Pesawat Era Perang Dingin Terkuak di Bawah Lapisan Salju

Kemajuan teknologi membantu manusia untuk mengungkapkan banyak hal terkait sejarahnya sendiri.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 09 Jun 2014, 15:01 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2014, 15:01 WIB
Reruntuhan Pesawat Perang Dingin Ditemukan di Kutub Utara
Kemajuan teknologi membantu manusia untuk mengungkapkan banyak hal terkait sejarahnya sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Di tahun 1947, suatu pendaratan darurat pesawat militer Amerika Serikat menyisakan reruntuhan yang masih terawetkan dalam lapisan es yang terpencil di barat laut Greenland.

Suatu foto udara yang diterbitkan oleh Pengamatan Bumi (Earth Observatory) NASA, sebagaimana dikutip Liputan6.com dari LiveScience (06/06/2014), menunjukkan puing-puing pesawat B-29 Superfortress yang dinamai Kee Bird, yang pada waktu itu sedang dalam perjalanan menuju Kutub Utara untuk tugas sangat rahasia di masa Perang Dingin.

Setelah diterpa cuaca buruk dan kehabisan bahan bakar, pesawat itu melakukan pendaratan darurat di suatu danau beku di bawah salju tebal. Para awak pesawat bertahan selama 3 hari di dalam hutan tundra sebelum akhirnya diselamatkan.

Empat puluh tahun kemudian, pilot uji Darryl Greenamyer bersama timnye mencoba memperbaiki pesawat tempur itu, tapi pesawat itu terbakar dan tim tersebut membatalkan maksud mereka.

Sekarang, setelah lebih dari 50 tahun pendaratan Kee Bird, es dan salju yang terbawa angin terus mengubur sisa-sisa bangkai pesawat itu.

Foto yang tersedia diambil menggunakan kamera digital yang menempel di pesawat P-3 Orion milik NASA pada tanggal 1 Mei lalu. Pesawat penelitian ini merupakan bagian dari Operasi IceBridge, yaitu misi 8-tahun NASA yang dimulai di tahun 2009 dan memulai kampanyenya di Kutub Utara sejak bulan Maret lalu.

Operasi IceBridge melakukan survei atas gletser, lapisan es, dan es lautan di Kutub Utara dan Kutub Selatan untuk memantau bagaimana es kutub berubah menurut waktu. Para ilmuwan menggunakan peralatan yang terpasang di pesawat sayap tetap, misalnya radar, laser dan sistem pemetaan digital (Digital Mapping System—DMS), yang mengambil gambar Kee Bird.

Misi ini seringkali mengambil gambar-gambar dan menemukan benda-benda di bawah es. Di bulan Agustus 2013, para peneliti IceBridge menemukan ngarai terpanjang di planet bumi di bawah lapisan es di Greenland. Kedalaman ngarai ini hingga 800 meter dan lebarnya hingga 10 kilometer, kira-kira seukuran Grand Canyon di Amerika Serikat.

Kalau bicara soal Kutub Utara, penanda seperti Kee Bird memberikan sentuhan cantik kepada suasana lingkungan yang kelam.

“Ketika menghabiskan waktu delapan jam sehari, lima jam seminggu menatap lapisan es yang kosong dan menyilaukan, sesuatu yang menarik dilihat menjadi pemandangan yang menyenangkan,” kata John Sonntag, seorang peneliti untuk Wallop Flight Facility NASA, kepada Pengamatan Bumi. Sonntag telah mengumpulkan foto-foto Kee Bird sejak awal tahun 1990.

Suatu gambar lain yang juga dterbitkan oleh Pengamatan Bumi, menunjukkan Kee Bird dan bayangan pesawat P-3 Orion di atas puing-puingnya. Pimpinan kampanye IceBridge, Michael Studinger, mengambil foto tersebut. Menurut Pengamatan Bumi, garis-garis tipis di es di sekitar Kee Bird sepertinya merupakan jejak-jejak beruang kutub di wilayah tersebut. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya