Teriakan Terakhir Pilot Saat Air France 447 Celaka: Matilah Kita!

Dilaporkan, salah satu penerbang meneriakkan, "F*** we're dead", sebelum Air France 447 jatuh dan tenggelam di Atlantik.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 14 Okt 2014, 13:17 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2014, 13:17 WIB
Metode Matematika Pengungkap Lokasi Pesawat Air France AF447
Puing Pesawat Air France AF447 (Telegraph)

Liputan6.com, Paris - Pesawat  Air France Penerbangan 447 yang membawa 228 orang celaka di Lautan Atlantik pada 1 Juni 2009. Laporan terbaru menyebut, berdasarkan kotak hitam, terungkap kata-kata terakhir pilot kapal terbang nahas itu.

Dilaporkan, salah satu penerbang meneriakkan, "F*** we're dead", sebelum Air France 447 jatuh dan tenggelam di Atlantik.

Detail yang terungkap dari investigasi terbaru dimuat di majalah Vanity Fair, termasuk rekaman percakapan terakhir di kokpit.

Juga disebutkan, 2 dari 3 pilot yang ada di pesawat sedang tertidur, saat Airbus 330 itu menghadapi masalah akibat badai tropis dalam perjalanan dari Paris, Prancis menuju Rio de Janeiro, Brasil.

Pierre-Cedric Bonin (32), 'anak bawang' yang baru mencatatkan ratusan jam terbang ditinggalkan sendirian di belakang kemudi, sementara kapten penerbang, Marc Dubois (58) dan pilot  David Robert (37) sedang tidur. Demikian dilaporkan Vanity Fair, seperti dikutip dari TVNZ, Selasa (14/10/2014).

Sang kapten diduga hanya tidur sejam malam sebelumnya, ia disebut-sebut menghabiskan waktunya dengan teman seperjalanannya, pramugari yang tak sedang bertugas (off-duty) sekaligus penyanyi opera. 

"Seandainya kapten berada di posisinya ketika menghadapi Intertropical Convergence Zone (ITCZ), paling-paling tidurnya hanya terganggu tak lebih dari 15 menit. Dan dengan pengalamannya itu, kisah pesawat itu mungkin akan berakhir beda," kata kepala penyelidik Alain Bouillard seperti dikutip Vanity Fair, yang Liputan6.com kutip dari News.com.au.

ITCZ adalah garis atau zona yang berkaitan dengan pusat sirkulasi siklonik yang memiliki tekanan udara yang sangat rendah dari daerah sekitarnya dan berada di antara dua cekungan equatorial

"Namun, aku tak yakin faktor kelelahan menyebabkan dia meninggalkan (kokpit). Itu lebih merupakan perilaku biasa, bagian dari budaya para pilot di Air France. Bahwa ia meninggalkan kokpit bukanlah pelanggaran aturan."

Berdasarkan penyelidikan, pesawat diduga mengalami kehilangan daya angkat, sementara sensor kecepatan tak berfungsi. Namun, alih-alih mengikuti prosedur dengan menurunkan hidung pesawat, si pilot junior itu justru menaikkannya.

Pilot Dubois akhirnya muncul di kokpit, 1 menit 38 detik sebelum kejadian nahas terjadi. Namun, sungguh terlambat.

Pilot kedua, David Robert terdengar berteriak, "Kita akan celaka! Ini tak benar! Apa yang terjadi."

Lalu, sebuah teriakan -- entah dari Robert atau pilot junior Bonin -- menjadi penutup sesaat sebelum pesawat celaka.  "F***, we're dead" -- Sialan, matilah kita!

Bantahan Air France



Sementara seperti dimuat situs The Independent, pihak Air France membantah, 2 pilot seniornya sedang tidur saat pesawat Penerbangan  447 mengalami gangguan di atas Lautan Atlantik.

"Laporan tersebut sama sekali tak akurat dan fitnah belaka, yang menyebut 2 dari 3 pilot AF447 tertidur saat pesawat memasuki awan berisi kristal es yang menyebabkan rusaknya instrumen informasi kecepatan," kata salah satu juru bicara Air France kepada  Irish Independent.

Ia menambahkan, berdasarkan penyelidikan, 2 kopilot berada di kokpit saat kejadian. "Sekitar 1 menit 38 detik kemudian, kapten berada di kokpit, bersama 2 kopilotnya."

Butuh waktu berhari-hari sebelum puing  AF447 ditemukan di wilayah terpencil Samudera Atlantik. Dan diperlukan waktu 2 tahun sampai bangkai Air France berhasil diangkat. (Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya