Liputan6.com, Gaza - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan menerapkan sejumlah kebijakan baru yang keras, untuk mencegah yang disebutnya sebagai serangan teroris.
Hal itu ditegaskan Netanyahu kepada anggota Partai Likud pimpinannya, seperti dilansir BBC, Senin 10 November 2014.
Pekan lalu, Netanyahu mengumumkan bisa menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Jerusalem, yang telah melancarkan serangan terhadap Israel, setelah Yerusalem timur dilanda berbagai aksi kekerasan.
Penegasan kebijakan yang tegas itu disampaikan menyusul penikaman seorang tentara di sebuah stasiun kereta api yang sibuk di Tel Aviv. Tentara tersebut kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Seorang juru bicara polisi mengatakan sudah menangkap penyerangnya, seorang warga Palestina yang berasal dari kota Nablus, Tepi Barat.
Selain langkah penghancuran rumah penyerang di Jerusalem, Netanyahu juga meminta agar para penyerang mempertimbangkan untuk pindah ke Tepi Barat atau Jalur Gaza.
Ketegangan di Yerusalem timur antara lain dipicu oleh ditembaknya seorang pegiat Yahudi, Yehuda Glick, yang menderita cedera di bagian perut dan dada karena luka tembak.
Polisi kemudian membunuh penyerangnya di rumahnya, yang memicu kemarahan warga Palestina. Sehingga marak bentrok antara tentara Israel dan pengunjuk rasa.