • Asimilasi: Proses peleburan dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Contohnya adalah pernikahan antar suku yang melahirkan budaya baru.
  • Akulturasi: Proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Misalnya, penggunaan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari.

b. Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan atau merenggangkan solidaritas antarindividu atau kelompok. Bentuk-bentuk interaksi sosial disosiatif meliputi:

  • Persaingan (competition): Proses sosial di mana individu atau kelompok bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Contohnya adalah persaingan dalam dunia bisnis.
  • Kontravensi: Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Kontravensi ditandai oleh ketidakpastian dan ketidakpuasan terhadap diri seseorang atau rencana pihak lain. Contohnya adalah perasaan tidak suka yang disembunyikan terhadap seseorang.
  • Pertentangan atau konflik: Proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan. Contohnya adalah perang atau perkelahian antar kelompok.

3. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, interaksi sosial dapat dibedakan menjadi:

  • Interaksi sosial langsung: Interaksi yang terjadi secara langsung tanpa perantara, biasanya dalam bentuk tatap muka. Contohnya adalah percakapan langsung atau diskusi tatap muka.
  • Interaksi sosial tidak langsung: Interaksi yang terjadi melalui media perantara. Contohnya adalah komunikasi melalui telepon, surat, atau media sosial.

Pemahaman tentang berbagai bentuk interaksi sosial ini penting untuk menganalisis dinamika sosial dalam masyarakat. Setiap bentuk interaksi memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda terhadap hubungan antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemahaman tentang faktor-faktor ini penting untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana interaksi sosial terjadi. Berikut adalah penjelasan detail mengenai faktor-faktor yang memengaruhi interaksi sosial:

1. Imitasi

Imitasi adalah tindakan meniru perilaku, sikap, cara berpakaian, atau gaya hidup orang lain. Faktor imitasi memiliki peranan penting dalam interaksi sosial karena:

  • Mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
  • Dapat menyebabkan terjadinya kebiasaan baik pada manusia untuk mengikuti sesuatu tanpa kritik.
  • Kadang-kadang mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, misalnya meniru tindakan kejahatan.

Contoh imitasi dalam interaksi sosial adalah seorang anak yang meniru cara berbicara orang tuanya atau seorang penggemar yang meniru gaya berpakaian selebriti idolanya.

2. Sugesti

Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Faktor sugesti berperan dalam interaksi sosial karena:

  • Dapat memperkuat keyakinan seseorang terhadap suatu hal.
  • memengaruhi pandangan atau sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu.
  • Bisa mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

Contoh sugesti dalam interaksi sosial adalah seorang pemimpin yang memotivasi bawahannya untuk bekerja lebih giat atau iklan yang memengaruhi konsumen untuk membeli produk tertentu.

3. Identifikasi

Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi dapat terjadi secara sadar atau tidak sadar dan prosesnya bisa berlangsung dengan sendirinya atau sengaja. Faktor identifikasi penting dalam interaksi sosial karena:

  • Mendorong seseorang untuk mempelajari dan mengadopsi nilai-nilai, sikap, atau perilaku dari orang yang diidentifikasi.
  • Membantu pembentukan kepribadian seseorang.
  • Dapat memperkuat ikatan emosional antara individu dengan orang yang diidentifikasi.

Contoh identifikasi adalah seorang anak yang mengidolakan ayahnya dan berusaha untuk menjadi seperti ayahnya dalam berbagai aspek kehidupan.

4. Simpati

Simpati adalah perasaan tertarik kepada orang lain. Simpati timbul berdasarkan penilaian perasaan seperti pada proses identifikasi. Faktor simpati berperan dalam interaksi sosial karena:

  • Mendorong seseorang untuk memahami keadaan orang lain.
  • Dapat menimbulkan rasa ingin membantu orang lain yang mengalami kesulitan.
  • Memfasilitasi terbentuknya hubungan yang lebih dekat antar individu.

Contoh simpati adalah perasaan iba dan keinginan untuk membantu ketika melihat korban bencana alam.

5. Empati

Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Empati merupakan kelanjutan dari sikap simpati, yaitu perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpati tersebut. Faktor empati penting dalam interaksi sosial karena:

  • Memungkinkan seseorang untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain secara lebih mendalam.
  • Mendorong tindakan untuk membantu orang lain yang kesulitan.
  • Membantu menciptakan hubungan yang lebih harmonis dalam masyarakat.

Contoh empati adalah seorang relawan yang turun langsung membantu korban bencana alam, tidak hanya merasa simpati tetapi juga bertindak untuk meringankan penderitaan mereka.

6. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu. Dalam konteks interaksi sosial, motivasi dapat memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Faktor motivasi berperan karena:

  • Mendorong seseorang untuk aktif dalam interaksi sosial.
  • memengaruhi intensitas dan kualitas interaksi yang dilakukan.
  • Dapat menentukan tujuan dari interaksi yang dilakukan.

Contoh motivasi dalam interaksi sosial adalah keinginan untuk mendapatkan pengakuan sosial yang mendorong seseorang untuk aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

7. Faktor Lingkungan

Lingkungan, baik fisik maupun sosial, juga memengaruhi bagaimana interaksi sosial terjadi. Faktor lingkungan meliputi:

  • Kondisi geografis: memengaruhi pola interaksi masyarakat, misalnya masyarakat pesisir dengan masyarakat pegunungan.
  • Norma sosial: aturan dan nilai yang berlaku dalam masyarakat memengaruhi bagaimana orang berinteraksi.
  • Teknologi: perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi, mengubah cara orang berinteraksi.

Contoh pengaruh lingkungan adalah perbedaan pola interaksi antara masyarakat perkotaan yang cenderung individualis dengan masyarakat pedesaan yang lebih komunal.

Pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi interaksi sosial ini penting untuk menganalisis dan memahami dinamika sosial dalam masyarakat. Setiap faktor dapat berperan secara berbeda dalam situasi yang berbeda, dan seringkali beberapa faktor bekerja secara bersamaan dalam memengaruhi bagaimana interaksi sosial terjadi.

Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

Interaksi sosial terjadi dalam berbagai bentuk dan konteks dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh konkret interaksi sosial yang sering kita jumpai:

1. Interaksi dalam Keluarga

  • Orang tua yang mengajari anaknya cara makan dengan benar.
  • Diskusi keluarga untuk merencanakan liburan bersama.
  • Saudara yang saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

2. Interaksi di Sekolah

  • Guru yang menjelaskan pelajaran kepada murid-muridnya.
  • Siswa yang berdiskusi dalam kelompok belajar.
  • Interaksi antara siswa saat bermain di halaman sekolah.

3. Interaksi di Tempat Kerja

  • Rapat tim untuk membahas proyek baru.
  • Karyawan yang meminta bantuan rekan kerjanya.
  • Presentasi hasil kerja kepada atasan.

4. Interaksi dalam Masyarakat

  • Gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Transaksi jual beli di pasar tradisional.
  • Musyawarah warga untuk memilih ketua RT.

5. Interaksi dalam Konteks Ekonomi

  • Negosiasi harga antara penjual dan pembeli.
  • Kerjasama antara perusahaan dalam proyek bersama.
  • Pelayanan pelanggan di toko atau restoran.

6. Interaksi dalam Konteks Politik

  • Debat antar calon pemimpin dalam pemilihan umum.
  • Demonstrasi warga untuk menyampaikan aspirasi.
  • Rapat anggota dewan untuk membahas kebijakan.

7. Interaksi dalam Konteks Budaya

  • Pertunjukan seni tradisional yang melibatkan penonton.
  • Festival budaya yang mempertemukan berbagai kelompok etnis.
  • Upacara adat yang melibatkan seluruh anggota masyarakat.

8. Interaksi melalui Media Sosial

  • Berbagi foto dan komentar di Instagram.
  • Diskusi dalam grup WhatsApp.
  • Bertukar pendapat melalui komentar di Facebook.

9. Interaksi dalam Olahraga

  • Kerjasama tim dalam pertandingan sepak bola.
  • Komunikasi antara pelatih dan atlet.
  • Sportivitas antara pemain yang berlawanan.

10. Interaksi dalam Pelayanan Publik

  • Petugas yang melayani pembuatan KTP di kantor kelurahan.
  • Dokter yang memeriksa pasien di rumah sakit.
  • Polisi yang memberikan pengarahan lalu lintas.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa interaksi sosial terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dan melibatkan berbagai bentuk komunikasi dan hubungan antar individu atau kelompok. Setiap interaksi, sekecil apapun, memiliki peran dalam membentuk dinamika sosial dalam masyarakat.

Pentingnya Interaksi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat

Interaksi sosial memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa interaksi sosial begitu penting:

1. Pembentukan Identitas Sosial

Interaksi sosial membantu individu dalam membentuk dan mengembangkan identitas sosialnya. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang belajar tentang norma, nilai, dan peran sosial yang ada dalam masyarakat. Hal ini membantu dalam pembentukan konsep diri dan pemahaman tentang posisi seseorang dalam struktur sosial.

2. Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial memenuhi kebutuhan dasar manusia akan kontak sosial, afiliasi, dan rasa memiliki. Tanpa interaksi sosial, seseorang dapat mengalami isolasi sosial yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.

3. Transfer Pengetahuan dan Budaya

Interaksi sosial merupakan sarana utama dalam mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui interaksi, tradisi dan warisan budaya dapat dipertahankan dan dikembangkan.

4. Pembentukan Struktur Sosial

Interaksi sosial yang berulang dan terpola membentuk struktur sosial dalam masyarakat. Hal ini menciptakan pola-pola hubungan sosial yang stabil dan dapat diprediksi, yang penting untuk fungsi masyarakat yang teratur.

5. Resolusi Konflik

Interaksi sosial memungkinkan terjadinya dialog dan negosiasi yang penting dalam resolusi konflik. Melalui interaksi, perbedaan pendapat dan kepentingan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara damai.

6. Kerjasama dan Solidaritas

Interaksi sosial mendorong kerjasama antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Hal ini memungkinkan terciptanya solidaritas sosial yang penting untuk mengatasi tantangan bersama dan mencapai tujuan kolektif.

7. Perkembangan Ekonomi

Dalam konteks ekonomi, interaksi sosial memfasilitasi pertukaran barang dan jasa, negosiasi, dan pembentukan jaringan bisnis. Hal ini penting untuk perkembangan ekonomi dan inovasi.

8. Perkembangan Demokrasi

Interaksi sosial memungkinkan terjadinya pertukaran ide dan debat publik yang penting dalam sistem demokrasi. Melalui interaksi, warga negara dapat berpartisipasi dalam proses politik dan pengambilan keputusan.

9. Adaptasi Terhadap Perubahan

Interaksi sosial membantu masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan sosial, teknologi, dan lingkungan. Melalui interaksi, informasi tentang perubahan dapat disebarkan dan strategi adaptasi dapat dikembangkan bersama.

10. Pengembangan Empati dan Toleransi

Melalui interaksi dengan berbagai individu dan kelompok yang berbeda, seseorang dapat mengembangkan empati dan toleransi. Hal ini penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif.

Dengan memahami pentingnya interaksi sosial, kita dapat lebih menghargai setiap kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berusaha untuk menciptakan interaksi yang positif dan konstruktif dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi sosial yang baik dapat menjadi fondasi bagi masyarakat yang sehat, produktif, dan harmonis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya