Apa Arti dari Pancasila? Memahami Makna dan Kedudukan Dasar Negara Indonesia

Pelajari arti mendalam dari Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pahami sejarah, fungsi dan penerapannya.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 20 Mar 2025, 14:04 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 13:58 WIB
apa arti dari pancasila
apa arti dari pancasila ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang memiliki arti dan kedudukan sangat penting. Sebagai landasan ideologi dan falsafah negara, Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, apa sebenarnya arti mendalam dari Pancasila itu sendiri? Mari kita telusuri lebih jauh makna, sejarah, fungsi dan penerapan Pancasila dalam artikel berikut ini.

Promosi 1

Pengertian dan Asal Usul Kata Pancasila

Secara etimologis, kata "Pancasila" berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu "panca" yang berarti lima dan "sila" yang berarti dasar, asas atau prinsip. Jadi, Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar atau lima prinsip fundamental.

Dalam konteks kenegaraan Indonesia, Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdiri dari lima sila atau prinsip dasar, yaitu:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kelima sila tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Pancasila bukan hanya sekadar rumusan abstrak, melainkan nilai-nilai luhur yang digali dari kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.

Sejarah Lahirnya Pancasila

Sejarah lahirnya Pancasila tidak bisa dilepaskan dari proses perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah rangkaian peristiwa penting terkait perumusan Pancasila:

  • 29 Mei - 1 Juni 1945: Sidang pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) membahas dasar negara.
  • 1 Juni 1945: Ir. Soekarno berpidato mengenai dasar negara yang kemudian dikenal sebagai "Lahirnya Pancasila".
  • 22 Juni 1945: Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat rumusan dasar negara.
  • 18 Agustus 1945: PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945.

Dalam pidatonya pada 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima prinsip dasar negara yang ia namakan "Pancasila", yaitu:

  1. Kebangsaan Indonesia
  2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
  3. Mufakat atau Demokrasi
  4. Kesejahteraan Sosial
  5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Usulan Soekarno ini kemudian mengalami beberapa perubahan hingga akhirnya disahkan dalam bentuk final pada 18 Agustus 1945 sebagaimana yang kita kenal sekarang. Proses perumusan Pancasila menunjukkan bahwa dasar negara ini merupakan hasil musyawarah dan mufakat para pendiri bangsa dengan mempertimbangkan berbagai aspirasi yang berkembang saat itu.

Makna dan Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila

Untuk memahami arti Pancasila secara lebih mendalam, kita perlu mengkaji makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap silanya:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama menegaskan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti:

  • Pengakuan akan keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya
  • Jaminan bagi setiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing
  • Kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
  • Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain
  • Kehidupan beragama yang harmonis dan saling menghormati antar pemeluk agama

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang universal, antara lain:

  • Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan
  • Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia
  • Pengembangan sikap saling mencintai sesama manusia
  • Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
  • Berani membela kebenaran dan keadilan

3. Persatuan Indonesia

Sila ketiga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya meliputi:

  • Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan
  • Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
  • Cinta tanah air dan bangsa
  • Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat mengandung prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu:

  • Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
  • Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
  • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
  • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima menekankan prinsip keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain:

  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
  • Bersikap adil
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
  • Menghormati hak orang lain
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain
  • Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
  • Tidak bersifat boros
  • Tidak bergaya hidup mewah
  • Suka bekerja keras
  • Menghargai hasil karya orang lain

Fungsi dan Kedudukan Pancasila

Pancasila memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Beberapa fungsi utama Pancasila antara lain:

1. Pancasila sebagai Dasar Negara

Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi landasan dan sumber dari segala sumber hukum dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Semua produk hukum dan kebijakan pemerintah harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam tata urutan perundang-undangan Indonesia, Pancasila menempati kedudukan tertinggi sebagai staatsfundamentalnorm atau norma fundamental negara.

2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah hidup dan berkembang dalam masyarakat sejak dahulu. Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

3. Pancasila sebagai Ideologi Negara

Sebagai ideologi negara, Pancasila menjadi cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Pancasila memberikan arah dan orientasi ke mana bangsa Indonesia harus dibangun dan dikembangkan. Ideologi Pancasila bersifat terbuka, dinamis dan reformatif sehingga mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

4. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

Di tengah keberagaman suku, agama, ras dan golongan yang ada di Indonesia, Pancasila menjadi alat pemersatu bangsa. Nilai-nilai Pancasila mampu menjembatani berbagai perbedaan dan menyatukan bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu).

5. Pancasila sebagai Sumber Etika dan Moral Bangsa

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi sumber etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memberikan pedoman tentang apa yang baik dan buruk, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

pancasila sebagai kepribadian
pancasila sebagai kepribadian ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Memahami arti Pancasila tidak cukup hanya sebatas pengetahuan, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh penerapan nilai-nilai Pancasila:

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
  • Saling menghormati pemeluk agama lain dan memberikan kebebasan untuk beribadah
  • Tidak memaksakan agama atau kepercayaan kepada orang lain
  • Bersikap toleran terhadap perbedaan keyakinan

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

  • Memperlakukan setiap orang dengan adil tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras atau golongan
  • Saling menolong dan membantu sesama yang membutuhkan
  • Menghargai hasil karya orang lain
  • Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

  • Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
  • Mencintai dan melestarikan budaya daerah sebagai bagian dari budaya nasional
  • Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang memupuk persatuan dan kesatuan
  • Menghindari sikap dan perbuatan yang dapat memecah belah persatuan bangsa

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

  • Menyelesaikan persoalan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
  • Menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
  • Menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum secara jujur dan bertanggung jawab
  • Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah dengan penuh tanggung jawab

Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

  • Bersikap adil terhadap sesama dan tidak melakukan diskriminasi
  • Bekerja keras dan menghargai hasil kerja orang lain
  • Tidak bersikap boros dan tidak bergaya hidup mewah
  • Membantu mengembangkan potensi diri dan orang lain untuk kemajuan bersama

Tantangan Penerapan Pancasila di Era Modern

Meskipun Pancasila telah menjadi dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia selama puluhan tahun, penerapannya di era modern menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

1. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing

Arus globalisasi yang semakin deras membawa masuk berbagai nilai dan budaya asing yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat mengikis pemahaman dan pengamalan Pancasila, terutama di kalangan generasi muda.

2. Radikalisme dan Intoleransi

Munculnya paham-paham radikal dan sikap intoleran terhadap perbedaan merupakan ancaman serius terhadap persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

3. Kesenjangan Ekonomi dan Sosial

Masih adanya kesenjangan ekonomi dan sosial yang cukup lebar di masyarakat menunjukkan bahwa nilai keadilan sosial sebagaimana diamanatkan sila kelima Pancasila belum sepenuhnya terwujud.

4. Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan

Praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang masih marak terjadi bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, terutama sila kedua dan kelima.

5. Degradasi Moral dan Etika

Menurunnya kualitas moral dan etika di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila belum sepenuhnya terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya Revitalisasi Pancasila di Era Kontemporer

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya untuk merevitalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila agar tetap relevan di era kontemporer. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Penguatan Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila perlu diperkuat di semua jenjang pendidikan dengan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kontekstual. Fokusnya bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik sehingga nilai-nilai Pancasila benar-benar terinternalisasi dalam diri peserta didik.

2. Sosialisasi dan Kampanye Publik

Perlu dilakukan sosialisasi dan kampanye publik yang masif dan berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang arti penting Pancasila. Penggunaan media sosial dan platform digital lainnya dapat menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi milenial dan Gen Z.

3. Keteladanan Pemimpin

Para pemimpin di berbagai level, baik di pemerintahan maupun masyarakat, harus memberikan teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Keteladanan ini akan menjadi contoh nyata bagi masyarakat luas.

4. Penguatan Kelembagaan

Lembaga-lembaga negara yang bertugas mengawal dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, seperti BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), perlu diperkuat peran dan fungsinya.

5. Kontekstualisasi Nilai-nilai Pancasila

Nilai-nilai Pancasila perlu dikontekstualisasikan agar lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan modern. Misalnya, bagaimana prinsip musyawarah mufakat dapat diterapkan dalam era demokrasi digital.

Kesimpulan

Pancasila memiliki arti yang sangat mendalam sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Kelima silanya mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern, Pancasila tetap relevan dan penting untuk terus diaktualisasikan.

Memahami arti Pancasila bukan hanya tentang menghafal rumusannya, tetapi yang lebih penting adalah menginternalisasi nilai-nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, Pancasila akan tetap menjadi pemersatu bangsa dan pedoman dalam membangun Indonesia yang lebih maju, adil dan sejahtera.

Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk terus menjaga, mengamalkan dan mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi mendatang. Dengan berpegang teguh pada Pancasila, bangsa Indonesia akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagaimana diamanatkan oleh para pendiri bangsa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya