Liputan6.com, Jakarta - Kadar gula darah yang terlalu rendah atau hipoglikemia dapat menimbulkan berbagai gejala dan dampak serius bagi tubuh. Mengenali ciri-ciri tubuh kekurangan gula sangat penting agar kondisi ini dapat segera diatasi.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai definisi, gejala, penyebab, cara mengatasi, hingga pencegahan hipoglikemia.
Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah berada di bawah batas normal. Secara umum, seseorang dianggap mengalami hipoglikemia jika kadar gula darahnya kurang dari 70 mg/dL. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi tubuh yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat seperti nasi, roti, dan buah-buahan. Selain dari makanan, glukosa juga diproduksi secara alami oleh hati.
Ketika kadar gula darah terlalu rendah, tubuh akan kekurangan energi untuk menjalankan berbagai fungsi penting. Hal ini dapat mengganggu kinerja organ-organ tubuh, terutama otak yang sangat bergantung pada glukosa sebagai bahan bakarnya. Itulah sebabnya hipoglikemia dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu dan berpotensi berbahaya jika tidak segera diatasi.
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah. Namun, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang yang tidak menderita diabetes karena berbagai faktor lain. Penting untuk memahami penyebab dan gejala hipoglikemia agar dapat melakukan penanganan yang tepat.
Advertisement
Gejala dan Ciri-Ciri Tubuh Kekurangan Gula
Mengenali gejala hipoglikemia sangat penting agar kondisi ini dapat segera diatasi sebelum memburuk. Berikut adalah ciri-ciri tubuh kekurangan gula yang perlu diwaspadai:
- Gemetar dan berkeringat dingin
- Jantung berdebar kencang
- Merasa sangat lapar
- Pusing dan sakit kepala
- Pandangan kabur
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah lelah dan lemas
- Perubahan suasana hati (mood swing)
- Merasa cemas dan gelisah
- Bibir dan ujung jari terasa kesemutan
- Kulit pucat
- Bicara tidak jelas atau cadel
- Gerakan menjadi tidak terkoordinasi
Gejala-gejala di atas biasanya muncul secara tiba-tiba ketika kadar gula darah turun di bawah 70 mg/dL. Intensitas gejalanya dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa mengalami gejala yang lebih berat.
Pada kasus hipoglikemia berat, gejala yang muncul bisa meliputi:
- Kebingungan dan disorientasi
- Kejang-kejang
- Kehilangan kesadaran
- Koma
Gejala hipoglikemia berat membutuhkan penanganan medis segera karena dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penting untuk mengenali gejala-gejala awal hipoglikemia agar dapat melakukan tindakan pencegahan sebelum kondisi memburuk.
Penyebab Hipoglikemia
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah, antara lain:
1. Penggunaan Obat Diabetes yang Tidak Tepat
Penyebab utama hipoglikemia pada penderita diabetes adalah penggunaan insulin atau obat penurun gula darah yang tidak tepat. Dosis yang terlalu tinggi atau waktu penggunaan yang tidak sesuai dapat membuat kadar gula darah turun drastis. Beberapa jenis obat diabetes yang berisiko menyebabkan hipoglikemia antara lain insulin, sulfonilurea, dan meglitinide.
2. Pola Makan yang Tidak Teratur
Menunda atau melewatkan waktu makan dapat menyebabkan kadar gula darah turun. Hal ini terutama berbahaya bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat diabetes. Porsi makan yang terlalu sedikit juga bisa memicu hipoglikemia jika tidak seimbang dengan dosis obat yang digunakan.
3. Aktivitas Fisik Berlebihan
Olahraga atau aktivitas fisik yang terlalu berat tanpa asupan karbohidrat yang cukup dapat menyebabkan penurunan gula darah. Saat berolahraga, tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi sehingga kadar gula darah bisa turun dengan cepat.
4. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Minum alkohol dalam jumlah banyak, terutama tanpa disertai makanan, dapat menghambat kemampuan hati untuk melepaskan glukosa ke dalam darah. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia.
5. Gangguan Hormon
Beberapa kondisi hormonal seperti hipotiroidisme, insufisiensi adrenal, dan defisiensi hormon pertumbuhan dapat mengganggu metabolisme glukosa dan menyebabkan hipoglikemia.
6. Penyakit Hati atau Ginjal
Gangguan fungsi hati atau ginjal dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan obat-obatan, sehingga meningkatkan risiko hipoglikemia.
7. Tumor Pankreas
Tumor langka pada pankreas yang disebut insulinoma dapat menyebabkan produksi insulin berlebihan, sehingga menurunkan kadar gula darah secara drastis.
8. Malnutrisi
Kekurangan nutrisi dalam jangka panjang, misalnya akibat anoreksia nervosa, dapat menyebabkan hipoglikemia karena tubuh kekurangan cadangan glukosa.
Memahami penyebab hipoglikemia penting untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini secara efektif. Bagi penderita diabetes, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat dan pola makan yang tepat untuk menjaga kestabilan gula darah.
Advertisement
Cara Mengatasi Hipoglikemia
Penanganan hipoglikemia harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah komplikasi serius. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi gula darah rendah:
1. Konsumsi Makanan atau Minuman Manis
Cara tercepat untuk menaikkan kadar gula darah adalah dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula sederhana. Beberapa pilihan yang bisa dikonsumsi antara lain:
- 3-4 butir permen glukosa
- 1 sendok makan madu atau sirup
- 1/2 gelas jus buah atau minuman bersoda (non-diet)
- 3-4 butir gula pasir yang dilarutkan dalam air
Pilihlah makanan atau minuman yang mengandung sekitar 15-20 gram karbohidrat. Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung lemak karena dapat memperlambat penyerapan glukosa.
2. Periksa Kembali Kadar Gula Darah
Setelah mengonsumsi makanan manis, tunggu sekitar 15 menit kemudian periksa kembali kadar gula darah. Jika masih di bawah 70 mg/dL, ulangi langkah pertama dengan mengonsumsi 15-20 gram karbohidrat lagi. Lakukan pemeriksaan ulang setiap 15 menit sampai kadar gula darah kembali normal.
3. Konsumsi Makanan Utama atau Camilan
Setelah kadar gula darah kembali normal, konsumsilah makanan utama atau camilan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan gula darah dalam jangka lebih lama. Contohnya roti gandum dengan selai kacang, atau buah dengan yogurt.
4. Istirahat
Beristirahatlah sejenak sampai gejala hipoglikemia mereda sepenuhnya. Hindari melakukan aktivitas berat atau mengemudi kendaraan sampai kondisi tubuh pulih.
5. Identifikasi Penyebab
Cobalah untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya hipoglikemia. Apakah karena terlambat makan, olahraga berlebihan, atau dosis obat yang tidak tepat? Hal ini penting untuk mencegah terulangnya episode hipoglikemia di kemudian hari.
6. Penanganan Hipoglikemia Berat
Jika penderita hipoglikemia tidak sadarkan diri atau mengalami kejang, jangan memberikan makanan atau minuman melalui mulut karena berisiko tersedak. Segera hubungi bantuan medis darurat. Sementara menunggu bantuan datang, jika tersedia, berikan suntikan glukagon sesuai petunjuk penggunaan.
Penting untuk selalu membawa camilan atau tablet glukosa bagi penderita diabetes atau orang yang berisiko mengalami hipoglikemia. Pastikan juga orang-orang terdekat mengetahui cara mengenali dan menangani hipoglikemia.
Diagnosis Hipoglikemia
Diagnosis hipoglikemia dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:
1. Anamnesis
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan. Informasi ini penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin memicu hipoglikemia.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tanda hipoglikemia seperti keringat dingin, tremor, atau perubahan kesadaran. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk mendeteksi kondisi medis lain yang mungkin berkaitan dengan hipoglikemia.
3. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Pengukuran kadar gula darah menggunakan glukometer adalah langkah penting dalam diagnosis hipoglikemia. Jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL disertai gejala khas, maka diagnosis hipoglikemia dapat ditegakkan.
4. Tes Whipple
Untuk kasus hipoglikemia yang berulang atau tidak jelas penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan tes Whipple. Tes ini melibatkan tiga kriteria:
- Adanya gejala hipoglikemia
- Kadar gula darah rendah saat gejala muncul
- Gejala membaik setelah kadar gula darah dinaikkan
5. Pemeriksaan Laboratorium Lanjutan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan laboratorium tambahan seperti:
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan hormon seperti insulin, kortisol, dan hormon pertumbuhan
- Tes toleransi glukosa
6. Pencitraan
Jika dicurigai adanya tumor pankreas atau masalah pada organ lain, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI.
Diagnosis yang akurat sangat penting untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat bagi hipoglikemia. Jika Anda sering mengalami gejala hipoglikemia, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Advertisement
Pengobatan Hipoglikemia
Pengobatan hipoglikemia bertujuan untuk mengembalikan kadar gula darah ke rentang normal dan mencegah terulangnya episode hipoglikemia di masa depan. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum dilakukan:
1. Penanganan Segera
Untuk hipoglikemia ringan hingga sedang, langkah pertama adalah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula cepat diserap seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah kadar gula darah kembali normal, penting untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein untuk mencegah penurunan gula darah kembali.
2. Penyesuaian Dosis Obat Diabetes
Bagi penderita diabetes, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis insulin atau obat penurun gula darah lainnya untuk mencegah terjadinya hipoglikemia berulang. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengubah dosis obat.
3. Edukasi Pasien
Edukasi mengenai cara mengenali gejala hipoglikemia, faktor pemicu, dan cara penanganannya sangat penting. Pasien juga perlu diajarkan cara menggunakan alat pengukur gula darah dan bagaimana menyesuaikan pola makan serta aktivitas fisik.
4. Pengobatan Penyebab Dasar
Jika hipoglikemia disebabkan oleh kondisi medis tertentu, pengobatan akan difokuskan pada mengatasi penyebab dasarnya. Misalnya:
- Pengobatan tumor pankreas (insulinoma) mungkin memerlukan operasi pengangkatan tumor
- Gangguan hormon seperti insufisiensi adrenal mungkin memerlukan terapi penggantian hormon
- Penyakit hati atau ginjal memerlukan penanganan khusus sesuai kondisi
5. Penggunaan Glukagon
Untuk kasus hipoglikemia berat yang menyebabkan penurunan kesadaran, suntikan glukagon dapat diberikan. Glukagon adalah hormon yang merangsang hati untuk melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Penderita diabetes berisiko tinggi sebaiknya selalu membawa kit glukagon darurat.
6. Modifikasi Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan, menjadwalkan waktu makan yang teratur, dan menyesuaikan intensitas olahraga dapat membantu mencegah hipoglikemia.
7. Pemantauan Rutin
Pemeriksaan gula darah secara rutin sangat penting, terutama bagi penderita diabetes. Hal ini membantu mendeteksi kecenderungan hipoglikemia sejak dini sehingga dapat segera dilakukan tindakan pencegahan.
Pengobatan hipoglikemia harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu. Konsultasi rutin dengan dokter sangat penting untuk memastikan penanganan yang optimal dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Pencegahan Hipoglikemia
Mencegah terjadinya hipoglikemia sangat penting, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko tinggi mengalami kondisi ini. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Pantau Kadar Gula Darah Secara Teratur
Pemeriksaan gula darah secara rutin membantu Anda mengenali pola fluktuasi gula darah dan mengidentifikasi kecenderungan hipoglikemia sejak dini. Bagi penderita diabetes, penting untuk memeriksa gula darah sebelum, selama, dan setelah berolahraga, serta sebelum tidur.
2. Ikuti Jadwal Makan yang Teratur
Makan secara teratur dan tidak melewatkan waktu makan penting untuk menjaga kestabilan gula darah. Usahakan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering, sekitar 4-6 kali sehari. Selalu sediakan camilan sehat untuk situasi darurat.
3. Sesuaikan Pola Makan dengan Pengobatan
Bagi penderita diabetes, penting untuk menyesuaikan waktu makan dan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dengan jadwal penggunaan insulin atau obat diabetes. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk merencanakan pola makan yang tepat.
4. Hati-hati dengan Olahraga
Aktivitas fisik dapat menurunkan kadar gula darah. Periksa gula darah sebelum berolahraga dan konsumsi camilan jika diperlukan. Untuk olahraga intensitas tinggi atau durasi panjang, mungkin perlu penyesuaian dosis insulin atau obat diabetes.
5. Batasi Konsumsi Alkohol
Alkohol dapat menyebabkan hipoglikemia tertunda, terutama jika dikonsumsi tanpa makanan. Jika Anda memilih untuk minum alkohol, lakukanlah dengan bijak dan selalu disertai makanan yang mengandung karbohidrat.
6. Edukasi Keluarga dan Teman
Pastikan orang-orang terdekat mengetahui gejala hipoglikemia dan cara penanganannya. Mereka juga perlu tahu cara menggunakan kit glukagon darurat jika tersedia.
7. Selalu Bawa Camilan atau Tablet Glukosa
Siapkan selalu camilan atau tablet glukosa untuk situasi darurat. Pastikan Anda memiliki akses cepat ke sumber karbohidrat sederhana kapan pun dibutuhkan.
8. Gunakan Gelang Identitas Medis
Mengenakan gelang atau kalung identitas medis yang menunjukkan bahwa Anda memiliki diabetes atau berisiko hipoglikemia dapat membantu petugas medis memberikan penanganan yang tepat dalam situasi darurat.
9. Konsultasi Rutin dengan Dokter
Lakukan pemeriksaan rutin dan diskusikan dengan dokter mengenai pengobatan, pola makan, dan gaya hidup Anda. Dokter dapat membantu menyesuaikan rencana pengobatan untuk mencegah hipoglikemia.
10. Waspadai Efek Samping Obat
Beberapa obat selain obat diabetes juga dapat mempengaruhi kadar gula darah. Selalu baca informasi obat dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker mengenai potensi efek samping.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, risiko terjadinya hipoglikemia dapat diminimalkan. Namun, penting untuk tetap waspada dan siap menghadapi situasi darurat jika hipoglikemia tetap terjadi.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Hipoglikemia
Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai hipoglikemia. Mari kita bahas mitos dan fakta seputar kondisi ini:
Mitos 1: Hipoglikemia hanya terjadi pada penderita diabetes
Fakta: Meskipun lebih sering terjadi pada penderita diabetes, hipoglikemia juga bisa dialami oleh orang yang tidak menderita diabetes. Beberapa kondisi medis lain, penggunaan obat tertentu, atau gangguan metabolisme juga dapat menyebabkan hipoglikemia.
Mitos 2: Mengonsumsi gula akan langsung menyembuhkan hipoglikemia
Fakta: Mengonsumsi gula memang dapat membantu menaikkan kadar gula darah, namun efeknya tidak selalu instan. Diperlukan waktu sekitar 15 menit agar gula yang dikonsumsi dapat diserap dan menaikkan kadar gula darah. Selain itu, penting untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks setelahnya untuk mencegah penurunan gula darah kembali.
Mitos 3: Orang yang mengalami hipoglikemia selalu menunjukkan gejala yang jelas
Fakta: Tidak semua orang mengalami gejala yang jelas saat hipoglikemia. Beberapa orang, terutama yang sering mengalami hipoglikemia, mungkin mengalami penurunan sensitivitas terhadap gejala ini (hipoglikemia unawareness). Hal ini dapat berbahaya karena mereka mungkin tidak menyadari bahwa kadar gula darah mereka turun drastis.
Mitos 4: Hipoglikemia selalu disebabkan oleh terlalu banyak insulin
Fakta: Meskipun penggunaan insulin berlebih dapat menyebabkan hipoglikemia, ada banyak faktor lain yang dapat memicu kondisi ini. Faktor-faktor seperti pola makan yang tidak teratur, aktivitas fisik berlebihan, atau konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan hipoglikemia.
Mitos 5: Hipoglikemia hanya terjadi saat perut kosong
Fakta: Meskipun melewatkan waktu makan dapat memicu hipoglikemia, kondisi ini juga bisa terjadi setelah makan, terutama jika ada ketidakseimbangan antara asupan karbohidrat dan dosis insulin atau obat diabetes.
Mitos 6: Hipoglikemia tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri
Fakta: Hipoglikemia dapat menjadi kondisi yang serius dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Hipoglikemia berat dapat menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, bahkan kematian.
Mitos 7: Orang yang mengalami hipoglikemia tidak boleh berolahraga
Fakta: Olahraga sebenarnya baik untuk mengontrol kadar gula darah. Namun, penderita diabetes atau mereka yang berisiko hipoglikemia perlu berhati-hati dan memantau kadar gula darah sebelum, selama, dan setelah berolahraga. Penyesuaian pola makan dan dosis obat mungkin diperlukan.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk mengelola hipoglikemia dengan lebih baik dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk informasi yang lebih akurat dan spesifik sesuai kondisi Anda.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Meskipun hipoglikemia ringan dapat diatasi sendiri di rumah, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera mencari bantuan medis. Berikut adalah kondisi-kondisi yang mengharuskan Anda untuk berkonsultasi atau mendapatkan penanganan dari dokter:
1. Gejala Tidak Membaik Setelah Penanganan Mandiri
Jika gejala hipoglikemia tidak membaik setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis dan beristirahat selama 15-20 menit, segera hubungi dokter atau cari bantuan medis.
2. Hipoglikemia Berulang
Jika Anda mengalami episode hipoglikemia yang sering atau berulang, perlu dilakukan evaluasi medis untuk mengidentifikasi penyebab dan menyesuaikan rencana pengobatan.
3. Hipoglikemia Tanpa Sebab yang Jelas
Jika Anda mengalami gejala hipoglikemia namun tidak memiliki faktor risiko yang jelas (seperti diabetes atau penggunaan obat tertentu), penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.
4. Hipoglikemia Berat
Jika seseorang mengalami penurunan kesadaran, kejang, atau tidak mampu menelan makanan/minuman akibat hipoglikemia, segera hubungi layanan gawat darurat.
5. Hipoglikemia pada Anak-anak
Anak-anak yang mengalami gejala hipoglikemia perlu segera mendapatkan evaluasi medis, terutama jika tidak memiliki riwayat diabetes.
6. Hipoglikemia Saat Hamil
Wanita hamil yang mengalami gejala hipoglikemia harus segera berkonsultasi dengan dokter kandungan, karena kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
7. Perubahan dalam Pola Hipoglikemia
Jika Anda menderita diabetes dan mengalami perubahan dalam frekuensi atau intensitas episode hipoglikemia, konsultasikan dengan dokter untuk penyesuaian rencana pengobatan.
8. Efek Samping Obat
Jika Anda baru memulai pengobatan baru dan mengalami gejala hipoglikemia, konsultasikan dengan dokter karena mungkin perlu penyesuaian dosis atau pergantian obat.
9. Hipoglikemia Unawareness
Jika Anda tidak lagi dapat merasakan gejala awal hipoglikemia (hipoglikemia unawareness), penting untuk berkonsultasi dengan dokter karena kondisi ini meningkatkan risiko hipoglikemia berat.
10. Pemeriksaan Rutin
Bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko hipoglikemia, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter, bahkan jika tidak ada masalah yang terlihat.
Ingatlah bahwa hipoglikemia dapat menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda merasa khawatir atau tidak yakin dengan kondisi Anda. Lebih baik berhati-hati daripada mengabaikan gejala yang mungkin menandakan masalah serius.
Advertisement