Gempa 6,8 SR Getarkan Jepang Tengah

Namun Badan Meteorologi Jepang tidak mengeluarkan peringatan tentang tsunami setelah gempa berkekuatan 6,8 SR tersebut.

oleh Anri Syaiful diperbarui 22 Nov 2014, 22:08 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2014, 22:08 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Tokyo - Gempa bumi kembali mengguncang Jepang. Kali ini gempa dengan catatan awal 6,8 Skala Richter mengguncang Jepang tengah pada Sabtu malam.

"Guncangan panjang dirasakan dan dokumen-dokumen berjatuhan dari rak, tapi belum ada laporan tentang kerusakan," kata seorang pejabat di Desa Ogawa, Prefektur Nagano  dekat pusat gempa seperti dilansir NHK, Sabtu (22/11/2014) malam.

Namun NHK melaporkan Badan Meteorologi Jepang tidak mengeluarkan peringatan tentang tsunami. Dilaporkan pula, kereta-kereta api berkecepatan tinggi dihentikan. Namun sejauh ini belum ada laporan kerusakan serius dari gempa tersebut.

Sementara, Reuters mewartakan, guncangan dirasakan warga di ibukota Tokyo yang berjarak 110 kilometer dari pusat pusat gempa. Rumah-rumah mengalami kerusakan, namun belum dapat dipastikan jumlah korban luka. Gempa tersebut juga membuat laju kereta api super cepat dihentikan.

Sedangkan CNN memberitakan, gempa berkekuatan 6,8 SR itu berpusat di wilayah Nagano pada kedalaman 10 kilometer, terjadi pada Sabtu 22 November 2014 pukul 22.08 waktu setempat.

Juru Bicara Tokyo Electric Power Co (TEPCO), Kashiwazaki Kariwa, mengungkapkan tidak ada tanda-tanda penyimpangan di pabrik nuklirnya. Menurut dia, pemeriksaan dilakukan terhadap semua fasilitas pabrik, semua reaktor saat ini tidak dinyalakan.

Dua hari silam, seperti diberitakan NHK, gempa berkekuatan 5,3 SR juga melanda Jepang bagian utara. Namun saat itu tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa yang melanda Prefektur Fukushima itu.

Pada 11 Maret 2011, pesisir utara Jepang tersebut diguncang gempa bumi berkekuatan 9 SR atau yang terkuat yang pernah melanda Jepang. Gempa memicu tsunami besar. Tsunami tersebut menimbulkan krisis nuklir terburuk sejak insiden Chernobyl 25 tahun lampau. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya