Sukses

Penyebab Hati Tidak Tenang Menurut Islam: Memahami dan Mengatasinya

Pelajari penyebab hati tidak tenang menurut Islam dan cara mengatasinya. Temukan ketenangan batin melalui ajaran agama dan praktik spiritual.

Diterbitkan 15 Maret 2025, 10:00 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, hati yang tidak tenang atau gelisah sering dikaitkan dengan kondisi spiritual seseorang. Hati yang tidak tenang dapat diartikan sebagai keadaan di mana seseorang merasa resah, cemas, dan tidak memiliki ketentraman batin. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

Al-Qur'an menyebutkan pentingnya ketenangan hati dalam beberapa ayat, salah satunya dalam Surah Ar-Ra'd ayat 28:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Alladzīna āmanū wa taṭma`innu qulūbuhum bidzikrillāh, alā bidzikrillāhi taṭma`innul-qulūb

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Ayat ini menunjukkan bahwa ketenangan hati sangat erat kaitannya dengan kedekatan seseorang kepada Allah SWT. Ketika hati tidak tenang, hal ini bisa menjadi indikasi adanya ketidakseimbangan dalam hubungan spiritual seseorang dengan Sang Pencipta.

2 dari 5 halaman

Faktor-faktor Penyebab Hati Tidak Tenang Menurut Islam

Dalam pandangan Islam, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hati menjadi tidak tenang. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai penyebab-penyebab tersebut:

1. Lemahnya Iman dan Ketakwaan

Iman yang lemah dan kurangnya ketakwaan kepada Allah SWT sering kali menjadi akar dari kegelisahan hati. Ketika seseorang jauh dari Allah dan tidak menjalankan perintah-Nya dengan baik, hati mereka cenderung merasa kosong dan tidak tenang. Hal ini disebabkan karena manusia pada dasarnya memiliki fitrah untuk selalu terhubung dengan Penciptanya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya iman itu dapat usang di dalam hati salah seorang dari kalian sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman dalam hati kalian."

Hadits ini mengingatkan kita bahwa iman perlu terus dipupuk dan diperkuat agar hati tetap tenang dan dekat dengan Allah SWT.

2. Kurangnya Dzikir dan Ibadah

Dzikir, yang berarti mengingat Allah, merupakan salah satu cara utama untuk menenangkan hati dalam Islam. Kurangnya dzikir dan ibadah dapat membuat hati menjadi gersang dan mudah gelisah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Thaha ayat 124:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Wa man a'raḍa 'an żikrī fa`inna lahū ma'īsyatan ḍankan wa naḥsyuruhū yaumal-qiyāmati a'mā

Artinya: "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari mengingat Allah akan mengalami kehidupan yang sempit, yang dapat diartikan sebagai ketidaktenangan hati dan pikiran.

3. Dosa dan Kemaksiatan

Melakukan dosa dan kemaksiatan dapat membuat hati menjadi gelisah karena adanya rasa bersalah dan jauh dari Allah SWT. Hati yang bersih secara alami cenderung merasa tidak nyaman ketika melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan memohon ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut sehingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut "ar-raan" (penutup) yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: 'Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.'" (HR. At-Tirmidzi)

Hadits ini menggambarkan bagaimana dosa dapat mempengaruhi ketenangan hati seseorang.

4. Kurangnya Tawakkal

Tawakkal, atau berserah diri kepada Allah, merupakan sikap penting dalam Islam. Kurangnya tawakkal dapat menyebabkan seseorang terus-menerus merasa cemas dan khawatir tentang masa depan. Mereka mungkin merasa terbebani oleh kekhawatiran dan ketidakpastian mengenai masa depan, merasa bahwa mereka harus mengendalikan segala aspek kehidupan mereka sendiri.

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Talaq ayat 3:

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Wa may yatawakkal 'alallāhi fahuwa ḥasbuh, innallāha bālighu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`in qadrā

Artinya: "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dengan bertawakkal kepada Allah, kita dapat menemukan ketenangan karena yakin bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan kita.

5. Terlalu Mencintai Dunia

Kecintaan yang berlebihan terhadap dunia dan melupakan akhirat dapat menjadi sumber kegelisahan hati. Ketika seseorang terlalu fokus pada urusan duniawi, mereka cenderung melupakan tujuan hidup yang sebenarnya dan kehilangan arah spiritual.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:

"Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan di dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di depan matanya, dan tidak akan datang kepadanya dari dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya." (HR. Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan bagaimana orientasi hidup seseorang dapat mempengaruhi ketenangan hatinya.

3 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Hati yang Tidak Tenang Menurut Islam

Islam menawarkan berbagai cara untuk mengatasi kegelisahan hati dan menemukan ketenangan batin. Berikut adalah beberapa metode yang dianjurkan:

1. Memperbanyak Dzikir

Dzikir, atau mengingat Allah, adalah salah satu cara paling efektif untuk menenangkan hati menurut ajaran Islam. Dzikir bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, atau membaca Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Anfal ayat 2:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Innamal-mu`minūnallażīna iżā żukirallāhu wajilat qulūbuhum wa iżā tuliyat 'alaihim āyātuhū zādathum īmānan wa 'alā rabbihim yatawakkalūn

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."

Ayat ini menunjukkan bagaimana mengingat Allah dapat memperkuat iman dan membawa ketenangan kepada hati orang-orang yang beriman.

2. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dapat membantu menenangkan hati. Ini termasuk melaksanakan shalat dengan khusyuk, berpuasa, membaca Al-Qur'an, dan melakukan amalan-amalan sunnah lainnya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Shalat adalah penenang hatiku." (HR. An-Nasa'i)

Hadits ini menunjukkan bagaimana ibadah, khususnya shalat, dapat menjadi sumber ketenangan bagi hati seorang Muslim.

3. Bertaubat dan Istighfar

Bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah (istighfar) adalah cara untuk membersihkan hati dari dosa dan menemukan kembali kedamaian batin. Allah SWT berfirman dalam Surah Hud ayat 3:

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

Wa anistagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi yumatti'kum matā'an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallaw fa`innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin kabīr

Artinya: "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat."

Ayat ini menunjukkan bahwa dengan bertaubat dan memohon ampunan, seseorang dapat menemukan kenikmatan dan ketenangan dalam hidupnya.

4. Meningkatkan Tawakkal

Meningkatkan tawakkal atau berserah diri kepada Allah dapat membantu mengurangi kecemasan dan kekhawatiran. Ini berarti meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah dan bahwa Dia akan selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Ali 'Imran ayat 160:

إِن يَنصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم مِّن بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Iy yanṣurkumullāhu falā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum faman żallażī yanṣurukum mim ba'dih, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minūn

Artinya: "Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal."

Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bertawakkal kepada Allah dalam segala situasi.

5. Menjaga Pergaulan

Menjaga pergaulan dengan orang-orang yang saleh dan menghindari lingkungan yang dapat membawa pengaruh buruk juga penting untuk menjaga ketenangan hati. Rasulullah SAW bersabda:

"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan pentingnya memilih teman dan lingkungan yang baik untuk menjaga ketenangan hati dan pikiran.

4 dari 5 halaman

Manfaat Memiliki Hati yang Tenang

Memiliki hati yang tenang membawa banyak manfaat bagi kehidupan seorang Muslim, baik secara spiritual maupun psikologis. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memiliki hati yang tenang:

1. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Dengan hati yang tenang, seseorang dapat melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk dan fokus. Ini memungkinkan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT dan merasakan makna sebenarnya dari ibadah yang dilakukan.

2. Memperkuat Iman

Ketenangan hati membantu seseorang untuk lebih mudah menerima dan menjalankan ajaran agama. Ini dapat memperkuat iman dan keyakinan terhadap Allah SWT dan ajaran Islam.

3. Meningkatkan Kesehatan Mental

Hati yang tenang berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik. Ini dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup sehari-hari.

4. Memperbaiki Hubungan Sosial

Orang dengan hati yang tenang cenderung lebih sabar dan bijaksana dalam berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan sosial, baik dalam keluarga maupun masyarakat.

5. Meningkatkan Produktivitas

Dengan pikiran yang jernih dan hati yang tenang, seseorang dapat lebih fokus dan produktif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari.

5 dari 5 halaman

Kesimpulan

Ketenangan hati merupakan aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Memahami penyebab hati tidak tenang menurut Islam dan cara mengatasinya dapat membantu kita mencapai keseimbangan spiritual dan emosional yang lebih baik. Dengan memperkuat iman, meningkatkan ibadah, bertaubat, dan bertawakkal kepada Allah SWT, kita dapat menemukan kedamaian batin yang sejati.

Penting untuk diingat bahwa mencapai ketenangan hati adalah sebuah proses yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Setiap orang mungkin menghadapi tantangan yang berbeda dalam perjalanan spiritualnya, namun dengan terus berusaha dan berserah diri kepada Allah, kita dapat meraih ketenangan hati yang diidamkan.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami dan mengatasi penyebab hati tidak tenang menurut ajaran Islam. Mari kita terus berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menemukan kedamaian sejati dalam hidup kita.

Produksi Liputan6.com