Liputan6.com, Jakarta Defisit kalori merupakan salah satu metode diet yang populer dan efektif untuk menurunkan berat badan. Namun, banyak orang masih kebingungan bagaimana cara menghitung defisit kalori yang tepat agar dapat mencapai tujuan penurunan berat badan secara sehat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang defisit kalori, mulai dari pengertian, cara menghitung, tips menjalani, hingga manfaat dan risikonya.
Pengertian Defisit Kalori
Defisit kalori adalah kondisi di mana jumlah kalori yang dikonsumsi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh. Dengan kata lain, kita mengonsumsi lebih sedikit energi daripada yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi vitalnya dan aktivitas sehari-hari. Ketika tubuh mengalami defisit kalori, ia akan mulai menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Konsep defisit kalori didasarkan pada prinsip keseimbangan energi. Tubuh kita membutuhkan sejumlah kalori tertentu untuk menjalankan fungsi-fungsi dasarnya seperti bernapas, mencerna makanan, dan menjaga suhu tubuh. Jumlah kalori ini disebut sebagai Basal Metabolic Rate (BMR). Selain itu, kita juga membutuhkan kalori tambahan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Total kalori yang dibutuhkan tubuh dalam sehari disebut sebagai Total Daily Energy Expenditure (TDEE).
Ketika kita mengonsumsi kalori lebih sedikit dari TDEE, tubuh akan mengalami defisit kalori. Misalnya, jika TDEE seseorang adalah 2000 kalori per hari, dan ia hanya mengonsumsi 1500 kalori, maka ia mengalami defisit kalori sebesar 500 kalori. Defisit kalori inilah yang dapat membantu menurunkan berat badan jika dilakukan secara konsisten dan dalam jumlah yang tepat.
Advertisement
Cara Menghitung Defisit Kalori
Untuk menghitung defisit kalori yang tepat, kita perlu mengetahui beberapa hal terlebih dahulu:
- Basal Metabolic Rate (BMR)
- Total Daily Energy Expenditure (TDEE)
- Target penurunan berat badan
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung defisit kalori:
1. Menghitung BMR
BMR dapat dihitung menggunakan rumus Harris-Benedict:
- Untuk pria: BMR = 66 + (13,7 Ă— berat badan dalam kg) + (5 Ă— tinggi badan dalam cm) - (6,8 Ă— usia dalam tahun)
- Untuk wanita: BMR = 655 + (9,6 Ă— berat badan dalam kg) + (1,8 Ă— tinggi badan dalam cm) - (4,7 Ă— usia dalam tahun)
2. Menghitung TDEE
TDEE dihitung dengan mengalikan BMR dengan faktor aktivitas:
- Sedentary (sedikit atau tidak ada olahraga): TDEE = BMR Ă— 1,2
- Ringan aktif (olahraga ringan 1-3 hari/minggu): TDEE = BMR Ă— 1,375
- Cukup aktif (olahraga sedang 3-5 hari/minggu): TDEE = BMR Ă— 1,55
- Sangat aktif (olahraga berat 6-7 hari/minggu): TDEE = BMR Ă— 1,725
- Ekstra aktif (olahraga sangat berat atau pekerjaan fisik): TDEE = BMR Ă— 1,9
3. Menentukan Target Defisit Kalori
Umumnya, defisit kalori yang aman dan efektif berkisar antara 500-1000 kalori per hari. Ini setara dengan penurunan berat badan 0,5-1 kg per minggu. Untuk menghitung defisit kalori, kurangi TDEE dengan jumlah kalori yang ingin Anda kurangi:
Defisit Kalori = TDEE - Target Kalori Harian
Misalnya, jika TDEE Anda adalah 2500 kalori dan Anda ingin mengurangi 500 kalori per hari, maka target kalori harian Anda adalah 2000 kalori.
Tips Menjalani Defisit Kalori
Menjalani defisit kalori bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan strategi yang tepat, Anda dapat mencapai tujuan penurunan berat badan secara sehat dan berkelanjutan. Berikut beberapa tips untuk menjalani defisit kalori:
1. Fokus pada Makanan Bergizi
Meskipun Anda mengurangi jumlah kalori, pastikan untuk tetap mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi. Pilihlah makanan yang padat nutrisi namun rendah kalori seperti sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Hindari makanan olahan dan minuman manis yang tinggi kalori namun rendah nutrisi.
2. Makan Secara Teratur
Jangan melewatkan waktu makan. Makan secara teratur dapat membantu menjaga metabolisme tetap aktif dan mencegah rasa lapar yang berlebihan. Cobalah untuk makan 3 kali sehari dengan 1-2 camilan sehat di antaranya.
3. Kontrol Porsi Makan
Gunakan piring yang lebih kecil dan ukur porsi makanan Anda. Ini dapat membantu mengontrol jumlah kalori yang Anda konsumsi tanpa harus menghitung setiap kalori.
4. Perbanyak Minum Air
Air dapat membantu memberikan rasa kenyang dan mencegah dehidrasi. Minumlah setidaknya 8 gelas air sehari. Anda juga bisa minum teh herbal tanpa gula atau air infus untuk variasi.
5. Kombinasikan dengan Olahraga
Olahraga dapat membantu meningkatkan pembakaran kalori dan membangun massa otot. Lakukan kombinasi latihan kardio dan latihan kekuatan untuk hasil yang optimal.
6. Tidur yang Cukup
Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme. Usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam.
7. Kelola Stres
Stres dapat memicu makan berlebihan. Lakukan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menenangkan.
Advertisement
Manfaat Defisit Kalori
Menjalani defisit kalori dengan benar dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, di antaranya:
1. Penurunan Berat Badan
Manfaat utama dari defisit kalori adalah penurunan berat badan. Ketika tubuh mengalami defisit kalori, ia akan mulai membakar cadangan lemak untuk energi, yang mengakibatkan penurunan berat badan.
2. Peningkatan Kesehatan Metabolik
Defisit kalori dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar gula darah, dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.
3. Penurunan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Dengan menurunkan berat badan, defisit kalori dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol, dan menurunkan risiko penyakit jantung.
4. Peningkatan Mobilitas dan Energi
Penurunan berat badan dapat meningkatkan mobilitas dan tingkat energi, memungkinkan Anda untuk lebih aktif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.
5. Peningkatan Kualitas Hidup
Mencapai berat badan yang sehat dapat meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi gejala depresi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Risiko dan Hal yang Perlu Diperhatikan
Meskipun defisit kalori dapat memberikan banyak manfaat, ada beberapa risiko dan hal yang perlu diperhatikan:
1. Kekurangan Nutrisi
Jika tidak direncanakan dengan baik, defisit kalori dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting. Pastikan untuk tetap mengonsumsi makanan yang beragam dan kaya nutrisi.
2. Penurunan Metabolisme
Defisit kalori yang terlalu ekstrem atau berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan metabolisme. Ini dapat membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit di kemudian hari.
3. Kehilangan Massa Otot
Tanpa asupan protein yang cukup dan latihan kekuatan, defisit kalori dapat menyebabkan kehilangan massa otot bersama dengan lemak.
4. Gangguan Hormon
Defisit kalori yang terlalu besar dapat mengganggu keseimbangan hormon, terutama pada wanita. Ini dapat memengaruhi siklus menstruasi dan kesuburan.
5. Efek Psikologis
Pembatasan kalori yang terlalu ketat dapat menyebabkan obsesi terhadap makanan, stres, dan bahkan gangguan makan pada beberapa individu.
Advertisement
Perbedaan Defisit Kalori dengan Metode Diet Lainnya
Defisit kalori berbeda dengan beberapa metode diet populer lainnya dalam beberapa aspek:
1. Defisit Kalori vs Diet Keto
Diet keto berfokus pada pengurangan karbohidrat dan peningkatan lemak, sementara defisit kalori berfokus pada pengurangan total kalori tanpa membatasi jenis makanan tertentu.
2. Defisit Kalori vs Puasa Intermiten
Puasa intermiten melibatkan pembatasan waktu makan, sedangkan defisit kalori berfokus pada jumlah kalori yang dikonsumsi tanpa membatasi waktu makan.
3. Defisit Kalori vs Diet Rendah Lemak
Diet rendah lemak berfokus pada pengurangan asupan lemak, sementara defisit kalori dapat mencakup semua jenis makanan selama total kalori tetap di bawah TDEE.
Mitos dan Fakta Seputar Defisit Kalori
Ada beberapa mitos yang beredar seputar defisit kalori. Mari kita bahas beberapa di antaranya:
Mitos 1: Semakin Besar Defisit Kalori, Semakin Cepat Turun Berat Badan
Fakta: Defisit kalori yang terlalu besar dapat memperlambat metabolisme dan menyebabkan kehilangan massa otot. Defisit kalori yang moderat (500-1000 kalori per hari) lebih efektif dan aman untuk penurunan berat badan jangka panjang.
Mitos 2: Anda Harus Menghitung Setiap Kalori
Fakta: Meskipun menghitung kalori dapat membantu, ini bukan satu-satunya cara untuk menciptakan defisit kalori. Fokus pada porsi makan yang tepat dan pilihan makanan yang sehat juga dapat efektif.
Mitos 3: Semua Kalori Diciptakan Sama
Fakta: Meskipun defisit kalori berfokus pada jumlah kalori, kualitas kalori juga penting. 100 kalori dari sayuran akan memberikan lebih banyak nutrisi dibandingkan 100 kalori dari makanan olahan.
Advertisement
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter
Meskipun defisit kalori umumnya aman untuk kebanyakan orang, ada beberapa situasi di mana Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai:
- Jika Anda memiliki riwayat gangguan makan
- Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan tiroid
- Jika Anda sedang hamil atau menyusui
- Jika Anda berusia di bawah 18 tahun atau di atas 65 tahun
- Jika Anda mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan
Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Defisit Kalori
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil dari defisit kalori?
Jawaban: Hasil dapat bervariasi tergantung pada individu, tetapi umumnya Anda dapat mulai melihat penurunan berat badan dalam 1-2 minggu jika Anda konsisten dengan defisit kalori 500-1000 kalori per hari.
2. Apakah defisit kalori aman untuk semua orang?
Jawaban: Defisit kalori umumnya aman untuk orang dewasa yang sehat. Namun, tidak disarankan untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, wanita hamil atau menyusui, dan orang dengan kondisi medis tertentu tanpa pengawasan dokter.
3. Bagaimana cara mengatasi rasa lapar saat menjalani defisit kalori?
Jawaban: Beberapa tips untuk mengatasi rasa lapar termasuk makan makanan tinggi serat dan protein, minum banyak air, tidur yang cukup, dan menghindari makanan yang memicu rasa lapar seperti makanan manis dan olahan.
4. Apakah saya harus berolahraga saat menjalani defisit kalori?
Jawaban: Olahraga tidak wajib untuk menciptakan defisit kalori, tetapi sangat dianjurkan. Olahraga dapat membantu meningkatkan pembakaran kalori, mempertahankan massa otot, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
5. Bagaimana jika berat badan saya tidak turun meskipun sudah menjalani defisit kalori?
Jawaban: Jika berat badan Anda tidak turun setelah beberapa minggu menjalani defisit kalori, ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Anda mungkin underestimating kalori yang Anda konsumsi, overestimating kalori yang Anda bakar, atau tubuh Anda mungkin telah beradaptasi dengan defisit kalori. Cobalah untuk mengevaluasi kembali asupan dan pengeluaran kalori Anda, atau berkonsultasilah dengan ahli gizi.
Advertisement
Kesimpulan
Defisit kalori merupakan metode yang efektif untuk menurunkan berat badan jika dilakukan dengan benar. Kunci utamanya adalah menghitung kebutuhan kalori harian Anda dengan tepat, menciptakan defisit kalori yang moderat dan berkelanjutan, serta memastikan asupan nutrisi yang seimbang. Ingatlah bahwa penurunan berat badan yang sehat adalah proses jangka panjang yang membutuhkan konsistensi dan kesabaran.
Meskipun defisit kalori dapat menjadi alat yang ampuh untuk menurunkan berat badan, penting untuk menjalaninya dengan bijak dan memperhatikan sinyal-sinyal dari tubuh Anda. Jika Anda mengalami efek samping yang tidak diinginkan atau memiliki kekhawatiran tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Akhirnya, ingatlah bahwa kesehatan lebih dari sekadar angka di timbangan. Fokus pada gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, manajemen stres yang baik, dan tidur yang cukup, akan memberikan manfaat jangka panjang yang jauh melampaui penurunan berat badan semata.