Liputan6.com, Jakarta Oncom merupakan salah satu makanan fermentasi khas Indonesia yang sangat populer, terutama di wilayah Jawa Barat. Makanan tradisional ini telah menjadi bagian penting dari kuliner Sunda dan dikenal memiliki cita rasa yang unik serta kaya akan nutrisi. Namun, tahukah Anda oncom terbuat dari apa? Mari kita pelajari lebih lanjut tentang makanan fermentasi yang menarik ini.
Definisi dan Sejarah Oncom
Oncom adalah produk makanan hasil fermentasi yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia. Makanan ini sering disebut sebagai "tempe-nya orang Sunda" karena memiliki proses pembuatan yang mirip dengan tempe, meskipun bahan baku dan jenis kapang yang digunakan berbeda.
Sejarah oncom dapat ditelusuri hingga ratusan tahun yang lalu. Makanan ini awalnya dikembangkan sebagai upaya untuk memanfaatkan limbah atau sisa produksi makanan lain, seperti ampas tahu dan bungkil kacang tanah. Melalui proses fermentasi, bahan-bahan yang awalnya dianggap sebagai limbah ini dapat diubah menjadi makanan bergizi dan lezat.
Oncom memiliki peran penting dalam budaya kuliner Sunda. Selain menjadi lauk pendamping nasi, oncom juga sering digunakan sebagai bahan utama atau tambahan dalam berbagai hidangan tradisional Sunda, seperti comro (oncom di jero), tutug oncom, dan sambal oncom.
Advertisement
Bahan Baku Pembuatan Oncom
Oncom terbuat dari beberapa bahan baku utama, tergantung pada jenis oncom yang akan diproduksi. Berikut adalah bahan-bahan yang umumnya digunakan dalam pembuatan oncom:
1. Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan sisa padatan dari proses pembuatan tahu. Meskipun sudah diambil sarinya untuk membuat tahu, ampas ini masih mengandung protein nabati yang cukup tinggi. Ampas tahu biasanya digunakan untuk membuat oncom merah.
2. Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas yang tersisa setelah kacang tanah diperas untuk diambil minyaknya. Bahan ini kaya akan protein dan serat, serta biasanya digunakan untuk membuat oncom hitam.
3. Ampas Singkong
Terkadang, ampas singkong atau onggok (sisa dari pembuatan tepung tapioka) ditambahkan ke dalam campuran bahan oncom hitam untuk memberikan tekstur yang lebih lembut.
4. Ragi atau Kapang
Ragi atau kapang merupakan komponen penting dalam proses fermentasi oncom. Jenis kapang yang digunakan akan menentukan jenis oncom yang dihasilkan:
- Kapang Neurospora sitophila atau N. intermedia untuk oncom merah
- Kapang Rhizopus oligosporus untuk oncom hitam
5. Air
Air bersih diperlukan dalam proses pembuatan oncom, terutama untuk merendam dan mencuci bahan baku, serta mengatur kelembaban selama proses fermentasi.
Penggunaan bahan-bahan ini tidak hanya memanfaatkan limbah produksi makanan lain, tetapi juga menghasilkan makanan bergizi tinggi. Proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan oncom meningkatkan nilai gizi bahan-bahan tersebut, terutama dalam hal kandungan protein yang lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Proses Pembuatan Oncom
Proses pembuatan oncom melibatkan beberapa tahapan penting yang memerlukan ketelitian dan waktu. Meskipun ada sedikit perbedaan dalam pembuatan oncom merah dan oncom hitam, secara umum proses pembuatannya meliputi langkah-langkah berikut:
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku (ampas tahu untuk oncom merah atau bungkil kacang tanah untuk oncom hitam) direndam dalam air bersih selama beberapa jam. Proses ini bertujuan untuk melunakkan bahan dan menghilangkan kotoran yang mungkin masih menempel.
2. Pencucian dan Penirisan
Setelah direndam, bahan dicuci bersih dan ditiriskan untuk mengurangi kadar airnya. Tahap ini penting untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan kapang.
3. Pengukusan
Bahan yang sudah bersih kemudian dikukus selama 1-1,5 jam. Proses ini bertujuan untuk membunuh mikroba yang tidak diinginkan dan membuat bahan lebih lunak.
4. Pendinginan
Setelah dikukus, bahan dibiarkan dingin hingga mencapai suhu ruang (sekitar 35°C). Pendinginan penting dilakukan sebelum menambahkan ragi agar tidak merusak kapang.
5. Inokulasi
Bahan yang sudah dingin ditaburi dengan ragi atau kapang yang sesuai. Untuk oncom merah digunakan Neurospora sitophila, sedangkan untuk oncom hitam digunakan Rhizopus oligosporus.
6. Pembungkusan
Bahan yang sudah dicampur dengan ragi kemudian dibungkus dengan daun pisang atau dimasukkan ke dalam cetakan. Pembungkusan ini penting untuk menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan kapang.
7. Fermentasi
Bahan yang sudah dibungkus kemudian difermentasi selama 36-48 jam pada suhu ruang (25-30°C). Selama proses ini, kapang akan tumbuh dan mengubah bahan menjadi oncom.
8. Pemanenan
Setelah 36-48 jam, oncom siap dipanen. Oncom yang baik ditandai dengan pertumbuhan kapang yang merata di seluruh permukaan dan aroma yang khas.
Proses fermentasi ini tidak hanya mengubah tekstur dan rasa bahan baku, tetapi juga meningkatkan nilai gizinya. Enzim yang dihasilkan oleh kapang selama fermentasi memecah protein kompleks menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu, proses ini juga menghasilkan berbagai vitamin dan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan.
Advertisement
Jenis-jenis Oncom
Oncom memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan bahan baku dan jenis kapang yang digunakan dalam proses fermentasinya. Berikut adalah jenis-jenis oncom yang umum dikenal:
1. Oncom Merah
Oncom merah merupakan jenis oncom yang paling populer dan banyak dikonsumsi. Ciri-ciri oncom merah antara lain:
- Terbuat dari ampas tahu
- Difermentasi menggunakan kapang Neurospora sitophila atau N. intermedia
- Memiliki warna oranye kemerahan atau merah muda
- Teksturnya lebih lembut dibandingkan oncom hitam
- Memiliki aroma yang khas dan cenderung lebih kuat
2. Oncom Hitam
Oncom hitam memiliki karakteristik yang berbeda dari oncom merah. Berikut adalah ciri-ciri oncom hitam:
- Terbuat dari bungkil kacang tanah, kadang dicampur dengan ampas singkong
- Difermentasi menggunakan kapang Rhizopus oligosporus (sama dengan kapang yang digunakan untuk membuat tempe)
- Berwarna abu-abu gelap hingga hitam
- Teksturnya lebih padat dan kasar dibandingkan oncom merah
- Memiliki aroma yang lebih ringan dibandingkan oncom merah
3. Oncom Hijau
Meskipun jarang ditemui, ada juga jenis oncom yang disebut oncom hijau. Karakteristik oncom hijau antara lain:
- Terbuat dari ampas tahu atau campuran ampas tahu dan bungkil kacang tanah
- Difermentasi menggunakan jenis kapang tertentu yang menghasilkan warna hijau
- Memiliki warna hijau muda hingga hijau tua
- Jarang diproduksi secara komersial dan lebih sering ditemui di daerah-daerah tertentu
Setiap jenis oncom memiliki karakteristik rasa, aroma, dan tekstur yang berbeda, sehingga penggunaannya dalam masakan juga dapat bervariasi. Oncom merah, misalnya, sering digunakan dalam pembuatan sambal oncom atau sebagai isian comro, sementara oncom hitam lebih sering diolah menjadi pepes atau tumis oncom.
Perbedaan jenis oncom ini tidak hanya terletak pada warna dan teksturnya, tetapi juga pada kandungan gizi dan manfaat kesehatannya. Meskipun demikian, semua jenis oncom umumnya kaya akan protein, serat, dan berbagai nutrisi penting lainnya.
Kandungan Gizi Oncom
Oncom dikenal sebagai makanan yang kaya akan nutrisi, meskipun terbuat dari bahan-bahan yang dianggap sebagai limbah. Proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan oncom tidak hanya mengubah tekstur dan rasa, tetapi juga meningkatkan nilai gizi bahan-bahan tersebut. Berikut adalah kandungan gizi utama dalam 100 gram oncom:
1. Protein
Oncom mengandung sekitar 13-15 gram protein per 100 gram. Protein ini lebih mudah dicerna oleh tubuh karena telah dipecah menjadi asam amino selama proses fermentasi.
2. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat dalam oncom berkisar antara 20-22 gram per 100 gram. Karbohidrat ini termasuk serat yang baik untuk pencernaan.
3. Lemak
Oncom memiliki kandungan lemak yang relatif rendah, sekitar 6 gram per 100 gram. Sebagian besar lemak ini adalah lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung.
4. Serat
Kandungan serat dalam oncom cukup tinggi, berkisar antara 3-5 gram per 100 gram. Serat ini penting untuk kesehatan pencernaan dan membantu mengontrol kadar gula darah.
5. Mineral
Oncom kaya akan mineral penting, termasuk:
- Kalsium: 96 mg per 100 gram
- Fosfor: 115 mg per 100 gram
- Zat besi: 27 mg per 100 gram
6. Vitamin
Proses fermentasi meningkatkan kandungan beberapa vitamin dalam oncom, termasuk:
- Vitamin B kompleks, terutama vitamin B12
- Vitamin K
- Asam folat
7. Antioksidan
Oncom, terutama oncom merah, mengandung antioksidan yang dihasilkan oleh kapang selama proses fermentasi. Antioksidan ini dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
8. Isoflavon
Oncom yang terbuat dari kedelai atau ampas tahu mengandung isoflavon, senyawa yang dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk mengurangi risiko penyakit jantung dan osteoporosis.
Perlu diingat bahwa kandungan gizi oncom dapat bervariasi tergantung pada bahan baku yang digunakan dan proses pembuatannya. Oncom hitam yang terbuat dari bungkil kacang tanah, misalnya, mungkin memiliki kandungan protein dan lemak yang sedikit berbeda dibandingkan oncom merah yang terbuat dari ampas tahu.
Meskipun kaya akan nutrisi, oncom sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang dan bervariasi. Kombinasi oncom dengan makanan lain dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian secara optimal.
Advertisement
Manfaat Oncom bagi Kesehatan
Oncom tidak hanya dikenal sebagai makanan lezat, tetapi juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama mengonsumsi oncom:
1. Sumber Protein Nabati yang Baik
Oncom merupakan sumber protein nabati yang sangat baik, terutama bagi mereka yang menjalani diet vegetarian atau vegan. Protein dalam oncom lebih mudah dicerna karena telah dipecah menjadi asam amino selama proses fermentasi.
2. Mendukung Kesehatan Pencernaan
Kandungan serat yang tinggi dalam oncom membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat ini dapat membantu mencegah sembelit, menjaga kesehatan usus, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
3. Membantu Mengontrol Kadar Gula Darah
Kombinasi protein dan serat dalam oncom dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, sehingga membantu mengontrol kadar gula darah. Ini sangat bermanfaat bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko terkena diabetes.
4. Mendukung Kesehatan Jantung
Oncom mengandung lemak tak jenuh dan serat yang baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, kandungan isoflavon dalam oncom yang terbuat dari kedelai dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
5. Kaya Antioksidan
Terutama pada oncom merah, kandungan antioksidan yang dihasilkan selama proses fermentasi dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Ini dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.
6. Mendukung Kesehatan Tulang
Kandungan kalsium dan fosfor dalam oncom berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi. Isoflavon dalam oncom juga dapat membantu mencegah osteoporosis, terutama pada wanita pascamenopause.
7. Membantu Menurunkan Berat Badan
Dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah, oncom dapat menjadi pilihan makanan yang baik bagi mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan. Protein membantu memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga dapat mengurangi asupan kalori total.
8. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Proses fermentasi dalam pembuatan oncom menghasilkan berbagai senyawa bioaktif yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
9. Sumber Vitamin B Kompleks
Oncom kaya akan vitamin B kompleks, termasuk vitamin B12 yang jarang ditemukan dalam makanan nabati. Vitamin B kompleks penting untuk metabolisme energi dan kesehatan sistem saraf.
10. Mendukung Kesehatan Kulit
Kandungan antioksidan dan vitamin dalam oncom dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan melindunginya dari kerusakan akibat paparan sinar UV dan polusi.
Meskipun oncom menawarkan banyak manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Bagi mereka yang memiliki alergi kacang atau kedelai, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi oncom secara rutin.
Cara Mengolah dan Menyajikan Oncom
Oncom merupakan bahan makanan yang sangat versatil dan dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Berikut adalah beberapa cara populer untuk mengolah dan menyajikan oncom:
1. Oncom Goreng
Cara paling sederhana untuk menikmati oncom adalah dengan menggorengnya. Potong oncom menjadi irisan tipis, taburi dengan garam, lalu goreng hingga kering dan renyah. Oncom goreng bisa dijadikan lauk pendamping nasi atau camilan.
2. Sambal Oncom
Sambal oncom adalah hidangan khas Sunda yang sangat populer. Oncom dihaluskan bersama dengan bumbu-bumbu seperti cabai, bawang merah, bawang putih, dan kencur, lalu ditumis hingga matang. Sambal oncom biasanya disajikan sebagai pendamping nasi.
3. Pepes Oncom
Pepes oncom dibuat dengan mencampurkan oncom yang sudah dihaluskan dengan bumbu-bumbu, lalu dibungkus dalam daun pisang dan dikukus atau dipanggang. Hidangan ini memiliki aroma yang khas dan sangat lezat.
4. Tumis Oncom
Oncom dapat ditumis dengan berbagai sayuran seperti kacang panjang, tauge, atau wortel. Tambahkan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan kecap manis untuk rasa yang lebih kaya.
5. Comro (Oncom di Jero)
Comro adalah jajanan khas Sunda berupa singkong parut yang diisi dengan sambal oncom, lalu digoreng hingga keemasan. Hidangan ini memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.
6. Oncom Bakar
Oncom dapat dipanggang atau dibakar setelah dibumbui dengan campuran kecap manis, bawang putih, dan cabai. Oncom bakar memiliki aroma yang harum dan rasa yang kaya.
7. Sup Oncom
Oncom bisa dijadikan bahan tambahan dalam sup. Potong oncom menjadi kubus kecil dan masukkan ke dalam sup sayuran atau sup ayam untuk menambah tekstur dan nutrisi.
8. Nasi Tutug Oncom
Nasi tutug oncom adalah hidangan nasi yang dicampur dengan oncom yang sudah dihaluskan dan dibumbui. Hidangan ini biasanya disajikan dengan lalapan dan sambal.
9. Oncom sebagai Pengganti Daging
Dalam beberapa resep, oncom dapat digunakan sebagai pengganti daging, misalnya dalam pembuatan rendang oncom atau gulai oncom.
10. Oncom sebagai Topping Pizza
Untuk variasi yang lebih modern, oncom yang sudah digoreng dan dihaluskan bisa dijadikan topping pizza atau campuran dalam pasta.
Ketika mengolah oncom, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:
- Pastikan oncom dalam kondisi segar dan tidak berbau tidak sedap sebelum diolah.
- Cuci oncom dengan air mengalir sebelum diolah untuk membersihkan spora kapang yang mungkin masih menempel.
- Jika ingin mengurangi aroma khas oncom, rendam sebentar dalam air hangat sebelum diolah.
- Untuk mendapatkan tekstur yang lebih renyah saat digoreng, taburi oncom dengan sedikit tepung sebelum digoreng.
- Kombinasikan oncom dengan bahan-bahan lain untuk mendapatkan variasi rasa dan nutrisi yang lebih beragam.
Dengan berbagai cara pengolahan ini, oncom dapat menjadi bahan makanan yang menarik dan lezat untuk dinikmati sehari-hari. Kreativitas dalam mengolah oncom dapat menghasilkan hidangan yang tidak hanya enak tetapi juga kaya akan nutrisi.
Advertisement
Perbedaan Oncom dengan Tempe
Meskipun oncom dan tempe sama-sama merupakan produk fermentasi kedelai, keduanya memiliki beberapa perbedaan signifikan. Berikut adalah perbandingan antara oncom dan tempe:
1. Bahan Baku
- Oncom: Terbuat dari ampas tahu (oncom merah) atau bungkil kacang tanah (oncom hitam).
- Tempe: Terbuat dari kedelai utuh yang telah direbus dan dikuliti.
2. Jenis Kapang
- Oncom: Menggunakan kapang Neurospora sitophila (oncom merah) atau Rhizopus oligosporus (oncom hitam).
- Tempe: Umumnya menggunakan kapang Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae.
3. Proses Fermentasi
- Oncom: Fermentasi dilakukan hingga kapang menghasilkan spora (36-48 jam).
- Tempe: Fermentasi dihentikan sebelum kapang menghasilkan spora (24-36 jam).
4. Warna dan Penampilan
- Oncom: Berwarna merah atau oranye (oncom merah) atau hitam (oncom hitam).
- Tempe: Berwarna putih dengan bintik-bintik hitam dari kedelai.
5. Tekstur
- Oncom: Tekstur lebih lembut dan cenderung mudah hancur.
- Tempe: Tekstur lebih padat dan kompak.
6. Aroma
- Oncom: Memiliki aroma yang lebih kuat dan khas.
- Tempe: Aroma lebih ringan dan tidak terlalu menyengat.
7. Kandungan Gizi
- Oncom: Kandungan protein lebih rendah (13-15%), tetapi kaya akan serat dan beberapa mineral.
- Tempe: Kandungan protein lebih tinggi (18-20%) dan kaya akan isoflavon.
8. Cara Pengolahan
- Oncom: Sering digunakan sebagai bahan campuran atau isian, seperti dalam sambal oncom atau comro.
- Tempe: Lebih sering diolah sebagai lauk utama, seperti tempe goreng atau tempe bacem.
9. Daya Simpan
- Oncom: Memiliki daya simpan yang lebih pendek, biasanya 2-3 hari pada suhu ruang.
- Tempe: Dapat disimpan lebih lama, hingga 3-5 hari pada suhu ruang.
10. Popularitas dan Distribusi
- Oncom: Lebih populer di daerah Jawa Barat dan sekitarnya.
- Tempe: Populer di seluruh Indonesia dan bahkan dikenal secara internasional.
Meskipun memiliki perbedaan, baik oncom maupun tempe memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat menjadi sumber protein nabati yang baik. Keduanya juga memiliki potensi manfaat kesehatan yang serupa, terutama berkaitan dengan kesehatan pencernaan dan metabolisme.
Pemilihan antara oncom dan tempe seringkali bergantung pada selera pribadi, ketersediaan, dan jenis masakan yang akan dibuat. Beberapa orang mungkin lebih menyukai rasa dan aroma khas oncom, sementara yang lain lebih memilih tempe karena teksturnya yang lebih padat dan rasanya yang lebih netral.
Tips Memilih dan Menyimpan Oncom
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari oncom, penting untuk memilih oncom yang berkualitas baik dan menyimpannya dengan benar. Berikut adalah beberapa tips untuk memilih dan menyimpan oncom:
Tips Memilih Oncom:
- Perhatikan Warna: Oncom yang baik memiliki warna yang merata. Oncom merah seharusnya berwarna oranye kemerahan, sedangkan oncom hitam berwarna abu-abu gelap hingga hitam. Hindari oncom dengan warna yang tidak merata atau ada bercak-bercak yang mencurigakan.
- Cek Tekstur: On com yang baik memiliki tekstur yang lembut namun kompak. Hindari oncom yang terlalu lembek atau berair, karena ini bisa menjadi tanda bahwa oncom sudah mulai membusuk.
- Periksa Aroma: Oncom yang segar memiliki aroma khas fermentasi yang tidak terlalu menyengat. Jika tercium bau yang tidak sedap atau terlalu tajam, sebaiknya hindari membeli oncom tersebut.
- Perhatikan Tanggal Produksi: Jika membeli oncom yang sudah dikemas, perhatikan tanggal produksi atau tanggal kedaluwarsa. Pilih oncom yang masih segar dan jauh dari tanggal kedaluwarsa.
- Periksa Kemasan: Jika membeli oncom yang dikemas, pastikan kemasannya dalam kondisi baik, tidak rusak atau bocor. Kemasan yang rusak bisa menyebabkan oncom terkontaminasi.
- Beli dari Sumber Terpercaya: Sebaiknya beli oncom dari penjual atau produsen yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam menjaga kualitas produknya.
- Perhatikan Pertumbuhan Kapang: Pertumbuhan kapang pada oncom seharusnya merata. Hindari oncom dengan pertumbuhan kapang yang tidak merata atau terlalu tebal di beberapa bagian.
- Hindari Oncom dengan Bintik-bintik Asing: Jika Anda melihat bintik-bintik atau pertumbuhan jamur yang tidak biasa pada oncom, sebaiknya hindari membelinya.
Tips Menyimpan Oncom:
- Simpan di Lemari Es: Untuk memperpanjang daya simpan, simpan oncom di lemari es. Oncom dapat bertahan hingga 3-5 hari jika disimpan dengan benar di lemari es.
- Gunakan Wadah Tertutup: Simpan oncom dalam wadah tertutup atau bungkus dengan plastik wrap untuk mencegah kontaminasi dan menjaga kesegarannya.
- Hindari Kelembaban Berlebih: Pastikan oncom tidak terlalu lembab saat disimpan. Kelembaban berlebih dapat mempercepat pembusukan.
- Pisahkan dari Makanan Lain: Simpan oncom terpisah dari makanan lain untuk mencegah kontaminasi silang dan menjaga aroma makanan lain tetap terjaga.
- Jangan Mencuci Sebelum Disimpan: Jangan mencuci oncom sebelum disimpan. Cuci hanya saat akan diolah untuk menghindari kelembaban berlebih selama penyimpanan.
- Perhatikan Suhu Penyimpanan: Jika tidak memungkinkan menyimpan di lemari es, simpan oncom di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung.
- Gunakan Segera: Meskipun dapat disimpan beberapa hari, sebaiknya gunakan oncom sesegera mungkin untuk mendapatkan kualitas terbaik.
- Periksa Secara Berkala: Periksa oncom yang disimpan secara berkala. Jika mulai terlihat tanda-tanda pembusukan, sebaiknya segera dibuang.
- Bekukan untuk Penyimpanan Jangka Panjang: Jika ingin menyimpan oncom dalam jangka waktu yang lebih lama, Anda bisa membekukannya. Potong oncom menjadi bagian-bagian kecil, bungkus dengan plastik wrap, dan simpan dalam freezer.
- Hindari Penyimpanan pada Suhu Ruang: Jangan menyimpan oncom pada suhu ruang terlalu lama, terutama di daerah dengan iklim tropis. Oncom yang disimpan pada suhu ruang sebaiknya dikonsumsi dalam waktu 1-2 hari.
Dengan memperhatikan tips-tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa oncom yang Anda beli dan konsumsi memiliki kualitas terbaik dan aman untuk dikonsumsi. Penyimpanan yang tepat juga akan membantu menjaga kualitas dan nilai gizi oncom, sehingga Anda dapat menikmati manfaat kesehatannya secara maksimal.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Oncom
Seperti halnya banyak makanan tradisional, oncom juga tidak luput dari berbagai mitos yang beredar di masyarakat. Berikut adalah beberapa mitos umum tentang oncom beserta fakta yang sebenarnya:
Mitos 1: Oncom Tidak Higienis karena Terbuat dari Limbah
Fakta: Meskipun oncom memang terbuat dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah yang merupakan hasil samping dari proses produksi makanan lain, bukan berarti oncom tidak higienis. Proses pembuatan oncom melibatkan tahap pengukusan yang dapat membunuh bakteri berbahaya. Selain itu, proses fermentasi yang melibatkan kapang tertentu justru dapat menghasilkan senyawa antimikroba yang membantu menjaga keamanan produk. Tentu saja, kebersihan dalam proses produksi tetap harus diperhatikan untuk menjamin kualitas dan keamanan oncom.
Mitos 2: Oncom Tidak Bergizi karena Terbuat dari Ampas
Fakta: Meskipun terbuat dari ampas, oncom tetap memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan oncom tidak hanya meningkatkan daya cerna protein, tetapi juga menghasilkan berbagai vitamin dan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Oncom mengandung protein, serat, vitamin B kompleks, dan berbagai mineral penting. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan antioksidan dalam oncom.
Mitos 3: Semua Oncom Memiliki Rasa yang Sama
Fakta: Rasa oncom dapat bervariasi tergantung pada bahan baku dan proses pembuatannya. Oncom merah yang terbuat dari ampas tahu memiliki rasa yang berbeda dengan oncom hitam yang terbuat dari bungkil kacang tanah. Selain itu, lama fermentasi dan jenis kapang yang digunakan juga dapat mempengaruhi rasa akhir oncom. Beberapa produsen oncom bahkan menambahkan rempah-rempah tertentu selama proses pembuatan untuk menghasilkan variasi rasa yang unik.
Mitos 4: Oncom Hanya Bisa Dimakan Setelah Digoreng
Fakta: Meskipun oncom goreng memang populer, ada banyak cara lain untuk mengolah dan menikmati oncom. Oncom dapat diolah menjadi sambal, ditumis, dijadikan isian untuk berbagai jajanan seperti comro, atau bahkan dijadikan bahan campuran dalam sup. Kreativitas dalam mengolah oncom dapat menghasilkan berbagai hidangan lezat yang tidak terbatas pada penggorengan saja.
Mitos 5: Oncom Tidak Aman Dikonsumsi oleh Ibu Hamil
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa oncom berbahaya bagi ibu hamil. Sebaliknya, kandungan protein, serat, dan berbagai nutrisi dalam oncom dapat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Namun, seperti halnya makanan fermentasi lainnya, penting untuk memastikan bahwa oncom yang dikonsumsi berasal dari sumber yang terpercaya dan diolah dengan higienis. Ibu hamil yang memiliki kekhawatiran sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi oncom secara rutin.
Mitos 6: Oncom Menyebabkan Bau Badan
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan konsumsi oncom dengan peningkatan bau badan. Bau badan lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti genetik, kebersihan pribadi, dan konsumsi makanan tertentu seperti bawang putih atau makanan yang mengandung sulfur tinggi. Meskipun oncom memiliki aroma yang khas, konsumsi oncom dalam jumlah normal tidak akan menyebabkan perubahan signifikan pada bau badan seseorang.
Mitos 7: Oncom Tidak Cocok untuk Program Diet
Fakta: Sebaliknya, oncom bisa menjadi pilihan makanan yang baik untuk program diet. Oncom mengandung protein yang cukup tinggi namun rendah lemak, sehingga dapat membantu memberikan rasa kenyang lebih lama tanpa menambah kalori berlebih. Kandungan serat dalam oncom juga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar gula darah. Tentu saja, cara pengolahan oncom juga perlu diperhatikan; oncom yang digoreng dengan minyak berlebih tentu akan menambah kalori.
Mitos 8: Semua Jenis Kapang pada Oncom Aman Dikonsumsi
Fakta: Meskipun kapang yang digunakan dalam pembuatan oncom (seperti Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus) aman dikonsumsi, tidak semua jenis kapang yang mungkin tumbuh pada oncom aman. Oncom yang disimpan terlalu lama atau dalam kondisi yang tidak tepat dapat ditumbuhi kapang lain yang berpotensi menghasilkan mikotoksin berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk memilih oncom yang berkualitas baik dan menyimpannya dengan benar.
Mitos 9: Oncom Tidak Bisa Disimpan Lama
Fakta: Meskipun oncom memang sebaiknya dikonsumsi segera, dengan penyimpanan yang tepat, oncom dapat bertahan beberapa hari. Oncom yang disimpan dalam lemari es dapat bertahan hingga 3-5 hari. Untuk penyimpanan jangka panjang, oncom bahkan bisa dibekukan, meskipun teksturnya mungkin berubah setelah dicairkan.
Mitos 10: Oncom Hanya Populer di Jawa Barat
Fakta: Meskipun oncom memang berasal dan sangat populer di Jawa Barat, popularitasnya telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, oncom mulai dikenal di luar negeri sebagai salah satu makanan fermentasi unik dari Indonesia. Beberapa restoran Indonesia di luar negeri bahkan menyajikan hidangan berbahan dasar oncom sebagai bagian dari menu mereka.
Memahami fakta di balik mitos-mitos ini penting untuk menghargai nilai gizi dan potensi kuliner oncom. Sebagai makanan tradisional yang kaya nutrisi dan memiliki sejarah panjang, oncom layak mendapat tempat dalam diet sehari-hari sebagai sumber protein nabati yang lezat dan bergizi.
FAQ Seputar Oncom
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang oncom beserta jawabannya:
1. Apakah oncom aman dikonsumsi setiap hari?
Ya, oncom aman dikonsumsi setiap hari sebagai bagian dari diet seimbang. Namun, seperti halnya makanan lain, variasi dalam diet tetap penting untuk memastikan asupan nutrisi yang beragam. Konsumsi oncom dalam jumlah moderat tidak menimbulkan efek samping negatif bagi kebanyakan orang.
2. Bagaimana cara membedakan oncom yang masih baik dan yang sudah rusak?
Oncom yang masih baik memiliki tekstur yang kompak, warna yang merata, dan aroma khas fermentasi yang tidak terlalu menyengat. Jika oncom memiliki bau yang sangat tidak sedap, tekstur yang sangat lembek atau berlendir, atau terdapat bintik-bintik warna yang tidak biasa, sebaiknya tidak dikonsumsi karena mungkin sudah rusak.
3. Apakah oncom bisa dimakan mentah?
Meskipun secara teknis oncom yang sudah melalui proses fermentasi bisa dimakan mentah, tidak disarankan untuk mengonsumsinya dalam keadaan mentah. Memasak oncom tidak hanya meningkatkan rasanya tetapi juga membantu membunuh bakteri yang mungkin ada. Selain itu, tekstur oncom mentah mungkin kurang menyenangkan bagi kebanyakan orang.
4. Bagaimana cara mengurangi bau oncom yang kuat?
Untuk mengurangi aroma kuat oncom, Anda bisa merendamnya sebentar dalam air hangat sebelum diolah. Menambahkan rempah-rempah seperti daun jeruk, serai, atau lengkuas saat memasak oncom juga dapat membantu menetralkan aromanya. Menggoreng atau memanggang oncom juga dapat mengurangi aroma tajamnya.
5. Apakah oncom cocok untuk vegetarian dan vegan?
Ya, oncom sangat cocok untuk diet vegetarian dan vegan. Oncom merupakan sumber protein nabati yang baik dan tidak mengandung bahan hewani dalam proses pembuatannya. Oncom dapat menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan protein hewani dalam berbagai hidangan.
6. Berapa lama oncom bisa disimpan?
Oncom segar sebaiknya dikonsumsi dalam 1-2 hari jika disimpan pada suhu ruang. Jika disimpan dalam lemari es, oncom dapat bertahan hingga 3-5 hari. Untuk penyimpanan jangka panjang, oncom dapat dibekukan dan akan bertahan hingga beberapa bulan, meskipun teksturnya mungkin berubah setelah dicairkan.
7. Apakah ada efek samping mengonsumsi oncom?
Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi oncom dalam jumlah normal tidak menimbulkan efek samping. Namun, beberapa orang mungkin mengalami masalah pencernaan ringan seperti kembung atau gas jika tidak terbiasa mengonsumsi makanan fermentasi. Orang dengan alergi kacang atau kedelai sebaiknya berhati-hati karena oncom mungkin mengandung alergen ini.
8. Apakah oncom bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes?
Ya, oncom umumnya aman dan bahkan bisa bermanfaat bagi penderita diabetes. Kandungan protein dan serat dalam oncom dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Namun, penderita diabetes tetap harus memperhatikan porsi dan cara pengolahan oncom, serta berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi diet yang tepat.
9. Bagaimana cara membuat oncom di rumah?
Membuat oncom di rumah memerlukan proses yang cukup rumit dan membutuhkan kontrol yang ketat terhadap kondisi fermentasi. Anda memerlukan bahan baku (ampas tahu atau bungkil kacang tanah), ragi khusus (biasanya Neurospora sitophila untuk oncom merah atau Rhizopus oligosporus untuk oncom hitam), dan peralatan steril. Proses meliputi persiapan bahan, inokulasi dengan ragi, dan fermentasi selama 36-48 jam dalam kondisi yang terkontrol. Karena kompleksitas prosesnya, kebanyakan orang lebih memilih untuk membeli oncom yang sudah jadi.
10. Apakah ada perbedaan nilai gizi antara oncom merah dan oncom hitam?
Ada sedikit perbedaan nilai gizi antara oncom merah dan oncom hitam, terutama karena perbedaan bahan baku. Oncom hitam yang terbuat dari bungkil kacang tanah cenderung memiliki kandungan protein dan lemak yang sedikit lebih tinggi dibandingkan oncom merah yang terbuat dari ampas tahu. Namun, keduanya tetap merupakan sumber protein nabati yang baik dan memiliki manfaat kesehatan yang serupa.
11. Bisakah oncom menggantikan tempe dalam resep?
Dalam banyak resep, oncom bisa menggantikan tempe, meskipun akan memberikan rasa dan tekstur yang sedikit berbeda. Oncom cenderung memiliki tekstur yang lebih lembut dan rasa yang lebih kuat dibandingkan tempe. Ketika menggantikan tempe dengan oncom dalam resep, Anda mungkin perlu menyesuaikan bumbu dan waktu memasak untuk mendapatkan hasil terbaik.
12. Apakah oncom bisa membantu menurunkan kolesterol?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan fermentasi seperti oncom dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Kandungan serat dan protein nabati dalam oncom dapat membantu mengikat kolesterol dalam usus dan mencegahnya diserap oleh tubuh. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efektivitas oncom dalam menurunkan kolesterol.
13. Bagaimana cara terbaik untuk mengolah oncom agar nilai gizinya tetap terjaga?
Untuk menjaga nilai gizi oncom, sebaiknya hindari menggorengnya dengan minyak berlebih. Metode memasak seperti mengukus, memanggang, atau menumis dengan sedikit minyak dapat membantu mempertahankan nutrisi oncom. Menambahkan oncom ke dalam sup atau memasak dengan sayuran lain juga bisa menjadi pilihan yang baik.
14. Apakah oncom bisa dikonsumsi oleh anak-anak?
Ya, oncom aman dikonsumsi oleh anak-anak dan bisa menjadi sumber protein yang baik dalam diet mereka. Namun, karena rasanya yang khas, mungkin diperlukan waktu bagi beberapa anak untuk menyukainya. Memperkenalkan oncom secara bertahap dan mengolahnya dalam berbagai bentuk yang menarik bisa membantu anak-anak menerima makanan ini.
15. Apakah ada risiko kontaminasi aflatoksin pada oncom?
Risiko kontaminasi aflatoksin pada oncom relatif rendah jika diproduksi dan disimpan dengan benar. Kapang yang digunakan dalam pembuatan oncom (Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus) tidak menghasilkan aflatoksin. Namun, penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan kapang lain yang berpotensi menghasilkan aflatoksin. Oleh karena itu, penting untuk memilih oncom dari produsen terpercaya dan menyimpannya dengan benar.
Memahami berbagai aspek seputar oncom, dari cara memilih hingga manfaat kesehatannya, dapat membantu kita mengapresiasi makanan tradisional ini dengan lebih baik. Oncom bukan hanya sekedar makanan warisan budaya, tetapi juga merupakan sumber nutrisi yang potensial dalam diet modern kita.
Advertisement
Kesimpulan
Oncom, makanan fermentasi khas Sunda, merupakan contoh cemerlang bagaimana kreativitas kuliner tradisional dapat mengubah bahan sederhana menjadi makanan bergizi tinggi. Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting:
- Oncom terbuat dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah yang difermentasi menggunakan kapang khusus, menghasilkan makanan yang kaya protein, serat, dan berbagai nutrisi penting lainnya.
- Proses fermentasi tidak hanya meningkatkan nilai gizi oncom, tetapi juga menciptakan rasa dan aroma yang unik, menjadikannya bahan yang versatil dalam berbagai hidangan.
- Ada dua jenis utama oncom - oncom merah dan oncom hitam - masing-masing dengan karakteristik dan nilai gizi yang sedikit berbeda.
- Oncom menawarkan berbagai manfaat kesehatan, termasuk mendukung kesehatan pencernaan, membantu mengontrol kadar gula darah, dan menjadi sumber protein nabati yang baik.
- Meskipun berasal dari "limbah" produksi makanan lain, oncom terbukti aman dan bergizi jika diproduksi dan diolah dengan benar.
- Kreativitas dalam pengolahan oncom telah menghasilkan berbagai hidangan lezat, dari sambal oncom hingga comro, menunjukkan fleksibilitas bahan ini dalam kuliner.
- Penting untuk memilih oncom yang berkualitas baik dan menyimpannya dengan benar untuk memaksimalkan manfaat dan menjaga keamanan pangan.
- Meskipun populer di Jawa Barat, oncom mulai dikenal lebih luas sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia yang unik.
Dengan memahami lebih dalam tentang oncom, kita tidak hanya menghargai warisan kuliner tradisional, tetapi juga menemukan potensi besar dalam makanan sederhana ini. Oncom bukan hanya alternatif protein yang terjangkau, tetapi juga merupakan contoh bagaimana kearifan lokal dapat menciptakan solusi pangan yang berkelanjutan dan bergizi.
Ke depannya, dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pola makan berbasis nabati dan berkelanjutan, oncom memiliki potensi untuk menjadi lebih populer, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional. Inovasi dalam pengolahan dan penyajian oncom dapat membuka peluang baru dalam industri kuliner dan pangan.
Akhirnya, oncom bukan sekadar makanan; ia adalah cerminan kreativitas, kebijaksanaan, dan kekayaan budaya Indonesia. Dengan terus melestarikan dan mengembangkan makanan tradisional seperti oncom, kita tidak hanya menjaga warisan kuliner, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.