Rusia Tak Ingin Krisis Ukraina Jadi Perang Dingin

Juru Bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengecam negara-negara Barat dan membela aksi Rusia di Ukraina.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 08 Mar 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2014, 06:00 WIB
Konflik Ukraina (Liputan6 TV)
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Moskow - Juru Bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengecam negara-negara Barat dan membela aksi Rusia di Ukraina. Namun Paskov berharap perbedaan sikap antara Rusia dan negara-negara Barat itu tidak menciptakan Perang Dingin baru.

"Perbedaan pendapat yang sangat mendalam yang bersifat konseptual antara Rusia dan Uni Eropa dan Amerika Serikat telah terdaftar," kata Peskov dikutip Reuters, Jumat (7/3/2014).

"Tapi masih ada harapan... bahwa beberapa poin kesepakatan dapat ditemukan sebagaai hasil dialog-yang belum ditolak teman kami," tambah dia.

Saat ditanya apakah Barat dan Timur tengah memasuki Perang Dingin, Peskov menjawab, "Saya percaya bahwa itu belum dimulai dan saya ingin percaya itu tidak akan mulai."

Peskov berharap dialog antara Rusia dan Ukraina dengan negara-negara Barat sebagai mediator. Menurut dia, negara-negara Barat telah gagal menindaklanjuti mkesepakatan damai pada 21 Februari yang lalu.

Peskov juga mengatakan Rusia bukanlah aktor di balik manuver pemimpin di Crimea. Meskipun wilayah itu banyak dihuni orang-orang yang berlatar belakang Rusia. Namun Rusia khawatir akan terjadi kekerasan etnik di Crimea itu.

Dia juga membantah aksi Rusia di Crimea sebagai upaya perluasan wilayah. "Pengumpulan wilayah dalam gaya berabad-abad lalu tidak mungkin," tutur Peskov.

Crimea merupakan wilayah paling panas dalam krisis Ukraina. Setelah tergulingnya Presiden Ukraina Viktor Yanukovich, Rusia mengirim tentara ke Crimea. Rusia berdalih melindungi kepentingannya.

Baca juga:

PM Ukraina: Referendum Crimea Ilegal

Blokade Pelabuhan Ukraina, Rusia 'Parkir' Kapal Tua di Pintu Masuk

Mau Pisah dari Ukraina dan Gabung ke Rusia, Crimea Dikecam AS

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya