Paus Fransiskus Peringatkan Munculnya Darurat Sosial di Eropa

Keadaan darurat sosial bisa muncul di kota-kota Eropa jika warga setempat dan kaum pendatang tidak bekerja sama meredakan ketegangan.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Nov 2014, 05:46 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2014, 05:46 WIB
Paus Francis 2
Foto: Huffington Post

Liputan6.com, Jakarta - Paus Fransiskus memperingatkan akan adanya keadaan darurat sosial di kota-kota Eropa jika warga setempat dan kaum pendatang tidak bekerja sama untuk meredakan ketegangan.

Hal itu disampaikan Paus dalam khotbah mingguannya di Alun-alun Santo Peter, Vatikan, Minggu 16 November, yang merujuk pada serangan sekelompok orang atas pusat penampungan pengungsi di Torre Sapienza, di dekat Roma pekan lalu. Paus juga mendesak agar warga setempat dan para pendatang bertemu untuk membahas situasi.

"Para warga dan pendatang datang bersama-sama dengan dengan perwakilan dari masing-masing lembaga dan bertemu di ruang paroki, untuk membicarakan tentang situasi," tutur Paus seperti dikutip BBC, Senin (17/11/2014).

"Adalah mungkin untuk berbicara, mendengarkan, merencanakan bersama dan cara itu akan mengatasi kecurigaan maupun prasangka serta bekerja sama menuju keberadaan bersama yang damai dan melibatkan semua orang," lanjut Paus.

Pekan lalu sebuah gedung yang menampung sekitar 50 pendatang dilempari batu dan dibakar selama 3 malam berturut-turut. Bentrokan sempat juga terjadi antara polisi dan para penyerang sebelum kerusuhan berhasil dihentikan.

Seruan Paus ini juga muncul bersamaan dengan persiapan pihak berwenang di Italia Selatan untuk memproses lebih dari 2.200 para pendatang yang diselamatkan dari beberapa perahu yang memasuki perairan mereka mulai dari Jumat malam hingga Minggu siang.

Italia melancarkan upaya penyelamatan para 'manusia perahu' lewat yang disebut Operasi Mare Nostrum mulai tanggal 1 November, yang diperkirakan telah menyelamatkan 150.000 pendatang yang terdampar di laut lepas.

Operasi itu dipuji oleh kelompok-kelompok kemanusiaan namun beberapa pemerintah Uni Eropa mengkritiknya karena dikhawatirkan akan mendorong arus pendatang dari kawasan Afrika ke Eropa.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya