PM Jepang Bubarkan Parlemen

Pembubaran tersebut ditengarai agar pemilu sela di Negeri Matahari Terbit bisa diselenggarakan pada pertengahan Desember ini.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 21 Nov 2014, 15:07 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 15:07 WIB
Bantu Istri, Perdana Menteri Jepang Cuci Piring di Rumah
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan sang istri, Akie Abe (AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengambil langkah mengejutkan. Politisi dari Partai Demokratik Liberal (LDP) ini resmi membubarkan parlemen.

Pembubaran tersebut ditengarai agar pemilu sela di Negeri Matahari Terbit bisa diselenggarakan pada pertengahan Desember 2014. Sebelumnya, pemilu parlemen Jepang dijadwalkan berlangsung di 2016.

Pengumuman pembubaran, tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Rendah Jepang, Bunmei Ibuki, Jumat (12/11/2014) pagi, waktu setempat. Saat membacakan pengumuman itu, Ibuki menjelaskan, dalam waktu dekat, Abe akan segera menggelar konfrensi pers terkait pembubaran ini.

Dilansir dari BBC, keputusan pembubaran ini, tak bisa dipungkiri menjadi salah satu putusan paling mengejutkan dari Abe. Bahkan, sebagaian warga Jepang masih tidak habis pikir apa alasan yang melatar belakangi Abe mengambil keputusan itu.

Namun, beberapa pihak di Jepang meyakini keputusan yang diambil Abe sangat terkait dengan reformasi ekonomi dan penundaan kenaikan pajak yang akan dilancarkan suami dari Akie tersebut.

Meski didasari alasan jelas, akibat mengambil keputusan ini, Abe menghadapi satu kenyataan pahit. Partai tempatnya bernaung LDP dan dirinya, harus menerima penurunan popularitas di mata konstituen.

Walau begitu, Abe dan LDP sangat percaya, di Pemilu Sela nanti mereka akan merengkuh kemenangan. Apalagi, Abe berjanji di masa kampanye nantinya, ia siap menjelaskan soal strategi pembangunan baru yang akan diimplemetasikannya.

Abe dan LDP memang boleh percaya diri bahwa kemenangan akan mereka rengkuh. Tetapi, nampaknya upaya mereka demi mewujudkan cita-citanya itu harus dilakukan dengan upaya lebih keras.

Dari survei yang dilakukan salah satu koran terkemuka di Jepang, Asahi Shimbun, cuma 39 persen warga Negeri Sakura mau mendukung dalam menjalankan roda pemerintahan negara besar di Asia Timur ini. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya