Bintang Paling Terang dan Dekat dengan Bumi Ditemukan

Bintang ini 4 kali lebih panas dan 3.400 kali lebih terang dari matahari.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 12 Mei 2014, 01:37 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2014, 01:37 WIB
Bintang Paling Terang dan Dekat dengan Bumi Ditemukan
Bintang ini 4 kali lebih panas dan 3.400 kali lebih terang dari matahari. (Sebagian bintang penghuni Bimasakti/News.com.au)

Liputan6.com, Salt Lake City - 1 Lagi bintang hipercepat (hypervelocity star atau HVS) ditemukan di antara gemerlap Galaksi Bimasakti (Milky Way) baru-baru ini. Kecepatan bintang langka itu melebihi matahari. Merupakan bintang HVS kedua yang memiliki cahaya paling terang dan terbesar dari 20 yang pernah ditemukan. 4 Kali lebih panas dan 3.400 kali lebih terang dari matahari.

Para peneliti memprediksi, hanya ada 1 bintang HVS setiap 100 ribu tahun sekali. Jika matahari berusia 4,6 miliar tahun, maka bintang baru bernama LAMOST-HVS1 ini lahir sekitar 32 juta tahun lalu. Masih lebih muda.

Dikutip dari laman News.com.au, Senin dini hari (12/5/2014) bintang tipe HVS merupakan bintang yang biasanya berpasangan dan saling mengorbit satu sama lain. Serta bisa menjangkau hingga sangat dekat dengan lubang hitam supermasif yang berada di pusat Bimasakti.

Tarikan gravitasi dari lubang hitam setara dengan massa 4 juta bintang seperti matahari. Tak ada sesuatu pun, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya.

Jarak LAMOST-HVS1 dari bumi sekitar 42 ribu tahun cahaya. Menjadikannya bintang yang terdekat dengan bumi sejauh ini. Sementara kecepatannya hampir 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bintang biasa yang hanya sekitar 500 ribu mil per jam terhadap sistem tata surya kita.

LAMOST-HVS1 memiliki kecepatan 1,4 juta mil per jam terhadap sistem tata surya kita. Sementara kecepatan relatifnya terhadap pusat Galaksi Bimasakti mencapai 1,1 mil per jam.

Penemuan bintang baru ini didapat saat peneliti-peneliti dari University of Utah tengah melakukan survei menggunakan Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope (LAMOST). Ini pulalah yang menjadi alasan penamaannya. Lokasi penelitiannya di Stasiun Observasi Xinglong Badan Astronomi China, sekitar 110 mil di timur laut Beijing, China.

Alat ini memiliki lebar 13,1 kaki dan terdiri dari 4 ribu serat optik. Dengan LAMOST, gelombang cahaya atau spectra dari sekitar 4 ribu bintang dapat terbaca sekaligus. Yang mampu menguak informasi mengenai kecepatan, temperatur, daya terang, dan ukuran suatu bintang. Tujuan survei LAMOST ini yakni, mempelajari distribusi bintang di Bimasakti dan juga menguak struktur dari galaksi ini.

Sebelum LAMOST-HVS1, ada bintang HVS lain, yakni HE 0437-5439 yang ditemukan pada 2005 dan HD 271791 pada 2008. "Namun hanya HD 271791 yang lebih terang dari LAMOST-HVS1 jika dilihat dari bumi," kata astronom China yang juga tim peneliti dari Amerika Serikat Zheng Zheng.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya