PM Kanada: Penembakan di Gedung Parlemen Buat Negara Semakin Kuat

Perdana Menteri (PM) Kanada Stephen Harper angkat bicara soal serangkaian serangan yang terjadi di negaranya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 23 Okt 2014, 11:03 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 11:03 WIB
PM Kanada Stephen Harper.
PM Kanada Stephen Harper. (Reuters)

Liputan6.com, Ottawa - Perdana Menteri (PM) Kanada Stephen Harper angkat bicara soal serangkaian serangan yang terjadi di negaranya. Ia menegaskan, aparat keamanan akan melakukan segala cara untuk membasmi dan mencegah semua aksi teror.

Selain itu, orang nomor satu di Pemerintahan Kanada ini menyebut, penyerangan -- termasuk di Gedung Parlemen -- tersebut tidak akan membuat Kanada tertekan.

"Biar tidak ada kesalahpahaman, kami sama sekali tidak terintimiadasi. Kanada tidak akan terintimidasi," sebut Harper seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/10/2014).

"Dalam kenyartaannya, hal ini akan membuat kami lebih kuat dalam upaya yang nantinya akan diambil untuk mengidentifikasi dan melawan semua ancaman agar semua warga merasa aman berada di rumahnya," sambung dia.

Walau mengatakan Kanada tidak akan merasa tertekan, Harper menyatakan serangan ini adalah bukti bahwa negara itu kebal dengan aksi teror. Oleh sebab itu, ke depannya pengetatan keamanan adalah hal vital yang harus disoroti secara serius.

"Serangan kepada anggota keamanan dan institusi kami merupakan serangan yang sangat natural kepada negara, nilai, lingkungan dan masyarakat Kanada," sebut dia.

Kondisi keamanan di Kanada tengah dalam fase krisis. Hal ini terjadi setelah aksi teror dilancarkan di Tugu Peringatan Perang dan di dalam Gedung Parlemen Kanada. Serangan tersebut menyebabkan seorang tentara  meregang nyawa.

Insiden ini pun terjadi beberapa jam setelah Kanada menaikkan status kewaspadaan terorismenya dari rendah ke menengah, setelah seseorang yang baru berpindah keyakinan dibunuh oleh polisi di Quebec karena menabrak 2 tentara dengan mobilnya.  (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya