Cara Mengobati Gondongan dengan Cepat: Panduan Lengkap Mengatasi Penyakit Menular Ini

Pelajari cara mengobati gondongan dengan cepat melalui panduan lengkap ini. Temukan penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan penyakit menular ini.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Nov 2024, 06:29 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2024, 06:29 WIB
cara mengobati gondongan dengan cepat
cara mengobati gondongan dengan cepat ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus pada kelenjar ludah. Meski umumnya tidak berbahaya, gondongan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai cara mengobati gondongan dengan cepat serta berbagai aspek penting terkait penyakit ini.

Apa Itu Gondongan?

Gondongan, yang dalam istilah medis disebut parotitis, adalah peradangan pada kelenjar parotis - salah satu kelenjar ludah utama yang terletak di bawah telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus yang sangat mudah menular melalui percikan air liur atau kontak langsung dengan penderita.

Ciri khas gondongan adalah pembengkakan pada satu atau kedua sisi pipi, yang membuat wajah terlihat bengkak seperti hamster. Selain itu, penderita juga dapat mengalami gejala lain seperti demam, nyeri saat mengunyah, sakit kepala, dan kelelahan.

Meski dapat menyerang segala usia, gondongan paling sering terjadi pada anak-anak berusia 5-9 tahun. Sebelum adanya vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella), hampir semua orang pernah mengalami gondongan setidaknya sekali seumur hidup. Namun kini kasusnya sudah jauh berkurang berkat program imunisasi.

Penyebab Gondongan

Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari keluarga paramyxovirus. Virus ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Sangat mudah menular melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk, bersin atau berbicara
  • Dapat bertahan hidup di permukaan benda dan menular saat seseorang menyentuh benda tersebut lalu menyentuh mulut atau hidungnya
  • Masa inkubasi sekitar 16-18 hari sebelum gejala muncul
  • Penderita sudah dapat menularkan virus 3 hari sebelum gejala muncul hingga 9 hari setelahnya

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena gondongan antara lain:

  • Belum mendapatkan vaksin MMR
  • Usia anak-anak (2-12 tahun)
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Tinggal atau bepergian ke daerah dengan banyak kasus gondongan
  • Kontak dekat dengan penderita gondongan

Gejala Gondongan

Gejala gondongan biasanya muncul 16-18 hari setelah terpapar virus. Berikut adalah gejala-gejala umum yang perlu diwaspadai:

  • Pembengkakan pada satu atau kedua sisi pipi dan rahang
  • Nyeri saat mengunyah atau menelan
  • Demam hingga 39°C
  • Sakit kepala
  • Kelelahan dan lemas
  • Hilang nafsu makan
  • Nyeri otot
  • Mulut kering

Pada beberapa kasus, gejala bisa sangat ringan atau bahkan tidak ada sama sekali. Namun penderita tetap dapat menularkan virus. Gejala biasanya memuncak dalam 1-3 hari pertama, lalu berangsur membaik dalam 7-10 hari.

Penting untuk memantau gejala dan segera ke dokter jika muncul tanda-tanda komplikasi seperti:

  • Sakit kepala hebat
  • Kaku leher
  • Kejang
  • Kebingungan atau penurunan kesadaran
  • Nyeri perut hebat
  • Pembengkakan testis pada laki-laki

Cara Mengobati Gondongan dengan Cepat

Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan gondongan, karena penyebabnya adalah virus. Pengobatan utamanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa cara mengobati gondongan dengan cepat yang dapat dilakukan:

1. Istirahat yang Cukup

Istirahat total sangat penting untuk membantu tubuh melawan infeksi virus. Penderita sebaiknya beristirahat di rumah selama minimal 5 hari sejak gejala muncul untuk mencegah penularan. Tidur yang cukup juga membantu mempercepat pemulihan.

2. Kompres Dingin atau Hangat

Mengompres area yang bengkak dengan es batu atau air hangat dapat membantu meredakan nyeri dan pembengkakan. Lakukan kompres selama 15-20 menit beberapa kali sehari. Pilih suhu yang paling nyaman bagi penderita.

3. Konsumsi Obat Pereda Nyeri dan Demam

Obat seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu menurunkan demam dan meredakan rasa sakit. Ikuti dosis yang dianjurkan dan hindari aspirin untuk anak-anak karena berisiko menyebabkan sindrom Reye.

4. Perbanyak Minum Air Putih

Minum air putih yang cukup penting untuk mencegah dehidrasi dan membantu meredakan gejala. Penderita sebaiknya minum minimal 8 gelas air sehari. Jus buah, sup, dan oralit juga bisa menjadi pilihan.

5. Konsumsi Makanan Lunak

Pilih makanan yang mudah dikunyah dan ditelan seperti bubur, sup, yogurt, atau puding untuk mengurangi rasa sakit saat mengunyah. Hindari makanan asam yang dapat merangsang produksi air liur.

6. Gunakan Obat Kumur Antiseptik

Berkumur dengan obat kumur antiseptik atau air garam hangat dapat membantu meredakan nyeri dan mencegah infeksi sekunder di mulut.

7. Hindari Makanan dan Minuman yang Merangsang Air Liur

Makanan asam, pedas, atau asin dapat merangsang produksi air liur yang berlebihan dan memperparah rasa sakit. Hindari juga minuman berkarbonasi dan alkohol.

8. Gunakan Pereda Nyeri Topikal

Obat oles yang mengandung mentol atau capsaicin dapat memberikan efek dingin atau hangat yang meredakan nyeri di area yang bengkak.

9. Lakukan Pijatan Lembut

Pijatan lembut di sekitar area yang bengkak dapat membantu melancarkan aliran darah dan getah bening, sehingga mengurangi pembengkakan.

10. Jaga Kebersihan

Rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan mulut dapat mencegah infeksi sekunder dan mempercepat penyembuhan.

Diagnosis Gondongan

Diagnosis gondongan umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas, terutama pembengkakan di area pipi dan rahang. Namun, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis dan memeriksa kemungkinan komplikasi:

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa area pembengkakan di wajah, leher, dan mulut. Mereka juga akan memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan kemungkinan komplikasi lainnya.

Tes Laboratorium

Beberapa tes yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Tes darah: untuk memeriksa tanda-tanda infeksi dan antibodi terhadap virus gondongan
  • Tes urin: untuk memeriksa kemungkinan infeksi pada saluran kemih
  • Swab pipi bagian dalam (buccal swab): untuk mendeteksi virus gondongan

Pencitraan

Dalam kasus yang lebih kompleks, dokter mungkin akan merekomendasikan:

  • USG: untuk memeriksa pembengkakan kelenjar parotis atau organ lain
  • CT Scan atau MRI: jika dicurigai ada komplikasi pada sistem saraf pusat

Pengobatan Medis untuk Gondongan

Meski gondongan umumnya sembuh sendiri, pengobatan medis mungkin diperlukan untuk meredakan gejala atau mengatasi komplikasi. Beberapa pengobatan yang mungkin diberikan dokter antara lain:

1. Obat Antivirus

Meski jarang digunakan, obat antivirus seperti acyclovir atau ribavirin kadang diberikan pada kasus yang berat atau pada pasien dengan sistem kekebalan lemah.

2. Obat Antiinflamasi

Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.

3. Antibiotik

Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.

4. Terapi Cairan Intravena

Pada kasus dehidrasi berat, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan melalui infus.

5. Pengobatan Komplikasi

Jika terjadi komplikasi seperti meningitis atau pankreatitis, pengobatan khusus mungkin diperlukan.

Pencegahan Gondongan

Pencegahan adalah kunci utama dalam mengendalikan penyebaran gondongan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gondongan:

1. Vaksinasi MMR

Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) adalah cara paling efektif untuk mencegah gondongan. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis:

  • Dosis pertama: usia 12-15 bulan
  • Dosis kedua: usia 4-6 tahun

Efektivitas vaksin MMR dalam mencegah gondongan mencapai 88% setelah dua dosis.

2. Isolasi Penderita

Penderita gondongan sebaiknya mengisolasi diri selama minimal 5 hari sejak gejala muncul untuk mencegah penularan ke orang lain.

3. Praktik Kebersihan yang Baik

  • Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir
  • Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
  • Hindari berbagi peralatan makan atau minum dengan orang lain
  • Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh

4. Hindari Kontak Dekat dengan Penderita

Jaga jarak dengan orang yang terinfeksi gondongan, terutama jika Anda belum divaksinasi atau memiliki sistem kekebalan yang lemah.

5. Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Jaga pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Komplikasi Gondongan

Meski sebagian besar kasus gondongan sembuh tanpa komplikasi, beberapa penderita dapat mengalami komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:

1. Meningitis

Peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang. Gejala meliputi sakit kepala hebat, kaku leher, dan demam tinggi.

2. Ensefalitis

Peradangan pada jaringan otak yang dapat menyebabkan kebingungan, kejang, atau bahkan koma.

3. Orkitis

Peradangan pada testis yang dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan. Dalam kasus yang jarang, dapat menyebabkan infertilitas.

4. Ooforitis

Peradangan pada ovarium yang dapat menyebabkan nyeri perut dan demam.

5. Pankreatitis

Peradangan pada pankreas yang dapat menyebabkan nyeri perut hebat dan gangguan pencernaan.

6. Gangguan Pendengaran

Dalam kasus yang jarang, gondongan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen.

Mitos dan Fakta Seputar Gondongan

Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar gondongan yang perlu diketahui:

Mitos: Gondongan hanya menyerang anak-anak

Fakta: Meski lebih sering terjadi pada anak-anak, gondongan dapat menyerang orang dari segala usia.

Mitos: Seseorang hanya bisa terkena gondongan sekali seumur hidup

Fakta: Meski jarang, seseorang bisa terkena gondongan lebih dari sekali, terutama jika sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Mitos: Mengoleskan minyak kayu putih atau balsem dapat menyembuhkan gondongan

Fakta: Minyak kayu putih atau balsem hanya memberikan efek dingin yang sementara, tidak menyembuhkan infeksi virus penyebab gondongan.

Mitos: Gondongan selalu menyerang kedua sisi wajah

Fakta: Gondongan bisa menyerang hanya satu sisi atau kedua sisi wajah.

Mitos: Vaksin MMR menyebabkan autisme

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara vaksin MMR dan autisme. Klaim ini telah dibantah oleh berbagai penelitian.

Kapan Harus ke Dokter?

Meski gondongan umumnya dapat diobati di rumah, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter:

  • Demam di atas 39°C yang tidak turun dengan obat penurun panas
  • Sakit kepala hebat yang terus-menerus
  • Kaku leher
  • Kebingungan atau penurunan kesadaran
  • Kejang
  • Nyeri perut hebat
  • Pembengkakan testis pada laki-laki
  • Gejala yang tidak membaik setelah 7-10 hari
  • Kesulitan makan atau minum karena rasa sakit
  • Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, urin berwarna gelap, atau pusing

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter atau kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perawatan Jangka Panjang Pasca Gondongan

Setelah sembuh dari gondongan, sebagian besar orang tidak memerlukan perawatan jangka panjang khusus. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pemantauan Komplikasi

Lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan tidak ada komplikasi yang muncul setelah sembuh dari gondongan, terutama jika Anda mengalami gejala yang berat.

2. Pemeriksaan Kesuburan

Bagi pria yang mengalami orkitis (peradangan testis) akibat gondongan, mungkin perlu melakukan pemeriksaan kesuburan di kemudian hari.

3. Tes Pendengaran

Jika Anda mengalami gangguan pendengaran selama sakit, lakukan tes pendengaran untuk memastikan fungsi pendengaran telah kembali normal.

4. Penguatan Sistem Imun

Jaga pola hidup sehat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi di masa depan.

5. Vaksinasi Ulang

Konsultasikan dengan dokter apakah Anda perlu mendapatkan vaksinasi MMR tambahan, terutama jika Anda belum mendapatkan dua dosis lengkap sebelumnya.

FAQ Seputar Gondongan

1. Apakah gondongan berbahaya bagi ibu hamil?

Gondongan pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko keguguran, terutama pada trimester pertama. Namun, tidak ada bukti bahwa gondongan menyebabkan cacat lahir.

2. Berapa lama masa penularan gondongan?

Penderita gondongan dapat menularkan virus mulai 3 hari sebelum gejala muncul hingga 9 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis.

3. Apakah orang yang sudah divaksin bisa terkena gondongan?

Meski jarang, orang yang sudah divaksin masih mungkin terkena gondongan. Namun, gejalanya biasanya lebih ringan dan risiko komplikasi lebih kecil.

4. Apakah gondongan bisa menyebabkan kemandulan?

Pada kasus yang jarang, orkitis (peradangan testis) akibat gondongan dapat menyebabkan penurunan kesuburan, tapi kemandulan total sangat jarang terjadi.

5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari gondongan?

Umumnya, gejala gondongan membaik dalam 7-10 hari. Namun, pemulihan total bisa memakan waktu hingga 3 minggu.

Kesimpulan

Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis. Meski umumnya tidak berbahaya, gondongan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan berisiko menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Cara mengobati gondongan dengan cepat meliputi istirahat yang cukup, kompres dingin atau hangat, konsumsi obat pereda nyeri dan demam, serta pemenuhan kebutuhan cairan tubuh.

Pencegahan melalui vaksinasi MMR dan praktik kebersihan yang baik adalah kunci utama dalam mengendalikan penyebaran gondongan. Meski sebagian besar kasus dapat diobati di rumah, penting untuk waspada terhadap tanda-tanda komplikasi dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Dengan pemahaman yang baik tentang penyakit ini dan penanganan yang tepat, kita dapat meminimalkan dampak gondongan dan menjaga kesehatan diri serta orang-orang di sekitar kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya