Liputan6.com, Kabul - Sejumlah pemimpin dunia memuji pemilihan umum presiden di Afghanistan dengan mendeskripsikannya sebagai pemungutan suara yang sukses. Lebih dari 7 juta dari 12 juta warga yang memiliki hak pilih ikut berpartisipasi dalam pemilu presiden pertama melalui kotak suara, Sabtu 5 April kemarin.
Namun, ada sejumlah laporan mengenai kurangnya kertas suara dan kekerasan yang sporadis di seluruh negeri. Hujan lebat mungkin juga membuat sejumlah warga di daerah tertentu mengurungkan niat mereka untuk mencoblos.
Tak kurang dari Presiden Hamid Karzai, yang sesuai konstitusi dilarang mencalonkan diri kembali untuk jabatan periode ketiga, menyatakan pemilu ini adalah keberhasilan bagi Afghanistan sebagai sebuah bangsa.
"Meskipun cuaca dingin dan hujan, serta kemungkinan ada serangan teroris, Saudara-saudari kita telah mengambil bagian dalam pemilu dan partisipasi mereka merupakan langkah maju, dan itu adalah keberhasilan bagi Afghanistan," ujarnya seperti dilansir BBC, Minggu (6/4/2014).
Sebelumnya, sebuah operasi besar-besaran diluncurkan untuk menggagalkan upaya Taliban yang bersumpah untuk mengacaukan pemilu. Keamanan ditingkatkan di beberapa daerah seiring munculnya ancaman itu.
Dengan keberhasilan ini, pujian juga datang dari Presiden AS Barack Obama. "Kami memuji orang-orang Afghanistan, pasukan keamanan, dan petugas pemilu dalam pemungutan suara hari ini. Pemilihan ini sangat penting untuk mengamankan masa depan demokrasi di Afghanistan, serta berlanjutnya dukungan internasional," tegasnya.
Demikian pula dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague yang mengatakan, "Ini merupakan prestasi besar bagi rakyat Afghanistan bahwa begitu banyak pemilih, pria dan wanita, tua dan muda, telah berpartisipasi dalam jumlah yang besar, meskipun adanya ancaman kekerasan."
Yang jelas, saat ini 8 kandidat presiden yang bertarung untuk menggantikan Hamid Karzai, tengah menunggu hasil pemungutan suara yang diharapkan akan keluar dalam beberapa hari ke depan. (Raden Trimutia Hatta)
you came from the stars episode 5