Dokter Bedah Terinfeksi Ebola dari Afrika Meninggal di RS AS

Saat tiba di Amerika Serikat, dokter ahli bedah dari Sierra Leone, Afrika Barat, yang terkena Ebola sudah kritis.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Nov 2014, 09:34 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2014, 09:34 WIB
Positif Terpapar Ebola, Dokter Bedah Diterbangkan ke AS
Pria berusia 44 tahun itu diterbangkan dari Sierra Leone, Freetown, ke Nebraska Medical Center di Omaha usai dinyatakan positif ebola.

Liputan6.com, Nebraska - Nyawa dokter bedah dari Sierra Leone, Afrika Barat, yang diterbangkan kemudian dirawat di Amerika Serikat karena terkena Ebola tak terselamatkan. Ia akhirnya meninggal dunia.

"Pada Senin 17 November pagi waktu setempat, rumah sakit menyatakan pria 44 tahun yang terinfeksi ebola tersebut meninggal," demikian ucap Dr. Phil Smith dari RS Nebraska menjelaskan meninggalnya Dr. Martin Salia seperti dikutip dari BBC, Selasa (18/11/2014).

Martin Salia yang memiliki izin tinggal di AS dan menikah dengan seorang warga Amerika, tiba hari Sabtu (15 November) di rumah sakit di Omaha, Nebraska, dalam keadaan kritis. Ia bahkan sudah tidak bisa berjalan.

Dr Salia adalah orang kedua yang meninggal di Amerika Serikat, setelah warga Liberia, Thomas Eric Duncan, meninggal di Dallas bulan lalu karena terkena virus mematikan itu di Monrovia.

"Kami sangat sedih mengumumkan pasien ketiga yang kami rawat karena virus Ebola, Dr Martin Salia, telah meninggal dunia karena akibat lanjut penyakit," demikian isi pernyataan Pusat Kesehatan Nebraska.

Dr Salia diterbangkan dari ibu kota Sierra Leone, Freetown, ke Nebraska Medical Center di Negara Bagian Omaha, AS. Hasil tes menunjukkan dia positif mengidap Ebola.

Di Freetown, Salia bekerja sebagai dokter bedah di Rumah Sakit Kissy United Methodist. Belum jelas apakah di rumah sakit tersebut dia menangani pasien-pasien Ebola dan terjangkit.

Di Afrika Barat, lebih dari 5.000 orang meninggal karena wabah Ebola. (Tnt/Sun)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya