Jelang Tenggat Pembubaran, Demonstran Hong Kong Tidur di Jalan

Ratusan pengunjuk rasa prodemokrasi tidur di jalanan Hong Kong menjelang batas waktu agar mereka membubarkan diri pada Senin 6 Oktober 2014.

oleh Anri Syaiful diperbarui 06 Okt 2014, 05:39 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 05:39 WIB
Pengunjuk rasa prodemokrasi di Hong Kong
Pengunjuk rasa prodemokrasi di Hong Kong. (Reuters).

Liputan6.com, Hong Kong - Sehari menjelang tenggat pembubaran, para demonstran prodemokrasi masih bertahan di lokasi unjuk rasa. Pada Minggu malam 5 Oktober 2014, ratusan pengunjuk rasa bahkan memilih bertahan dengan tidur di jalanan Hong Kong, pusat pemerintahan wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.

Seperti diwartakan BBC yang dikutip Liputan6.com, Senin (6/10/2014), banyak pihak memperkirakan Kepolisian Hong Kong akan memaksa mereka membubarkan diri. Namun hingga dini hari tadi, belum ada tanda-tanda tindakan dari pihak berwenang.

Unjuk rasa prodemokrasi telah berlangsung selama 8 hari. Ini membuat lokasi demonstrasi di sejumlah jalan protokol kawasan pusat kota nyaris lumpuh. Hanya saja sejak kemarin jumlah pengunjuk rasa yang turun ke jalan menurun tajam.

Wartawan BBC melaporkan sebagian ingin tetap menggelar aksi untuk mendapatkan hasil yang nyata. Sementara, sebagian demonstran yang takut dengan gas air mata, peluru karet, dan penangkapan berpendapat sudah saatnya untuk mengambil jalan dialog.

Kemarin, pihak berwenang sudah menegaskan bahwa kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah akan buka pada Senin ini. Ketua Eksekutif Hong Kong, CY Leung sudah meminta mereka membubarkan diri. Ia bahkan menegaskan polisi memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan guna memulihkan ketertiban sosial.

Pengunjuk rasa menentang rencana China yang menetapkan calon dalam pemilihan umum. Sejauh ini telah ada isyarat dari kedua belah pihak untuk menggelar perundingan.

Baik pemerintah dan kelompok pengunjuk rasa sudah memberikan indikasi mereka siap untuk melakukan pembicaraan guna mencari jalan keluar dari kebuntuan yang terjadi selama sepekan lebih.

Aksi protes prodemokrasi ini menentang rencana pemerintah China untuk menetapkan calon yang akan dipilih dalam pemilihan Ketua Eksekutif Hong Kong pada 2017 mendatang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya