Pengertian Teks Eksplanasi
Liputan6.com, Jakarta Teks eksplanasi merupakan jenis teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik itu fenomena alam maupun fenomena sosial. Teks ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau proses secara jelas dan logis.
Dalam teks eksplanasi, penulis berusaha menguraikan tahapan-tahapan atau langkah-langkah bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi. Penjelasan yang diberikan bersifat ilmiah dan sistematis, dengan menggunakan fakta-fakta dan data yang relevan. Teks ini tidak hanya mendeskripsikan apa yang terjadi, tetapi juga menjelaskan mengapa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Beberapa karakteristik utama teks eksplanasi antara lain:
Advertisement
- Berfokus pada fenomena umum, bukan pengalaman pribadi
- Menjelaskan hubungan sebab-akibat
- Menggunakan bahasa yang objektif dan faktual
- Memaparkan proses secara runtut dan kronologis
- Menggunakan istilah-istilah ilmiah yang relevan
Teks eksplanasi memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi ilmiah kepada pembaca awam. Dengan membaca teks eksplanasi, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai fenomena di sekitar mereka.
Tujuan Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki beberapa tujuan utama dalam penyampaian informasinya, antara lain:
1. Memberikan pemahaman - Tujuan utama teks eksplanasi adalah memberikan pemahaman yang jelas dan rinci kepada pembaca mengenai suatu proses atau fenomena. Teks ini berusaha menjelaskan secara detail bagaimana dan mengapa sesuatu bisa terjadi.
2. Menjelaskan hubungan sebab-akibat - Teks eksplanasi memaparkan rangkaian peristiwa beserta hubungan sebab-akibatnya secara logis. Hal ini membantu pembaca memahami keterkaitan antar kejadian dalam suatu proses.
3. Menyampaikan informasi ilmiah - Teks ini bertujuan menyajikan informasi ilmiah dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh pembaca awam. Istilah-istilah teknis dijelaskan secara sederhana.
4. Meningkatkan pengetahuan - Dengan membaca teks eksplanasi, pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka mengenai berbagai fenomena alam maupun sosial.
5. Mengembangkan pemikiran kritis - Teks eksplanasi mendorong pembaca untuk berpikir kritis dalam memahami proses terjadinya suatu fenomena.
6. Menghilangkan miskonsepsi - Penjelasan ilmiah dalam teks eksplanasi dapat membantu menghilangkan kesalahpahaman atau mitos yang beredar di masyarakat.
7. Memotivasi untuk eksplorasi lebih lanjut - Teks yang menarik dapat memicu rasa ingin tahu pembaca untuk menggali informasi lebih dalam mengenai topik tersebut.
Dengan tujuan-tujuan tersebut, teks eksplanasi memiliki peran penting dalam menyebarluaskan pengetahuan ilmiah kepada masyarakat umum. Teks ini menjembatani kesenjangan antara pengetahuan ilmiah yang kompleks dengan pemahaman publik.
Advertisement
Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis teks lainnya. Berikut adalah ciri-ciri utama teks eksplanasi:
1. Berfokus pada fenomena umum - Teks eksplanasi membahas fenomena atau peristiwa yang bersifat umum, bukan pengalaman pribadi. Topik yang diangkat biasanya berkaitan dengan fenomena alam, sosial, budaya, atau ilmu pengetahuan.
2. Bersifat faktual dan objektif - Informasi yang disajikan dalam teks eksplanasi didasarkan pada fakta dan data yang dapat diverifikasi. Penulis berusaha menyampaikan informasi secara objektif tanpa memasukkan opini pribadi.
3. Menggunakan bahasa formal dan ilmiah - Teks eksplanasi menggunakan bahasa yang formal dan sering mengandung istilah-istilah ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
4. Menjelaskan proses atau urutan kejadian - Teks ini memaparkan tahapan atau urutan terjadinya suatu fenomena secara kronologis dan sistematis.
5. Menggunakan konjungsi kausal dan temporal - Teks eksplanasi banyak menggunakan kata penghubung yang menunjukkan hubungan sebab-akibat (seperti "karena", "sehingga") dan urutan waktu (seperti "kemudian", "selanjutnya").
6. Menggunakan kalimat pasif - Teks eksplanasi sering menggunakan struktur kalimat pasif untuk menekankan proses atau fenomena yang dijelaskan, bukan pelakunya.
7. Tidak bersifat persuasif - Tujuan utama teks eksplanasi adalah memberikan penjelasan, bukan mempengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu.
8. Menggunakan diagram atau ilustrasi - Teks eksplanasi seringkali dilengkapi dengan gambar, diagram, atau ilustrasi untuk memperjelas penjelasan.
9. Memiliki struktur yang jelas - Teks eksplanasi umumnya memiliki struktur yang terdiri dari pernyataan umum, rangkaian penjelasan, dan kesimpulan atau interpretasi.
10. Informatif dan edukatif - Teks ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai suatu topik tertentu.
Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi sebuah teks eksplanasi dan membedakannya dari jenis teks lainnya. Ciri-ciri ini juga membantu penulis dalam menyusun teks eksplanasi yang efektif dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur yang khas dan terorganisir dengan baik untuk memudahkan pembaca memahami informasi yang disampaikan. Struktur teks eksplanasi umumnya terdiri dari tiga bagian utama:
1. Pernyataan Umum (Identifikasi Fenomena)
Bagian ini merupakan pembuka teks yang memperkenalkan topik atau fenomena yang akan dijelaskan. Pernyataan umum biasanya berisi:
- Definisi atau pengertian singkat tentang fenomena yang dibahas
- Gambaran umum tentang topik yang akan dijelaskan
- Latar belakang mengapa fenomena tersebut penting untuk dibahas
Pernyataan umum berfungsi untuk menarik minat pembaca dan memberikan konteks awal tentang apa yang akan dibahas dalam teks.
2. Deretan Penjelas (Rangkaian Kejadian)
Bagian ini merupakan inti dari teks eksplanasi yang menjelaskan proses terjadinya fenomena secara rinci. Deretan penjelas biasanya mencakup:
- Tahapan-tahapan atau langkah-langkah terjadinya fenomena
- Penjelasan tentang hubungan sebab-akibat dalam proses tersebut
- Detail-detail penting yang berkaitan dengan fenomena
- Penggunaan kata penghubung temporal (misalnya: pertama, kemudian, selanjutnya) untuk menunjukkan urutan kejadian
Bagian ini merupakan bagian terpanjang dalam teks eksplanasi dan biasanya terdiri dari beberapa paragraf yang disusun secara logis dan kronologis.
3. Interpretasi (Kesimpulan)
Bagian akhir teks eksplanasi berisi kesimpulan atau interpretasi penulis terhadap fenomena yang telah dijelaskan. Interpretasi dapat mencakup:
- Ringkasan singkat tentang poin-poin utama yang telah dibahas
- Dampak atau konsekuensi dari fenomena tersebut
- Pandangan atau opini penulis (jika ada)
- Saran atau rekomendasi terkait fenomena (opsional)
Interpretasi berfungsi untuk menutup teks dengan memberikan pemahaman menyeluruh kepada pembaca tentang fenomena yang telah dijelaskan.
Penting untuk diingat bahwa struktur ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan tergantung pada kompleksitas topik yang dibahas. Beberapa teks eksplanasi mungkin memiliki sub-bagian tambahan atau variasi dalam urutan penyajiannya. Namun, secara umum, struktur dasar ini membantu penulis untuk menyusun teks eksplanasi yang koheren dan mudah dipahami oleh pembaca.
Advertisement
Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki beberapa kaidah kebahasaan yang khas. Pemahaman terhadap kaidah-kaidah ini penting untuk dapat menulis atau menganalisis teks eksplanasi dengan baik. Berikut adalah kaidah kebahasaan utama dalam teks eksplanasi:
1. Penggunaan Konjungsi Kausal dan Temporal
Teks eksplanasi banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan sebab-akibat (kausal) dan urutan waktu (temporal). Contoh konjungsi kausal: karena, sebab, akibatnya, oleh karena itu. Contoh konjungsi temporal: kemudian, setelah itu, selanjutnya, akhirnya.
2. Penggunaan Kalimat Pasif
Teks eksplanasi sering menggunakan struktur kalimat pasif untuk menekankan proses atau fenomena yang dijelaskan, bukan pelakunya. Misalnya: "Gunung berapi terbentuk ketika magma didorong ke permukaan bumi."
3. Penggunaan Istilah Ilmiah
Sesuai dengan sifatnya yang ilmiah, teks eksplanasi sering menggunakan istilah-istilah teknis atau ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Istilah-istilah ini biasanya dijelaskan agar dapat dipahami oleh pembaca awam.
4. Penggunaan Kata Kerja Material dan Relasional
Teks eksplanasi banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan proses fisik (material) dan hubungan (relasional). Contoh kata kerja material: membentuk, mengalir, bergerak. Contoh kata kerja relasional: menjadi, merupakan, terdiri dari.
5. Penggunaan Kata Benda Umum
Teks eksplanasi lebih banyak menggunakan kata benda umum daripada kata ganti orang. Misalnya, lebih sering menggunakan "air", "angin", "masyarakat" daripada "dia", "mereka", atau "kita".
6. Penggunaan Kalimat Kompleks
Untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat yang kompleks, teks eksplanasi sering menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Misalnya: "Ketika tekanan di dalam gunung meningkat, magma terdorong ke atas dan akhirnya keluar melalui kawah."
7. Penggunaan Kata Penghubung Intrakalimat
Teks eksplanasi sering menggunakan kata penghubung intrakalimat seperti "yang", "dimana", "ketika" untuk menghubungkan ide-ide dalam satu kalimat.
8. Penggunaan Bahasa Formal
Teks eksplanasi umumnya menggunakan bahasa yang formal dan objektif, menghindari penggunaan bahasa sehari-hari atau slang.
9. Penggunaan Kalimat Deklaratif
Sebagian besar kalimat dalam teks eksplanasi bersifat deklaratif atau pernyataan, bukan pertanyaan atau perintah.
10. Penggunaan Kata Keterangan Waktu dan Tempat
Untuk menjelaskan proses, teks eksplanasi sering menggunakan kata keterangan waktu dan tempat. Misalnya: "Selama musim hujan", "Di dasar laut", "Pada suhu tinggi".
Pemahaman terhadap kaidah kebahasaan ini akan membantu dalam mengidentifikasi dan menyusun teks eksplanasi yang efektif dan sesuai dengan konvensi yang berlaku.
Jenis-Jenis Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fokus penjelasannya. Pemahaman tentang jenis-jenis ini penting untuk mengenali variasi dalam teks eksplanasi dan bagaimana mereka digunakan dalam konteks yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis utama teks eksplanasi:
1. Teks Eksplanasi Fenomena Alam
Jenis ini menjelaskan proses terjadinya fenomena alam seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, atau siklus air. Teks ini sering menggunakan istilah-istilah ilmiah dari bidang geologi, meteorologi, atau ilmu bumi lainnya.
2. Teks Eksplanasi Sosial
Teks ini berfokus pada fenomena sosial seperti urbanisasi, globalisasi, atau perubahan budaya. Penjelasan biasanya melibatkan faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang kompleks.
3. Teks Eksplanasi Ilmiah
Jenis ini menjelaskan konsep atau proses ilmiah, seperti fotosintesis, evolusi, atau bagaimana vaksin bekerja. Teks ini sering ditemukan dalam buku pelajaran atau artikel ilmiah populer.
4. Teks Eksplanasi Teknologi
Teks ini menjelaskan bagaimana suatu teknologi bekerja atau bagaimana suatu produk dibuat. Misalnya, penjelasan tentang cara kerja mesin mobil atau proses pembuatan smartphone.
5. Teks Eksplanasi Historis
Jenis ini menjelaskan bagaimana dan mengapa peristiwa sejarah terjadi. Misalnya, penjelasan tentang sebab-sebab Perang Dunia II atau proses Revolusi Industri.
6. Teks Eksplanasi Proses
Teks ini berfokus pada menjelaskan langkah-langkah dalam suatu proses, seperti siklus hidup kupu-kupu atau proses pembuatan kertas. Penekanannya adalah pada urutan dan tahapan.
7. Teks Eksplanasi Sebab-Akibat
Jenis ini berfokus pada menjelaskan hubungan sebab-akibat dalam suatu fenomena. Misalnya, penjelasan tentang bagaimana polusi udara mempengaruhi kesehatan manusia.
8. Teks Eksplanasi Konseptual
Teks ini menjelaskan konsep abstrak atau ide-ide kompleks. Contohnya adalah penjelasan tentang konsep demokrasi atau teori relativitas.
9. Teks Eksplanasi Mekanisme
Jenis ini menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja atau berfungsi. Misalnya, penjelasan tentang cara kerja jantung manusia atau bagaimana pesawat terbang bisa terbang.
10. Teks Eksplanasi Komparatif
Teks ini membandingkan dan menjelaskan perbedaan atau persamaan antara dua atau lebih fenomena atau konsep. Misalnya, penjelasan tentang perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
Setiap jenis teks eksplanasi ini memiliki karakteristik dan pendekatan yang sedikit berbeda dalam menjelaskan fenomena atau konsep. Namun, semua jenis ini tetap mengikuti struktur dasar dan kaidah kebahasaan teks eksplanasi secara umum. Pemahaman tentang jenis-jenis ini dapat membantu dalam menganalisis dan menulis teks eksplanasi yang lebih efektif dan sesuai dengan tujuan spesifiknya.
Advertisement
Contoh Teks Eksplanasi
Berikut adalah contoh teks eksplanasi tentang proses terjadinya hujan:
Proses Terjadinya Hujan
Hujan merupakan fenomena alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Proses terjadinya hujan melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks dalam siklus air di atmosfer bumi. Pemahaman tentang proses ini tidak hanya menarik dari segi ilmiah, tetapi juga penting untuk memahami perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya air.
Tahap pertama dalam proses terjadinya hujan adalah evaporasi atau penguapan. Sinar matahari memanaskan permukaan air di laut, sungai, danau, dan berbagai sumber air lainnya. Akibatnya, air berubah menjadi uap air dan naik ke atmosfer. Selain itu, tumbuhan juga berkontribusi dalam proses ini melalui transpirasi, di mana mereka melepaskan uap air melalui daun-daunnya.
Setelah uap air naik ke atmosfer, tahap berikutnya adalah kondensasi. Ketika uap air mencapai lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan dingin, uap tersebut mulai mendingin dan berubah kembali menjadi tetesan air yang sangat kecil. Tetesan-tetesan air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. Proses kondensasi ini dibantu oleh partikel-partikel kecil di udara seperti debu atau asap yang berfungsi sebagai inti kondensasi.
Tahap selanjutnya adalah pembentukan awan. Awan terbentuk ketika tetesan air atau kristal es yang sangat kecil berkumpul dalam jumlah besar. Awan-awan ini dapat terbawa angin ke berbagai tempat. Seiring waktu, tetesan air dalam awan menjadi semakin besar dan berat karena terus-menerus bergabung dengan tetesan air lainnya.
Ketika tetesan air dalam awan menjadi terlalu berat untuk tetap melayang di udara, terjadilah proses presipitasi atau pengendapan. Inilah saat di mana hujan mulai turun. Gravitasi menarik tetesan air yang berat ini ke bawah, dan mereka jatuh sebagai hujan. Tergantung pada kondisi suhu di atmosfer, presipitasi bisa juga berbentuk salju atau es jika suhu udara sangat rendah.
Intensitas dan durasi hujan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Faktor-faktor ini termasuk jumlah uap air di atmosfer, suhu udara, tekanan udara, dan kondisi geografis. Misalnya, daerah pegunungan cenderung memiliki curah hujan yang lebih tinggi karena udara lembab dipaksa naik ketika melewati gunung, menyebabkan kondensasi dan pembentukan awan yang lebih intensif.
Setelah hujan turun, sebagian air akan meresap ke dalam tanah, mengisi air tanah dan sumber mata air. Sebagian lainnya akan mengalir di permukaan, membentuk sungai dan akhirnya kembali ke laut. Siklus ini kemudian berulang, membentuk siklus hidrologi yang berkelanjutan.
Pemahaman tentang proses terjadinya hujan ini sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pertanian, pengetahuan tentang pola hujan membantu petani dalam merencanakan waktu tanam dan panen. Dalam manajemen sumber daya air, pemahaman ini penting untuk perencanaan irigasi dan pengendalian banjir. Selain itu, dalam konteks perubahan iklim global, perubahan dalam pola hujan dapat menjadi indikator penting dari perubahan iklim yang lebih luas.
Dengan demikian, proses terjadinya hujan bukan hanya fenomena alam yang menarik, tetapi juga memiliki implikasi penting bagi kehidupan di bumi. Pemahaman yang lebih baik tentang proses ini dapat membantu kita dalam mengelola sumber daya air dengan lebih bijaksana dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.
Kesimpulan
Teks eksplanasi merupakan jenis teks yang memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi ilmiah kepada pembaca. Dengan ciri-ciri khasnya seperti fokus pada fenomena umum, penggunaan bahasa yang objektif, dan struktur yang sistematis, teks eksplanasi membantu pembaca memahami proses terjadinya berbagai fenomena alam maupun sosial.
Struktur teks eksplanasi yang terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi memungkinkan penulis untuk menyajikan informasi secara terorganisir dan mudah dipahami. Sementara itu, kaidah kebahasaan seperti penggunaan konjungsi kausal dan temporal, serta istilah ilmiah, mendukung penyampaian informasi yang akurat dan sistematis.
Pemahaman tentang berbagai jenis teks eksplanasi, mulai dari yang menjelaskan fenomena alam hingga konsep abstrak, menunjukkan fleksibilitas dan kegunaan luas dari format teks ini. Hal ini memungkinkan teks eksplanasi digunakan dalam berbagai bidang, dari pendidikan hingga jurnalisme ilmiah.
Kemampuan untuk memahami dan menulis teks eksplanasi dengan baik merupakan keterampilan yang berharga dalam era informasi saat ini. Tidak hanya membantu dalam menyebarkan pengetahuan, tetapi juga mendorong pemikiran kritis dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar kita.
Dengan menguasai aspek-aspek teks eksplanasi ini, kita dapat lebih efektif dalam mengkomunikasikan ide-ide kompleks dan memahami penjelasan ilmiah tentang berbagai fenomena. Hal ini pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan literasi ilmiah dan pemahaman publik terhadap isu-isu penting dalam masyarakat modern.
Advertisement
