Apa Itu Eksplanatif: Pengertian, Jenis, dan Contoh Penelitian

Pelajari apa itu eksplanatif, jenis-jenis penelitian eksplanatif, karakteristik, tujuan, serta contoh penelitian eksplanatif dalam berbagai bidang ilmu.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Nov 2024, 12:20 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 12:20 WIB
apa itu eksplanatif
apa itu eksplanatif ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Penelitian eksplanatif merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang diteliti. Metode ini berusaha mengungkap alasan di balik suatu fenomena dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu eksplanatif, karakteristik, jenis-jenis, serta contoh penerapannya dalam berbagai bidang ilmu.

Pengertian Penelitian Eksplanatif

Penelitian eksplanatif, yang juga dikenal sebagai penelitian eksplanatori, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal (sebab-akibat) antara dua atau lebih variabel. Metode ini tidak hanya mendeskripsikan suatu fenomena, tetapi juga berusaha mengungkap mengapa dan bagaimana fenomena tersebut terjadi.

Tujuan utama penelitian eksplanatif adalah:

  • Menguji hipotesis atau teori yang telah dirumuskan
  • Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab suatu fenomena
  • Menjelaskan mekanisme terjadinya suatu peristiwa
  • Menganalisis hubungan antar variabel
  • Memprediksi kemungkinan terjadinya suatu fenomena berdasarkan variabel-variabel yang diteliti

Penelitian eksplanatif biasanya dilakukan setelah peneliti memiliki pemahaman yang cukup tentang topik yang diteliti. Metode ini membutuhkan landasan teori yang kuat dan hipotesis yang jelas untuk diuji.

Karakteristik Penelitian Eksplanatif

Beberapa karakteristik utama penelitian eksplanatif antara lain:

  • Berfokus pada hubungan sebab-akibat antar variabel
  • Menggunakan hipotesis sebagai panduan penelitian
  • Melibatkan pengujian statistik untuk membuktikan hipotesis
  • Membutuhkan sampel yang representatif
  • Menggunakan metode pengumpulan data yang terstruktur
  • Hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk populasi yang lebih luas
  • Lebih kompleks dibandingkan penelitian deskriptif atau eksploratif

Penelitian eksplanatif membantu peneliti memahami topik secara lebih mendalam dan menambah wawasan baru terkait suatu fenomena. Metode ini juga memungkinkan peneliti untuk mereplikasi studi guna mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

Jenis-jenis Penelitian Eksplanatif

Penelitian eksplanatif dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pendekatan dan metode yang digunakan:

1. Penelitian Eksplanatif Kuantitatif

Jenis penelitian ini menggunakan data numerik dan analisis statistik untuk menguji hipotesis. Metode pengumpulan data yang umum digunakan meliputi survei, eksperimen, dan analisis data sekunder. Penelitian eksplanatif kuantitatif cocok untuk menguji teori dan mengeneralisasi hasil ke populasi yang lebih luas.

2. Penelitian Eksplanatif Kualitatif

Meskipun lebih jarang, penelitian eksplanatif juga dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang proses dan mekanisme yang mendasari hubungan sebab-akibat. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen.

3. Penelitian Eksplanatif Campuran

Pendekatan ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena yang diteliti. Penelitian eksplanatif campuran dapat memberikan hasil yang lebih kaya dan mendalam.

4. Penelitian Eksplanatif Longitudinal

Jenis penelitian ini mengamati perubahan variabel dari waktu ke waktu untuk mengidentifikasi pola dan hubungan sebab-akibat. Penelitian longitudinal sangat berguna untuk memahami proses dan dinamika jangka panjang.

5. Penelitian Eksplanatif Cross-sectional

Berbeda dengan penelitian longitudinal, penelitian cross-sectional mengumpulkan data pada satu titik waktu tertentu. Metode ini lebih cepat dan ekonomis, namun memiliki keterbatasan dalam menjelaskan perubahan dari waktu ke waktu.

Tujuan Penelitian Eksplanatif

Penelitian eksplanatif memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:

  • Menguji teori atau hipotesis yang telah dirumuskan
  • Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab suatu fenomena
  • Menjelaskan mekanisme terjadinya suatu peristiwa
  • Menganalisis hubungan antar variabel
  • Memprediksi kemungkinan terjadinya suatu fenomena berdasarkan variabel-variabel yang diteliti
  • Mengembangkan model atau teori baru berdasarkan temuan penelitian
  • Memberikan dasar ilmiah untuk pengambilan keputusan atau kebijakan

Dengan mencapai tujuan-tujuan tersebut, penelitian eksplanatif berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai fenomena dalam kehidupan sosial, alam, dan berbagai bidang lainnya.

Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Eksplanatif

Untuk mencapai tujuannya, penelitian eksplanatif menggunakan berbagai metode pengumpulan data, antara lain:

1. Survei

Metode survei melibatkan pengumpulan data dari sejumlah besar responden menggunakan kuesioner atau wawancara terstruktur. Survei cocok untuk mengumpulkan data kuantitatif dan menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel.

2. Eksperimen

Metode eksperimen melibatkan manipulasi satu atau lebih variabel independen untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen. Eksperimen sangat berguna untuk menguji hubungan sebab-akibat secara langsung.

3. Observasi

Observasi sistematis dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku atau fenomena yang terjadi secara alami. Metode ini berguna untuk penelitian eksplanatif yang berfokus pada proses dan interaksi.

4. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dapat digunakan dalam penelitian eksplanatif kualitatif untuk memahami perspektif dan pengalaman individu terkait fenomena yang diteliti.

5. Analisis Data Sekunder

Peneliti dapat menggunakan data yang sudah ada dari sumber-sumber terpercaya untuk menguji hipotesis atau menganalisis tren jangka panjang.

6. Studi Kasus

Metode studi kasus dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan sebab-akibat dalam konteks yang spesifik dan kompleks.

Pemilihan metode pengumpulan data tergantung pada jenis penelitian eksplanatif, sumber daya yang tersedia, dan karakteristik fenomena yang diteliti. Seringkali, peneliti menggunakan kombinasi beberapa metode untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Eksplanatif

Untuk melakukan penelitian eksplanatif yang efektif, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi masalah penelitian dan rumuskan pertanyaan penelitian yang jelas
  2. Lakukan tinjauan literatur untuk memahami teori dan penelitian sebelumnya
  3. Rumuskan hipotesis berdasarkan teori dan bukti yang ada
  4. Pilih desain penelitian yang sesuai (misalnya, eksperimen, survei, atau studi longitudinal)
  5. Tentukan populasi dan sampel penelitian
  6. Pilih dan kembangkan instrumen pengumpulan data
  7. Lakukan pengumpulan data
  8. Analisis data menggunakan metode statistik yang sesuai
  9. Interpretasikan hasil dan uji hipotesis
  10. Tarik kesimpulan dan diskusikan implikasi temuan
  11. Tulis laporan penelitian dan publikasikan hasil

Setiap langkah harus dilakukan dengan cermat dan sistematis untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.

Contoh Penelitian Eksplanatif dalam Berbagai Bidang

Penelitian eksplanatif dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu. Berikut beberapa contoh:

1. Bidang Pendidikan

Contoh: Penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran aktif terhadap prestasi akademik siswa. Hipotesis yang diuji adalah bahwa metode pembelajaran aktif meningkatkan prestasi akademik dibandingkan metode tradisional.

2. Bidang Psikologi

Contoh: Studi tentang hubungan antara tingkat stres dan produktivitas kerja. Peneliti dapat menguji hipotesis bahwa tingkat stres yang moderat menghasilkan produktivitas tertinggi, sementara stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi menurunkan produktivitas.

3. Bidang Kesehatan

Contoh: Penelitian tentang efektivitas program intervensi gaya hidup terhadap penurunan risiko penyakit jantung. Hipotesis yang diuji adalah bahwa program intervensi gaya hidup yang meliputi diet sehat dan olahraga teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan.

4. Bidang Ekonomi

Contoh: Studi tentang dampak kebijakan moneter terhadap tingkat inflasi. Peneliti dapat menguji hipotesis bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat (misalnya, kenaikan suku bunga) akan menurunkan tingkat inflasi dalam jangka menengah.

5. Bidang Sosiologi

Contoh: Penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik kaum muda. Hipotesis yang diuji adalah bahwa penggunaan media sosial yang lebih intensif berkorelasi positif dengan tingkat partisipasi politik di kalangan pemuda.

6. Bidang Geografi

Contoh: Studi tentang hubungan antara perubahan iklim dan pola migrasi penduduk. Peneliti dapat menguji hipotesis bahwa peningkatan frekuensi bencana alam akibat perubahan iklim menyebabkan peningkatan migrasi dari daerah rentan ke daerah yang lebih aman.

Contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana penelitian eksplanatif dapat diterapkan untuk menjelaskan berbagai fenomena dan hubungan sebab-akibat dalam berbagai bidang ilmu.

Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian Eksplanatif

Seperti halnya metode penelitian lainnya, penelitian eksplanatif memiliki kelebihan dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan:

Kelebihan:

  1. Memberikan pemahaman mendalam tentang hubungan sebab-akibat
  2. Memungkinkan pengujian teori dan hipotesis secara empiris
  3. Hasil dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas
  4. Berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teori baru
  5. Memberikan dasar ilmiah untuk pengambilan keputusan dan kebijakan

Keterbatasan:

  1. Membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih banyak dibandingkan penelitian deskriptif
  2. Kesulitan dalam mengendalikan semua variabel yang mungkin mempengaruhi hasil
  3. Risiko bias peneliti dalam interpretasi hasil
  4. Keterbatasan etis dalam melakukan eksperimen tertentu
  5. Kesulitan dalam menjelaskan fenomena yang sangat kompleks atau multidimensi

Memahami kelebihan dan keterbatasan ini penting bagi peneliti untuk merancang dan melaksanakan penelitian eksplanatif yang efektif dan etis.

Perbedaan Penelitian Eksplanatif dengan Jenis Penelitian Lainnya

Untuk memahami posisi penelitian eksplanatif dalam spektrum metodologi penelitian, penting untuk membandingkannya dengan jenis penelitian lainnya:

1. Penelitian Eksplanatif vs Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik suatu fenomena tanpa menjelaskan hubungan sebab-akibat. Sementara itu, penelitian eksplanatif berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.

2. Penelitian Eksplanatif vs Penelitian Eksploratif

Penelitian eksploratif dilakukan untuk memahami fenomena yang belum banyak diketahui dan menghasilkan hipotesis awal. Penelitian eksplanatif, di sisi lain, menguji hipotesis yang sudah ada dan menjelaskan hubungan antar variabel.

3. Penelitian Eksplanatif vs Penelitian Prediktif

Meskipun keduanya dapat menggunakan analisis statistik, penelitian prediktif berfokus pada meramalkan kejadian di masa depan berdasarkan pola yang ada. Penelitian eksplanatif lebih berfokus pada menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi.

4. Penelitian Eksplanatif vs Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif bertujuan untuk menilai efektivitas suatu program atau intervensi. Sementara penelitian eksplanatif dapat memberikan dasar teoritis untuk evaluasi, fokusnya lebih pada menjelaskan mekanisme yang mendasari efektivitas tersebut.

Memahami perbedaan ini membantu peneliti memilih metodologi yang paling sesuai dengan tujuan penelitian mereka.

Tantangan dalam Melakukan Penelitian Eksplanatif

Meskipun penelitian eksplanatif sangat bermanfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  • Kompleksitas dalam mengisolasi variabel: Sulit untuk memastikan bahwa hubungan yang diamati benar-benar kausal dan bukan sekadar korelasi.
  • Etika penelitian: Beberapa hipotesis mungkin sulit diuji karena pertimbangan etis, terutama dalam penelitian yang melibatkan manusia atau hewan.
  • Generalisasi hasil: Meskipun bertujuan untuk digeneralisasi, hasil penelitian mungkin tidak selalu dapat diterapkan di luar konteks spesifik penelitian.
  • Bias peneliti: Ekspektasi dan asumsi peneliti dapat mempengaruhi desain penelitian dan interpretasi hasil.
  • Keterbatasan sumber daya: Penelitian eksplanatif seringkali membutuhkan sampel besar dan analisis kompleks, yang dapat menjadi kendala bagi peneliti dengan sumber daya terbatas.
  • Perubahan kondisi: Dalam penelitian jangka panjang, kondisi yang berubah dapat mempengaruhi validitas hasil.

Mengatasi tantangan-tantangan ini membutuhkan perencanaan yang cermat, desain penelitian yang kuat, dan interpretasi hasil yang hati-hati.

Pertanyaan Umum (FAQ) tentang Penelitian Eksplanatif

Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang penelitian eksplanatif:

1. Apakah penelitian eksplanatif selalu menggunakan metode kuantitatif?

Tidak selalu. Meskipun penelitian eksplanatif sering menggunakan metode kuantitatif, pendekatan kualitatif atau campuran juga dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat, terutama dalam konteks yang kompleks.

2. Berapa besar sampel yang dibutuhkan untuk penelitian eksplanatif?

Ukuran sampel tergantung pada berbagai faktor, termasuk populasi target, tingkat presisi yang diinginkan, dan jenis analisis statistik yang digunakan. Umumnya, sampel yang lebih besar meningkatkan keakuratan dan generalisasi hasil.

3. Bagaimana cara memastikan validitas internal dalam penelitian eksplanatif?

Validitas internal dapat ditingkatkan melalui desain penelitian yang cermat, kontrol variabel yang ketat, penggunaan kelompok kontrol, dan replikasi studi. Triangulasi data dan metode juga dapat meningkatkan validitas.

4. Apakah penelitian eksplanatif selalu menghasilkan hubungan sebab-akibat yang pasti?

Tidak selalu. Meskipun bertujuan menjelaskan hubungan kausal, penelitian eksplanatif seringkali hanya dapat menunjukkan korelasi kuat. Menetapkan kausalitas yang pasti membutuhkan bukti yang sangat kuat dan pertimbangan berbagai faktor.

5. Bagaimana cara mengatasi variabel pengganggu dalam penelitian eksplanatif?

Variabel pengganggu dapat diatasi melalui randomisasi, pencocokan, kontrol statistik, atau desain eksperimental yang cermat. Penting juga untuk mengidentifikasi dan mengukur variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi hasil.

Kesimpulan

Penelitian eksplanatif merupakan metode yang kuat untuk memahami hubungan sebab-akibat dalam berbagai fenomena. Dengan fokus pada pengujian hipotesis dan analisis hubungan antar variabel, penelitian ini berkontribusi signifikan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia.

Meskipun memiliki tantangan dan keterbatasan, penelitian eksplanatif tetap menjadi pilihan utama bagi peneliti yang ingin menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Dengan perencanaan yang cermat, desain yang kuat, dan interpretasi yang hati-hati, penelitian eksplanatif dapat memberikan wawasan berharga dalam berbagai bidang, mulai dari ilmu sosial hingga ilmu alam.

Penting bagi peneliti untuk memahami kekuatan dan keterbatasan metode ini, serta memilih pendekatan yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian mereka. Dengan demikian, penelitian eksplanatif akan terus menjadi alat penting dalam upaya kita untuk memahami dan menjelaskan kompleksitas dunia di sekitar kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya