Isak Tangis Keluarga Korban di Lokasi Jatuhnya Pesawat TransAsia

Tim penyelidik masih mencari tahu penyebab pasti kecelakaan pesawat yang mengangkut 58 orang itu.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Jul 2014, 14:51 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2014, 14:51 WIB
Pesawat TransAsia Airways Timpa Pemukiman Padat Penduduk
Beberapa personil tim penyelamat mencari korban jatuhnya pesawat TransAsia Airways di sekitar pemukiman padat penduduk di Pulau Pengu, Taiwan, (24/7/2014). (REUTERS/Pichi Chuang)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 48 orang tewas dalam kecelakaan pesawat TransAsia Airways di Penghu, Taiwan pada Rabu, 23 Juli 2014. 10 penumpang lainnya dinyatakan selamat.

Sekitar 100 tim penyelamat, termasuk petugas pemadam kebakaran dan tentara menuju lokasi untuk mengevakuasi mayat penumpang dari puing-puing pesawat dan bangunan apartemen.

Sejumlah anggota keluarga dan kerabat korban, termasuk orangtua dan anak-anak berkumpul di lokasi kejadian. Mereka menangis, menunggu kepastian apakah sanak-saudaranya tewas dalam tragedi tersebut.

Relawan yang berada di lokasi kejadian turut menghibur dan membantu proses identifikasi korban pada keluarganya dengan memasang foto-foto korban di dinding.

Sementara kerabat lain yang berada di wilayah lain telah berada di bandara Kaohsiung dan Taipei untuk menaiki pesawat menuju Penghu.

Seorang ibu langsung menuju lokasi kejadian setelah mengetahui putrinya selamat dari peristiwa itu.

"Putri saya menelepon saya, dia berkata ibu.. pesawat saya jatuh," katanya. Putrinya memanjat keluar dari dalam pesawat dan meminjam telepon dari orang lain untuk menghubungi saya, seperti yang Liputan6.com kutip dari Channel News Asia (24/07/2014).

Kepala pemadam kebakaran daerah Penghu, Hsu Wen-Kuang mengatakan, butuh 1 jam bagi petugas pemadam untuk memadamkan api yang menyala akibat pesawat menabrak apartement.

Hingga saat ini, tim penyelidik masih mencari tahu penyebab pasti kecelakaan, termasuk alasan mengapa pesawat tetap terbang di saat cuaca buruk.

Sebagai bentuk itikad baik, pihak Maksapai TransAsia berencana akan memberikan kompensasi kepada keluarga korban meninggal sebesar NT $1.000.000 ($33.000) dan NT $200.000 kepada korban luka-luka.

Pesawat yang dikemudikan pilot Lee Yi-liang (60) dan Ko-pilot Chiang Kuan-hsin (39) menabrak sebuah apartemen setelah gagal melakukan pendaratan darurat kedua.

Diduga pendaratan darurat dilakukan akibat terhalang hujan dan angin kencang akibat topan Matmo. (Imel Pebreyanti/Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya