Liputan6.com, Jakarta- Hilangnya pesawat Malaysia Airlines Boeing 777-200 MH370 yang mengangkut 239 penumpang tak pelak mengingatkan kembali tragedi Adam Air Boeing 737-400 PK-KKW pada 2007 yang merenggut nyawa 102 penumpang. [Baca:Â Perbandingan Malaysia Airlines dengan Adam Air yang Hilang Misterius]
Memasuki hari keenam pencarian, pesawat Malaysia Airlines dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Sabtu 8 Maret 2014 belum ditemukan. Tanda-tanda atau petunjuk signifikan juga belum didapat. Sedangkan saat Adam Air Hilang pada 1 Januari 2007, potongan sudah ditemukan 3 hari kemudian.
Penyelidik senior Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Prof. Dr. Mardjono Siswosuwarno, yang menangani hilangnya Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007, mengatakan, kunci utama adalah plot radar yang diambil dari empat atau lima titik.
Dari titik-titik tersebut kemudian ditentukan kira-kira titik terakhir yang menjadi lokasi hilangnya pesawat terbang dalam penerbangan dari Surabaya ke Manado.
"Kemudian ada search (pencarian) kapal laut maupun udara. Yang sangat menguntungkan adalah ditemukannya potongan elevator yang menyangkut dijaringnya nelayan," ujar Profesor Mardjono, Kamis (13/03/2014), seperti dimuat BBC Indonesia.
Dia menjelaskan, penemuan potongan tersebut terjadi pada hari ketiga setelah pesawat Adam Air dinyatakan hilang. Kemudian pada hari kelima, meja makan dari pesawat ditemukan.
Beberapa pekan kemudian, pemerintah Indonesia mendatangkan kapal khusus Amerika Serikat yang ditempatkan di Filipina. Kapal tersebut menggunakan sonar dan hydrophone untuk menangkap ULC Underwater Locator Beacon atau pinger.
"Alat itu menempel pada black boxes dan memancarkan terus menerus suara ping, ping, ping selama 30 hari. Nah dari itu ditangkap," papar Mardjono.
Dia menambahkan, fokus pencarian itu akhirnya membuahkan hasil karena tim pencari akhirnya berhasil menemukan lokasi pesawat terbang di kedalaman sekitar 2.000 meter dari permukaan.
Hal itu terjadi pada 27 Agustus 2007, atau sekitar 8 bulan kemudian setelah pesawat hilang, kotak hitam Adam Air ditemukan di Perairan Majene, Sulawesi Barat. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR), juga ditemukan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder atau VCR di kedalaman 2.000 meter.
Berdasarkan rekaman kotak hitam, KNKT menyimpulkan bahwa Adam Air jatuh ke laut menabrak permukaan air laut lalu terbelah dua. Kecelakaan itu disebabkan oleh cuaca buruk dan kerusakan alat navigasi.
Sementara itu, pada kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, otoritas Malaysia awalnya memusatkan pencarian di wilayah Laut China Selatan, tempat kira-kira pesawat melakukan kontak terakhir dengan menara pengawas.
Beberapa hari kemudian, upaya pencarian diperluas dan bahkan dialihkan ke Selat Malaka atas dugaan pesawat berbalik arah menuju Kuala Lumpur. Juga adanya dugaan pesawat belok ke barat setelah melintasi Kota Bharu, Malaysia.
Namun kemudian muncul kebingungan setelah Kepala Angkatan Udara Malaysia Rodzali Daud membantah pernyataan bahwa pesawat Malaysia Airlines yang hilang terlacak radar militer Selat Malaka atau menjauh dari rute penerbangan ke Beijing.
Daud menyebut laporan yang sebelumnya media katakan berasal dari dirinya itu tidak benar, meski ada kemungkinan bahwa pesawat sempat balik arah.
Hingga hari keenam pencarian, jejak pesawat Malaysia Airlines belum juga ditemukan meskipun dilakukan pencarian skala besar yang melibatkan belasan negara.
Menurut penyelidik senior KNKT Mardjono, benda-benda yang diperkirakan bakal muncul ke permukaan apabila pesawat MH370 benar jatuh ke laut, yakni kepingan pesawat, tempat duduk dan tempat makan. Adapun koper, tas dan baju biasanya sudah hancur. (Muhammad Ali)
Baca juga: