Apa Arti Rungkad: Penjelasan Lengkap Istilah Viral di Media Sosial

Rungkad adalah istilah bahasa Sunda yang viral di media sosial. Simak penjelasan lengkap arti rungkad dan penggunaannya dalam bahasa gaul sehari-hari.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 05 Mar 2025, 12:50 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 12:50 WIB
apa arti rungkad
apa arti rungkad ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, istilah "rungkad" semakin sering terdengar di media sosial dan percakapan sehari-hari anak muda. Kata yang berasal dari bahasa Sunda ini menjadi viral dan banyak digunakan sebagai ungkapan untuk menggambarkan berbagai kondisi. Namun, apa sebenarnya arti rungkad dan bagaimana penggunaannya? Mari kita bahas secara lengkap dalam artikel berikut ini.

Promosi 1

Definisi dan Asal-Usul Kata Rungkad

Rungkad merupakan kata yang berasal dari bahasa Sunda. Secara harfiah, rungkad memiliki arti:

  • Runtuh
  • Roboh
  • Tumbang
  • Ambruk
  • Hancur berkeping-keping
  • Tercabut hingga ke akar-akarnya

Pada awalnya, kata rungkad digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik suatu benda atau objek yang mengalami kehancuran total. Misalnya, pohon besar yang tumbang beserta akar-akarnya akibat angin kencang bisa disebut "rungkad".

Seiring berjalannya waktu, makna rungkad mengalami perluasan. Kata ini mulai digunakan secara kiasan untuk menggambarkan kondisi mental atau emosional seseorang yang sedang terpuruk. Dari sinilah kemudian rungkad menjadi istilah yang populer di kalangan anak muda, terutama untuk mengekspresikan perasaan yang hancur atau kecewa.

Penggunaan Rungkad dalam Bahasa Gaul

Dalam konteks bahasa gaul yang digunakan anak muda saat ini, rungkad memiliki beberapa makna dan penggunaan, antara lain:

  • Menggambarkan perasaan patah hati atau kecewa berat dalam hubungan asmara
  • Mengekspresikan kondisi mental yang terpuruk akibat masalah atau tekanan hidup
  • Menjelaskan keadaan fisik yang sangat lelah atau tidak berdaya
  • Menggambarkan kegagalan atau kerugian besar dalam usaha/bisnis
  • Sebagai ungkapan spontan saat mengalami kesialan atau hal yang tidak menyenangkan

Penggunaan kata rungkad dalam percakapan sehari-hari biasanya disesuaikan dengan konteks dan situasi. Beberapa contoh penggunaannya antara lain:

  • "Gue baru aja diputusin pacar, hati gue rungkad banget nih."
  • "Bisnis gue bangkrut, modal udah rungkad semua."
  • "Abis lembur 3 hari berturut-turut, badan gue rungkad parah."
  • "Duh, hp gue jatuh ke got. Rungkad deh!"

Dari contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa rungkad digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang ekstrem atau parah, baik secara fisik maupun mental. Kata ini dianggap lebih ekspresif dan "kekinian" dibandingkan kata-kata sejenis dalam bahasa Indonesia baku.

Popularitas Rungkad Melalui Lagu dan Media Sosial

Salah satu faktor yang membuat kata rungkad semakin populer adalah penggunaannya dalam lagu-lagu hits. Lagu berjudul "Rungkad" yang dipopulerkan oleh penyanyi dangdut Happy Asmara menjadi viral dan banyak diputar di berbagai platform media sosial.

Dalam lagu tersebut, terdapat lirik yang berbunyi:

"Rungkad entek-entekan, kelangan kowe sing paling tak sayang"

Yang artinya kurang lebih:

"Hancur lebur, kehilangan kamu yang paling kusayang"

Lirik ini menggambarkan perasaan seseorang yang sangat terpukul karena ditinggalkan orang yang dicintainya. Penggunaan kata rungkad dalam konteks ini semakin mempopulerkan istilah tersebut di kalangan pendengar musik dangdut dan pengguna media sosial.

Selain melalui lagu, popularitas kata rungkad juga didorong oleh tren penggunaan bahasa gaul di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter. Banyak pengguna yang membuat konten dengan menggunakan kata rungkad sebagai punchline atau untuk menggambarkan berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan Penggunaan Rungkad dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Gaul

Meskipun berasal dari bahasa Sunda, penggunaan kata rungkad dalam bahasa gaul memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan penggunaan aslinya. Berikut beberapa perbedaan tersebut:

  1. Konteks penggunaan:
    • Bahasa Sunda: Lebih sering digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik benda atau objek yang hancur/roboh
    • Bahasa gaul: Lebih banyak digunakan untuk menggambarkan kondisi mental/emosional atau situasi abstrak
  2. Tingkat formalitas:
    • Bahasa Sunda: Dapat digunakan dalam percakapan formal maupun informal
    • Bahasa gaul: Cenderung hanya digunakan dalam percakapan informal atau di media sosial
  3. Variasi penggunaan:
    • Bahasa Sunda: Penggunaan lebih terbatas dan spesifik
    • Bahasa gaul: Penggunaan lebih fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan kata-kata lain
  4. Intensitas makna:
    • Bahasa Sunda: Menggambarkan kehancuran total atau permanen
    • Bahasa gaul: Dapat menggambarkan kondisi yang bersifat sementara atau tidak terlalu parah

Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bagaimana sebuah kata dapat mengalami pergeseran makna dan penggunaan ketika diadopsi ke dalam bahasa gaul. Meskipun demikian, esensi dasar dari kata rungkad tetap terjaga, yaitu menggambarkan kondisi yang ekstrem atau tidak menyenangkan.

Tips Menggunakan Kata Rungkad dengan Tepat

Meskipun rungkad telah menjadi istilah populer dalam bahasa gaul, penggunaannya tetap perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau terkesan tidak sopan. Berikut beberapa tips menggunakan kata rungkad dengan tepat:

  1. Perhatikan konteks dan lawan bicara:
    • Gunakan rungkad hanya dalam percakapan informal dengan teman sebaya atau di media sosial
    • Hindari menggunakan kata ini dalam situasi formal atau dengan orang yang lebih tua
  2. Jangan terlalu berlebihan:
    • Hindari menggunakan rungkad untuk hal-hal sepele atau tidak terlalu penting
    • Penggunaan yang terlalu sering dapat mengurangi "bobot" dari kata tersebut
  3. Kombinasikan dengan kata lain:
    • Rungkad dapat dikombinasikan dengan kata-kata lain untuk menambah ekspresi, misalnya "rungkad parah", "rungkad total", dsb
    • Kreatif dalam penggunaan dapat membuat ungkapan menjadi lebih menarik
  4. Pahami nuansa makna:
    • Rungkad memiliki makna yang cukup kuat, jadi gunakan sesuai dengan intensitas situasi yang ingin digambarkan
    • Bedakan penggunaan rungkad dengan kata-kata lain yang memiliki makna serupa seperti "hancur" atau "kacau"
  5. Hormati sensitivitas orang lain:
    • Hindari menggunakan rungkad untuk mengomentari masalah pribadi orang lain tanpa izin
    • Berhati-hati dalam menggunakan kata ini di media sosial agar tidak menyinggung perasaan orang lain

Dengan memperhatikan tips-tips di atas, penggunaan kata rungkad dapat menjadi lebih tepat dan efektif dalam mengekspresikan perasaan atau menggambarkan situasi tertentu.

Fenomena Bahasa Gaul dan Pengaruhnya terhadap Bahasa Indonesia

Popularitas kata rungkad merupakan bagian dari fenomena yang lebih besar, yaitu perkembangan bahasa gaul di kalangan anak muda Indonesia. Fenomena ini memiliki beberapa dampak terhadap perkembangan Bahasa Indonesia, antara lain:

  1. Pengayaan kosakata:
    • Bahasa gaul sering memunculkan kata-kata baru yang kemudian diadopsi ke dalam percakapan sehari-hari
    • Beberapa kata bahasa gaul bahkan akhirnya masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  2. Pergeseran makna kata:
    • Kata-kata yang sudah ada dapat mengalami pergeseran makna ketika digunakan sebagai bahasa gaul
    • Hal ini dapat memperkaya nuansa makna dalam Bahasa Indonesia
  3. Pengaruh bahasa daerah:
    • Banyak istilah bahasa gaul yang berasal dari bahasa daerah, seperti rungkad dari bahasa Sunda
    • Fenomena ini dapat meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan bahasa daerah di Indonesia
  4. Tantangan dalam standardisasi bahasa:
    • Perkembangan bahasa gaul yang cepat dapat menimbulkan tantangan dalam upaya standardisasi Bahasa Indonesia
    • Diperlukan kebijaksanaan dalam menentukan kata-kata mana yang layak dimasukkan ke dalam bahasa baku
  5. Kreativitas berbahasa:
    • Penggunaan bahasa gaul mendorong kreativitas dalam berbahasa, terutama di kalangan anak muda
    • Hal ini dapat memperkaya ekspresi dan cara berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia

Meskipun penggunaan bahasa gaul seperti kata rungkad memiliki dampak positif dalam pengayaan bahasa, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara kreativitas berbahasa dan pemeliharaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kata-Kata Gaul Lain yang Berasal dari Bahasa Daerah

Selain rungkad, ada banyak kata-kata gaul lain yang berasal dari bahasa daerah dan populer digunakan di media sosial. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Kepo (Hokkien):
    • Arti: Ingin tahu, penasaran
    • Contoh: "Jangan kepo deh sama urusan orang lain!"
  2. Gercep (Bahasa Jawa):
    • Arti: Gerak cepat, responsif
    • Contoh: "Dia emang gercep banget kalo diajak main."
  3. Santuy (Bahasa Sunda):
    • Arti: Santai, tenang, tidak terburu-buru
    • Contoh: "Santuy aja bro, masih ada waktu kok."
  4. Micin (Bahasa Jawa):
    • Arti: Bodoh, kurang pintar (dari kata "micin" yang berarti MSG)
    • Contoh: "Jangan kebanyakan nonton sinetron, ntar jadi micin."
  5. Garing (Bahasa Jawa):
    • Arti: Tidak lucu, hambar (untuk lelucon)
    • Contoh: "Candaannya garing banget, gak ada yang ketawa."

Kata-kata gaul ini menunjukkan bagaimana bahasa daerah turut memperkaya kosakata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda.

Kesimpulan

Rungkad adalah contoh menarik bagaimana sebuah kata dari bahasa daerah dapat menjadi viral dan diadopsi secara luas dalam bahasa gaul. Dari arti asalnya yang berarti "hancur" atau "roboh" dalam bahasa Sunda, rungkad kini digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi ekstrem atau tidak menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Popularitas kata rungkad menunjukkan dinamika perkembangan bahasa di era digital, di mana media sosial dan musik populer berperan besar dalam menyebarkan istilah-istilah baru. Meskipun penggunaan bahasa gaul seperti rungkad dapat memperkaya ekspresi dan cara berkomunikasi, penting untuk tetap memperhatikan konteks dan kesesuaian penggunaannya.

Sebagai pengguna bahasa, kita perlu bijak dalam mengadopsi dan menggunakan istilah-istilah baru seperti rungkad. Dengan pemahaman yang tepat tentang arti dan penggunaannya, kita dapat memanfaatkan kekayaan bahasa ini untuk berkomunikasi secara lebih ekspresif dan kontekstual, sambil tetap menghormati kaidah berbahasa yang baik dan benar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya