Puing Pesawat MH17 Mulai Dievakuasi

Kepingan pesawat tersebut dipotong-potong dan diangkut ke truk dengan menggunakan crane.

oleh Muhammad Ali diperbarui 16 Nov 2014, 21:12 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 21:12 WIB
MH17
Puing MH17 mulai dievakuasi. (bbc.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Setelah mengalami penundaan selama 4 bulan, puing-puing pesawat Airlines MH17 mulai diangkut para pekerja. Pesawat MH17 itu hancur setelah diduga terhantam peluru kendali antipesawat saat terbang di zona perang di Ukraina timur pada Juli lalu.

Pekerja terlihat memotong bagian bangkai dari pesawat tersebut. Usai itu, kepingan-kepingan besi itu diangkut ke truk dengan menggunakan crane. Akses ini sebelumnya sulit ditembus lantaran dibatasi oleh pemberontak akibat konflik di Ukraina.

Operasi pemulihan yang diharapkan telah memakan beberapa hari. Dewan Keselamatan Belanda mengatakan, puing-puing akan diangkut ke Belanda untuk penyelidikan.

"Puing-puing akan membantu penyelidikan penyebab kecelakaan," kata dewan dalam sebuah pernyataan yang dikutip BBC, Minggu (16/11/2014).

Dia juga menambahkan bahwa ia berniat untuk merekonstruksi bagian dari pesawat tersebut.

Kepala Layanan Darurat di Donetsk, Alexander Kostrubitsky mengatakan, banyak jasad manusia telah ditemukan di bawah reruntuhan pesawat tersebut. Tim kementerian darurat Donetsk yang mengumpulkan puing MH17 itu bekerja di bawah pengawasan pejabat Belanda.

Awalnya pemerintah Belanda ingin mengevakuasi puing-puing itu sendiri. Namun akhirnya pemerintah menyetujui bekerja sama dengan kementerian darurat setempat lantaran takut keselamatan staf mereka di daerah konflik.

Juru bicara Dewan Keamanan Belanda Wim van der Weegen mengatakan, lantaran lokasi kejadian berada di daerah konflik, timnya tidak berniat mengangkut sendiri semua reruntuhan pesawat nahas tersebut.

"Dewan telah mengidentifikasi bagian yang terpenting dari puing-puing itu untuk dilakukan penyelidikan dan akan memprioritaskan pemulihan kasus ini," tambah Wim.

Sebagian dari mereka yang meninggal dalam bencana itu merupakan warga negara Belanda dan pemerintah Belanda telah memimpin penyelidikan kejadian ini.

Ahli Belanda sebelumnya tiba di lokasi kecelakaan dekat desa Grabove Selasa 11 November 2014 pagi. Namun ia tidak dapat memulai upaya pengangkutan puing lantaran tidak ada kesepakatan telah dicapai dengan kelompok pemberontak lokal.

Meskipun sang ahli itu belum menetapkan penyebab pasti kecelakaan tersebut, Ukraina dan negara-negara Barat menuding pemberontak pro-Rusia yang menembak pesawat jatuh dengan rudal buatan Rusia. Tuduhan itu pun dibantah Rusia.

Sebagian besar pemimpin G20 KTT fokus pada posisi pemimpin Rusia Vladimir Putin terkait konflik Ukraina. Yang mana pemimpin Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengkritik Putin.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya