Mengenal Ciri-ciri Anemia dan Cara Mengatasinya

Kenali ciri ciri anemia seperti mudah lelah, pucat, dan pusing. Pelajari penyebab, diagnosis, pengobatan dan pencegahan anemia di sini.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 07 Feb 2025, 08:57 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 08:57 WIB
ciri ciri anemia
ciri ciri anemia ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang sehat untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berperan penting membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika kadar hemoglobin rendah, jaringan tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga menimbulkan berbagai gejala.

Secara umum, seseorang dinyatakan mengalami anemia jika kadar hemoglobin di bawah:

  • 13,5 gram/dL untuk pria dewasa
  • 12,0 gram/dL untuk wanita dewasa
  • 11,0 gram/dL untuk ibu hamil
  • 11,0 gram/dL untuk anak-anak

Anemia dapat bersifat ringan hingga berat tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.

Promosi 1

Jenis-jenis Anemia

Terdapat beberapa jenis anemia berdasarkan penyebabnya, antara lain:

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan zat besi yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin. Penyebabnya bisa karena asupan zat besi yang kurang, gangguan penyerapan zat besi di usus, atau kehilangan darah berlebih seperti saat menstruasi.

2. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik terjadi akibat kekurangan vitamin B12 dan asam folat. Kedua nutrisi ini diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang normal. Penyebabnya bisa karena gangguan penyerapan vitamin B12 di usus atau asupan yang kurang.

3. Anemia Hemolitik

Pada anemia hemolitik, sel darah merah mengalami kerusakan lebih cepat dibandingkan kemampuan tubuh untuk memproduksinya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, penyakit autoimun, infeksi, atau efek samping obat tertentu.

4. Anemia Aplastik

Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah dalam jumlah yang cukup. Penyebabnya bisa karena gangguan pada sel induk di sumsum tulang akibat infeksi, radiasi, kemoterapi, atau faktor genetik.

5. Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit merupakan kelainan genetik yang menyebabkan bentuk sel darah merah abnormal menyerupai bulan sabit. Sel darah merah ini mudah rusak sehingga jumlahnya berkurang dalam tubuh.

Ciri-ciri Anemia Secara Umum

Berikut adalah ciri-ciri anemia yang umum dijumpai:

  • Mudah lelah dan lemas
  • Kulit pucat
  • Sakit kepala
  • Pusing atau kepala terasa ringan
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Sesak napas terutama saat beraktivitas
  • Nyeri dada
  • Tangan dan kaki terasa dingin
  • Sulit berkonsentrasi
  • Mudah marah atau perubahan suasana hati

Gejala anemia dapat bervariasi tergantung tingkat keparahan dan penyebabnya. Pada anemia ringan, gejala mungkin tidak terlalu terasa. Namun pada anemia berat, gejala dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Ciri-ciri Anemia Berdasarkan Jenisnya

Selain gejala umum di atas, beberapa jenis anemia memiliki ciri khas tersendiri:

Ciri Anemia Defisiensi Besi

  • Keinginan makan es atau benda-benda tidak lazim (pica)
  • Lidah terasa sakit atau bengkak
  • Kuku mudah patah
  • Sulit menelan

Ciri Anemia Megaloblastik

  • Lidah halus dan mengkilap
  • Gangguan keseimbangan
  • Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki
  • Gangguan mental seperti depresi atau demensia

Ciri Anemia Hemolitik

  • Kulit dan mata menguning (jaundice)
  • Urin berwarna gelap
  • Demam
  • Pembesaran limpa

Ciri Anemia Aplastik

  • Mudah mengalami memar atau perdarahan
  • Demam
  • Infeksi berulang
  • Ruam kulit

Ciri Anemia Sel Sabit

  • Nyeri hebat di dada, perut, sendi atau tulang
  • Pembengkakan pada tangan dan kaki
  • Infeksi berulang
  • Gangguan pertumbuhan pada anak

Ciri-ciri Anemia pada Anak

Anemia pada anak perlu diwaspadai karena dapat mengganggu tumbuh kembang. Beberapa ciri anemia pada anak antara lain:

  • Mudah lelah dan lesu
  • Kulit pucat
  • Nafsu makan berkurang
  • Pertumbuhan terhambat
  • Mudah terserang infeksi
  • Prestasi belajar menurun
  • Perilaku mudah marah atau rewel

Orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, terutama jika berlangsung dalam waktu lama. Pemeriksaan ke dokter diperlukan untuk mendiagnosis dan mengatasi anemia pada anak sedini mungkin.

Ciri-ciri Anemia pada Remaja

Remaja terutama perempuan berisiko tinggi mengalami anemia karena kebutuhan zat besi yang meningkat saat menstruasi. Ciri anemia pada remaja meliputi:

  • Mudah lelah dan mengantuk
  • Sulit berkonsentrasi saat belajar
  • Prestasi akademik menurun
  • Mudah marah atau perubahan suasana hati
  • Kulit pucat
  • Nyeri kepala
  • Pusing terutama saat berdiri
  • Menstruasi berlebihan pada remaja putri

Remaja yang mengalami gejala-gejala tersebut sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendeteksi kemungkinan anemia. Penanganan dini penting untuk mencegah dampak anemia pada kesehatan dan prestasi akademik remaja.

Ciri-Ciri Anemia pada Ibu Hamil

Anemia sering terjadi pada ibu hamil karena meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. Ciri anemia pada ibu hamil meliputi:

  • Mudah lelah dan lemas
  • Pusing atau kepala terasa ringan
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat
  • Kulit pucat
  • Kaki bengkak
  • Nafsu makan berkurang
  • Sulit berkonsentrasi

Ibu hamil yang mengalami gejala-gejala tersebut perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Anemia pada kehamilan berisiko menimbulkan komplikasi seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab Anemia

Beberapa penyebab umum anemia antara lain:

  • Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat dalam makanan
  • Gangguan penyerapan zat besi dan vitamin di usus
  • Kehilangan darah berlebih seperti saat menstruasi atau perdarahan internal
  • Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal, atau penyakit autoimun
  • Gangguan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah
  • Kerusakan sel darah merah yang berlebihan (hemolisis)
  • Faktor genetik seperti thalassemia
  • Infeksi seperti malaria
  • Efek samping obat-obatan tertentu

Mengetahui penyebab anemia penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari terjadinya anemia pada seseorang.

Faktor Risiko Anemia

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia antara lain:

  • Wanita usia subur yang mengalami menstruasi
  • Ibu hamil dan menyusui
  • Anak-anak dalam masa pertumbuhan
  • Vegetarian atau vegan yang tidak mengonsumsi sumber zat besi hewani
  • Penderita penyakit kronis seperti kanker atau gagal ginjal
  • Orang dengan gangguan penyerapan nutrisi di usus
  • Atlet yang melakukan olahraga intensif
  • Orang dengan riwayat keluarga anemia
  • Lansia

Orang-orang dengan faktor risiko tersebut perlu lebih waspada terhadap gejala anemia dan rutin memeriksakan kadar hemoglobin untuk deteksi dini.

Diagnosis Anemia

Untuk mendiagnosis anemia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan antara lain:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa tanda-tanda fisik anemia seperti kulit pucat, detak jantung cepat, atau pembesaran limpa. Riwayat medis dan gejala yang dialami juga akan ditanyakan.

2. Pemeriksaan Darah Lengkap

Tes darah lengkap dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin, hematokrit, serta jumlah dan ukuran sel darah merah. Hasil tes ini dapat mengonfirmasi diagnosis anemia.

3. Pemeriksaan Zat Besi

Kadar zat besi, ferritin, dan transferrin dalam darah diperiksa untuk mengetahui status zat besi dalam tubuh.

4. Tes Vitamin B12 dan Asam Folat

Kadar vitamin B12 dan asam folat diperiksa untuk mendiagnosis anemia megaloblastik.

5. Pemeriksaan Sumsum Tulang

Pada kasus tertentu, biopsi sumsum tulang mungkin diperlukan untuk mengevaluasi produksi sel darah.

6. Tes Genetik

Tes genetik dilakukan untuk mendiagnosis anemia yang disebabkan kelainan genetik seperti thalassemia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter dapat menentukan jenis dan penyebab anemia serta merencanakan pengobatan yang sesuai.

Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa pilihan pengobatan anemia antara lain:

1. Suplementasi Zat Besi

Pemberian suplemen zat besi oral atau suntikan untuk mengatasi anemia defisiensi besi. Dosis dan lama pengobatan ditentukan oleh dokter.

2. Suplementasi Vitamin

Suplemen vitamin B12 dan asam folat diberikan untuk mengatasi anemia megaloblastik.

3. Transfusi Darah

Transfusi sel darah merah dilakukan pada anemia berat untuk meningkatkan kadar hemoglobin dengan cepat.

4. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan seperti eritropoietin untuk merangsang produksi sel darah merah atau imunosupresan untuk anemia autoimun.

5. Pengobatan Penyakit Dasar

Mengatasi penyakit yang mendasari terjadinya anemia seperti infeksi atau kanker.

6. Transplantasi Sumsum Tulang

Pada kasus anemia aplastik berat, transplantasi sumsum tulang mungkin diperlukan.

Selama pengobatan, dokter akan memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala. Penting untuk mengikuti anjuran dokter dan menjalani pengobatan hingga tuntas untuk hasil yang optimal.

Pencegahan Anemia

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah anemia antara lain:

  • Konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati, bayam, kacang-kacangan
  • Konsumsi makanan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi
  • Konsumsi makanan sumber vitamin B12 dan asam folat
  • Hindari minum teh atau kopi bersamaan dengan makanan kaya zat besi
  • Konsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter terutama bagi ibu hamil
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini anemia
  • Atasi penyakit kronis yang dapat menyebabkan anemia
  • Hindari konsumsi alkohol berlebihan
  • Olahraga teratur untuk meningkatkan produksi sel darah merah

Dengan menerapkan pola hidup sehat dan memenuhi kebutuhan nutrisi, risiko terjadinya anemia dapat diminimalkan.

Komplikasi Anemia

Jika tidak ditangani dengan baik, anemia dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti:

  • Gangguan fungsi jantung
  • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
  • Penurunan fungsi kognitif
  • Peningkatan risiko infeksi
  • Komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur
  • Gangguan fungsi organ akibat kekurangan oksigen
  • Penurunan kualitas hidup

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala anemia sedini mungkin dan segera mendapatkan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi tersebut.

Kapan Harus ke Dokter

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala anemia yang mengganggu seperti:

  • Kelelahan ekstrem yang mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Sesak napas bahkan saat beristirahat
  • Nyeri dada
  • Pusing hebat atau pingsan
  • Kulit sangat pucat
  • Detak jantung sangat cepat atau tidak teratur
  • Gejala anemia yang tidak membaik meski sudah mengonsumsi suplemen

Pemeriksaan dini penting dilakukan agar anemia dapat segera didiagnosis dan ditangani dengan tepat sebelum menimbulkan komplikasi serius.

Mitos dan Fakta Seputar Anemia

Beberapa mitos dan fakta seputar anemia yang perlu diluruskan:

Mitos: Anemia hanya terjadi pada wanita

Fakta: Meski lebih sering terjadi pada wanita, pria juga bisa mengalami anemia.

Mitos: Anemia selalu disebabkan kekurangan zat besi

Fakta: Selain defisiensi zat besi, anemia juga bisa disebabkan kekurangan vitamin B12, asam folat, atau gangguan sumsum tulang.

Mitos: Anemia ringan tidak perlu diobati

Fakta: Anemia ringan tetap perlu ditangani untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

Mitos: Makan bayam bisa langsung menyembuhkan anemia

Fakta: Meski mengandung zat besi, mengonsumsi bayam saja tidak cukup untuk mengatasi anemia. Diperlukan pengobatan yang tepat sesuai penyebabnya.

Mitos: Anemia tidak berbahaya

Fakta: Anemia yang tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius pada jantung dan organ lainnya.

Pola Makan untuk Penderita Anemia

Penderita anemia perlu memperhatikan pola makan untuk membantu pemulihan. Berikut panduan pola makan untuk penderita anemia:

Makanan yang Dianjurkan:

  • Daging merah tanpa lemak
  • Hati ayam atau sapi
  • Ikan
  • Telur
  • Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan kaya vitamin C seperti jeruk dan stroberi
  • Sereal yang difortifikasi zat besi

Makanan yang Dibatasi:

  • Teh dan kopi (menghambat penyerapan zat besi)
  • Susu dan produk susu (dikonsumsi terpisah dari makanan kaya zat besi)
  • Makanan tinggi fitat seperti gandum utuh (menghambat penyerapan zat besi)
  • Alkohol

Penting untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi bersamaan dengan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapannya. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan panduan pola makan yang sesuai.

Olahraga untuk Penderita Anemia

Olahraga ringan hingga sedang dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah pada penderita anemia. Namun perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh. Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan penderita anemia antara lain:

  • Jalan kaki
  • Berenang
  • Bersepeda santai
  • Yoga
  • Pilates
  • Tai chi

Mulailah dengan durasi dan intensitas rendah, lalu tingkatkan secara bertahap. Hindari olahraga berat yang dapat memicu kelelahan berlebih. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga.

Perawatan Jangka Panjang Anemia

Perawatan jangka panjang diperlukan terutama pada anemia kronis untuk mencegah kekambuhan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Rutin kontrol ke dokter sesuai jadwal
  • Konsumsi suplemen atau obat sesuai anjuran dokter
  • Pemeriksaan darah berkala untuk memantau kadar hemoglobin
  • Menerapkan pola makan sehat kaya zat besi dan nutrisi lainnya
  • Olahraga teratur sesuai kondisi tubuh
  • Mengelola stres dengan baik
  • Istirahat cukup
  • Menghindari faktor pemicu kekambuhan

Dengan perawatan jangka panjang yang tepat, kualitas hidup penderita anemia dapat terjaga dengan baik.

Kesimpulan

Anemia merupakan kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang dapat menimbulkan berbagai gejala seperti mudah lelah, pusing, dan kulit pucat. Penyebabnya beragam mulai dari kekurangan zat besi hingga gangguan sumsum tulang. Pengenalan ciri-ciri anemia sedini mungkin penting agar dapat segera ditangani dengan tepat.

Diagnosis anemia dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan tes darah. Pengobatan disesuaikan dengan jenis dan penyebab anemia, mulai dari suplementasi zat besi hingga transfusi darah pada kasus berat. Pencegahan dapat dilakukan dengan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.

Jika Anda mengalami gejala-gejala anemia yang mengganggu, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan diagnosis dan pengobatan dini, anemia dapat diatasi dengan baik sehingga kualitas hidup tetap optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya